Bagong Busana dan Atribut .I Semar

148 hasil penelitian ini dibuat, peneliti belum dapat mengetahui secara jelas mengapa Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum WKY ini memakai sepatu.

4.2.2.4 Bagong

Busana yang dikenakan Bagong gaya Yogyakarta koleksi museum SBY sama dengan busana panakawan pada umumnya, yaitu sarung. Ornamen yang terdapat pada kain sarung Bagong berupa segitiga dengan warna-warna yang berbeda Gambar : 4.140. Ornamen ini sama dengan Petruk dan Gareng gaya Yogyakartakoleksi museum SBY. Letak sarung berada di bawah perut dan panjangnya sebatas mata kaki. Atribut yang terdapat pada Bagong gaya ini adalah kalung roda, gelang, anting dan tidak bersenjata lihat Gambar : 4.86. Dibanding panakawan lainnnya, busana dan atribut Bagong lebih sederhana. Selanjutnya adalah atribut Bagong gaya Yogyakarta koleksi museum WKY. Bagong gaya ini memiliki perbedaan yang menonjol dengan Bagong gagrak Yogyakarta koleksi Museum Sono Budoyo pada atribut dan ornament sarungnya. Ornamen yang terdapat pada sarung Bagong gaya ini bermotif kawung Gambar :4.142. Atribut yang digunakan sama yaitu anting, kalung dan gelang Gambar : 4.90. Perbedaanya pun terletak pada ornament masing-masing atribut yang digunakan. Bentuk kalung Bagong gaya ini adalah kalung dengan tiga leontin Gambar : 4.141. Bagong gaya ini memakai sarung di bawah perutnya dengan panjang sarung mencapai mata kaki. Sedangkan Busana yang dipakai Bagong gaya Madya Surakarta koleksi museum WKY berupa kain sarung dengan motif segitiga. Atribut yang dipakai adalah anting, kalung dan Gelang. 149 Busana dan atribut berikutnya adalah busana Bagong gaya Pesisiran koleksi Sudiharjo Jepara. Busana Bagong gaya ini sama dengan busana kedua gagrak sebelumnya yaitu sarung. Atribut-atribut yang dipakai yaitu kalung, anting, gelang. Tidak seperti Gareng dan Petruk yang memiliki senjata, Bagong tidak memiliki senjata. Ornamen yang ada pada busana Bagong gaya Pesisiran ini berbeda dari panakawan gaya Pesisiran lainnya. Jika Semar, Gareng dan Petruk memakai sarung dengan motif kotak-kotak, Bagong memakai sarung dengan motif kawung berwarna putih dengan dasaran berwarna hitam. Dalam pemakaian sarung, Bagong gaya ini berbeda dari Bagong versi lainnya. Bagong gaya ini memakai sarung lebih ke atas, yaitu di bawah dada, Sedangkan bagong gaya lainnya memakai sarung di bawah perutnya. Secara keseluruhan Bagong berbagai versi di atas juga mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Meski sama-sama memakai atribut berupa sarung, namun ornament yang terdapat pada masing-masing sarung tersebut berbeda-beda. Perbedaan lainnya adalah pada kalung yang digunakan Bagong gaya Yogyakarta koleksi museum WKY. Bagong gaya ini tidak memakai kalung roda berbentuk bulat seperti pada Bagong gaya lainnya, melainkan memakai kalung dengan tiga leontin berbentuk segitiga. Bagong berbagai gagrak di atas, memakai gelang yang sama, baik bentuk maupun warnanya. Anting yang dipakai pada Bagong gaya Yogyakarta koleksi museum WKY dan anting Gareng gaya Pesisiran koleksi Sudiharjo Jepara mempunyai bentuk yang sama dengan leontin pada kalung yang dipakai. Hanya 150 Bagong gaya Yogyakarta koleksi museum SBY yang memakai anting yang berbeda dengan kalungnya, ia memakai anting berbentuk bulat dengan warna merah putih. 4.2.3 PewarnaanSunggingan 4.2.3.I Semar