normalitas Shapiro-Wilk dan P-value = 0,04376 = 0,05 untuk uji Lilliefors Kolmogorof-Smirnov dimana uji Lilliefors ini sebagai koreksi dari nilai yang
lebih signifikan Lampiran 6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pertumbuhan plk, llk, dan bobot juvenil labi-labi tidak terdistribusi normal dan
uji statistika selanjutnya menggunakan uji non-parametrik yaitu dengan uji Kruskal-Wallis
.
4.1.2.3. Pertambahan Panjang Lengkung Karapas PLK Juvenil Labi-labi.
Jenis pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan labi-labi, antara lain terhadap pertumbuhan panjang. Pertumbuhan panjang labi-labi diukur
berdasarkan panjang lengkung karapasnya. Pertambahan panjang lengkung karapas labi-labi selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 20 sebagai berikut :
P e r l a k u a n R
at a-
ra ta
P L
K cm
A B
C D
1 , 2 1 , 0
0 , 8 0 , 6
0 , 4 0 , 2
0 , 0
Gambar 20. Pertambahan rata-rata PLK per ekor per dua bulan pengamatan.
Keterangan : A : cacahan daging ikan lele B : cacahan daging ikan lele campur kangkung
C : cacahan daging ikan asin D : cacahan daging ikan lele campur kangkung campur daging ikan asin campur kangkung
Dari Gambar 20 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan PLK tertinggi terdapat pada pemberian pakan A yaitu sebesar 0,87 cmdua bulan, dan
rata-rata yang sama yaitu sebesar 0,5 cmdua bulan pada pemberian pakan B, pakan C, dan pakan D Lampiran 7. Namun demikian dari hasil uji Kruskal-
Wallis Test didapatkan nilai P-value PLK sebesar 0,275 dimana nilai tersebut
lebih besar dari nilai = 0,05 Lampiran 8, yang berarti perbedaan jenis pakan tidak secara nyata mempengaruhi pertumbuhan PLK juvenil labi-labi.
4.1.2.4. Pertambahan Lebar Lengkung Karapas LLK Juvenil Labi-labi
Untuk melihat pengaruh perlakuan jenis pakan A, B, C, D terhadap lebar lengkung karapas, maka dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini :
P e r la k u a n R
at a-
ra ta
L L
K cm
A B
C D
1 ,2
0 ,6 1 ,0
0 ,8
0 ,4 0 ,2
0 ,0
Gambar 21. Pertambahan rata-rata LLK per ekor per dua bulan pengamatan.
Keterangan : A : cacahan daging ikan lele B : cacahan daging ikan lele campur kangkung
C : cacahan daging ikan asin D : cacahan daging ikan lele campur kangkung campur daging ikan asin campur kangkung
Dari Gambar 21 diatas dan Lampiran 9 dapat dilihat bahwa pertambahan rata-rata LLK paling tinggi yaitu pada perlakuan pakan B sebesar 0,6 cmdua
bulan, diikuti pakan A dengan nilai rata-rata pertambahan sebesar 0,5 cmdua bulan, selanjutnya pakan D dengan nilai rata-rata sebesar 0,4 cmdua bulan, dan
pakan C dengan nilai rata-rata paling rendah yaitu sebesar 0,2 cmdua bulan.
Dari hasil uji Kruskal-Wallis Test diketahui bahwa nilai P-value LLK = 0,485 = 0,05 Lampiran 10, sehingga disimpulkan bahwa dari jenis pakan
yang diujicoba tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap LLK juvenil labi-labi.
4.1.3.1. Pertambahan Bobot Juvenil Labi-labi