169
4.2.3.3 Petruk
Berikut ini adalah sungginganpewarnaan Petruk yang dikaji oleh peneliti, meliputi Semar gaya Surakarta koleksi museum Radya Pustaka Solo, Semar gaya
Yogyakarta koleksi museum Sono Budoyo, Semar Madya Surakarta dan Semar gaya Yogyakarta koleksi museum Wayang Kekayon Yogyakarta dan Semar gaya
pesisiran koleksi Ki Sudiharjo Jepara. Warna-warna yang digunakan pada Petruk gaya Surakarta koleksi museum
RPS adalah warna perada, coklat, hitam, putih, merah, biru dan kuning. Warna hitam terdapat pada tubuh, rambut, kumis-kumisan, alis mata, dan pada outline-
outline. Warna merah terdapat pada sabuk, bibir, sunggingan pada mata, palemahan dan sebagian ornament pada sarung Gambar : 4.6. Warna perada
terdapat pada warna wajah dan juga terdapat pada warna dasar kain sarung. Warna hitam terdapat pada warna tubuh. Pada atribut seperti kalung, gelang dan cincin
menggunakan warna kuning kecoklatan Gambar : 4.128. Secara keseluruhan, warna Petruk gaya ini didominasi warna hitam. Selain
itu warna perada juga banyak digunakan dalam pewarnaan Petruk gaya Surakarta. Warna-warna komplementer seperti merah, biru dan kuning jarang sekali
digunakan, kalaupun digunakan itu sangat sedikit dan pada bagian yang kecil saja. Sehingga membuat pewarnaan ini kurang mencolok.
170
Gambar : 4.128 Sunggingan Pada Kalung dan Gelang Tangan Petruk RPS
Gambar Diolah oleh Penulis
Gambar : 4.129 Sunggingan Pada Sarung Petruk RPS
Gambar : 4.130 Sunggingan pada Wajah Petruk RPS
Gambar Diolah oleh Penulis
171
Pewarnaan Petruk gaya Yokyakarta koleksi museum SBY. Warna-warna yang digunakan pada Petruk gaya ini adalah warna merah, kuning, hijau, hitam,
dan putih. Warna merah terdapat pada warna bibir, mata, anting, gelang, kalung, tangkai senjata dan sunggingan pada sarung. Warna hitam terdapat pada rambut,
warna tubuh, alis mata, kumis, dan sunggingan pada sarung, dan sebagainya. Warna hitam menjadi dominasi pada Petruk gaya ini. Warna komplementer
banyak digunakan dalam pewarnaan Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum SBY sehinnga membuat pewarnaan ini terlihat menyala.
Gambar : 4.131 Sunggingan pada Wajah Petruk SBY
Gambar Diolah oleh penulis
Gambar : 4.147 Sunggingan pada Kalung Genta Petruk SBY
Gambar Diolah oleh Penulis
172
Selanjutnya adalah pewarnaan Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum WKY. Warna-warna yang digunakan pada Petruk gaya ini adalah warna perada
emas, warna hitam, hijau, putih, merah, jingga dan kuning Gambar : 4.22. Warna perada terdapat pada wajah dan seluruh tubuh. Warna hitam terdapat pada
rambut, alis mata,pupil mata,warna hijau terdapat pada kalung genta Petruk dan anting, warna putih terdapat pada ornament kawung, merah terdapat pada gelang,
bibir,sunggingan pada mata, dan sunggingan pada kain sarung. Biru terdapat pada sembuliyan. Jingga, merah, perada terdapat pada kain wiru, dan sepatu. Kuning
pada senjata. Pada Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum WKY, warna perada menjadi dominasi. Warna-warna komplementer sangat sedikit digunakan.
Sehingga membuat pewarnaan ini kurang mencolok. Berbeda dari pewarnaan Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum WKY yang didomonasi warna perada,
pewarnaan Petruk gaya Madya Surakarta koleksi Museum WKY dominan berwarna biru. Warna-warna yang digunakan adalah biru, merah, kuning, coklat
dan hitam lihat Gambar : 4.16
Gambar : 4.133 Sunggingan pada Kalung Genta Petruk WKY
Gambar Diolah oleh Penulis
173
Gambar : 4.134 Sunggingan Pada Busana Petruk WKY
Gambar Diolah Oleh Penulis
Gambar : 4.135 Sunggingan Pada Wajah Petruk WKY
Gambar Diolah Oleh Penulis Petruk sampel terakhir adalah Petruk gaya Pesisiran. Pewarnaan Petruk
gaya ini berbeda dari ketiga gagrak sebelumnya. Warna-warna yang digunakan Petruk gaya ini adalah warna peradaemas, hitam, putih, merah, biru, coklat,
kuning dan hijau. Warna perada terdapat pada warna tubuh, warna hitam terdapat pada rambut, warna putih terdapat pada wajah dan sarung Gambar : 151, warna
merah terdapat pada bibir dan kalung genta, warna biru terdapat pada anting dan
174
sembuliyan pada kain sarung. Pada tepi kain atau wiru terdapat sunggingan dengan warna merah, kuning dan hijau. Pada senjata Petruk terdapat warna coklat
pada tempatsarung senjata, sedangkan pada gagang senjata yang berbebtuk kepala burung berwarna hijau dengan garis berwarna merah Gambar : 4.138.
Secara keseluruhan warna-warna yang digunakan Petruk gaya pesisiran ini didominasi oleh warna perada, yaitu warna pada seluruh tubuh yang membuat
pewarnaan Petruk gaya ini terlihat menyala. Warna-warna komplementer sangat sedikit digunakan, sehinggga membuat pewarnaan ini kurang mencolok.
Gambar : 4.136 Sunggingan pada Busana Petruk Pesisiran
Gambar Diolah oleh Penulis
Gambar : 4.137 Sunggingan pada Wajah Petruk Pesisiran
Gambar Diolah oleh Penulis
175
Gambar : 4.138 Sunggingan pada Senjata Petruk Pesisiran
Gambar Diolah Oleh Penulis Berdasarkan pewarnaansunggingan Petruk berbagai versi di atas, dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa selalu terdapat perbedaan dan persamaan pada pewarnaan wayang kulit purwa, khususnya tokoh panakawan. Meskipun sama-
sama Petruk gaya Yogyakarta, antara Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum Sono Budoyo dan koleksi museum Wayang Kekayon pun berbeda. Petruk gaya
Yogyakarta koleksi museum Sono Budoyo didominasi warna hitam, sedangkan Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum Wayang Kekayon didominasi warna
pradaemas. Persamaan yang ada terdapat pada Petruk gaya Pesisiran dan Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum Sono Budoyo, yaitu wajah kedua gagrak
tersebut berwarna putih. Pewarnaan yang ada pada Petruk berbagai versi di atas juga lebih banyak
menggunakan warna komplementer. Hanya saja masih diimbangi dengan warna perada dan hitam pada tubuh. Seperti pada Petruk gaya Pesisiran dan Petruk gaya
Yogyakarta koleksi museum WKY yang bertubuh perada dan Petruk gaya Yogyakarta koleksi museum SBY dan Petruk gaya Surakarta koleksi museum
RPS yang berawarna hitam.
176
4.2.3.4 Bagong