Gambar 15. Tata letak bak-bak percobaan pada penelitian pendahuluan dokumentasi pribadi, 2007.
3.4.2. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan juvenil labi-labi selama pemeliharaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Huisman 1987 :
[ ]
100 1 x
t Wo
Wt
−
=
α
Keterangan : = Laju pertumbuhan harian individu
W
t
= Bobot juvenil labi-labi pada akhir penelitian g W
= Bobot juvenile labi-labi pada awal penelitian g t = Waktu selama dilakukan penelitian hari
3.4.3. Efisiensi pakan
Efisiensi pakan dapat dihitung berdasarkan rumus NRC 1977 sebagai berikut :
100 ×
− +
= F
Wo D
Wt EP
Keterangan :
EP = Efisiensi pakan
Wt = Bobot juvenil pada akhir penelitian g
Wo = Bobot juvenil pada awal penelitian g
D = Bobot total juvenil yang mati selama penelitian g
F = Jumlah total makanan yang diberikan g
3.4.4. Hubungan Panjang Karapas dan Bobot Tubuh
Hubungan panjang – bobot dapat dijadikan informasi untuk mengetahui pola pertumbuhan juvenil labi-labi dimana bobot dapat dianggap sebagai fungsi
dari panjang. Untuk mengetahui hubungan antara panjang lengkung karapas dan bobot tubuh juvenil, maka dilakukan analisis dengan menggunakan rumus
Effendie 1979 : W
= aL
b
Keterangan : W = bobot tubuh juvenil labi-labi g
L = panjang lengkung karapas juvenil labi-labicm
a = konstanta
b = koefisien pertumbuhan
Nilai b berkisar dari 2,4 – 3,5 dimana, nilai b sebagai koefisien pertumbuhan digunakan untuk menduga laju pertumbuhan dua parameter yang
dianalisa. Hipotesis yang dapat diuji adalah sebagai berikut : Bila nilai b = 3 maka, pertumbuhan panjang karapas juvenil labi-labi seimbang
dengan pertambahan berat tubuhnya, atau disebut juga pertumbuhan isometrik dan
bila nilai b 3 maka, hubungan panjang-berat memiliki hubungan allometrik dimana, terdiri dari :
a. bila b 3 maka, disebut allometrik negatif pertambahan panjang lebih cepat dari pertambahan berat.
b. bila b 3 maka, disebut allometrik positif pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan panjang.
Setelah mengetahui pola pertumbuhan juvenil labi-labi dengan melihat nilai b sebagai koefisien pertumbuhan, selanjutnya nilai b tersebut di uji lanjut
dengan menggunakan uji b Fowler dan Cohen 1990. Uji b digunakan untuk mengetahui secara signifikan perbedaan antara dua garis hasil regresi terhadap
pertumbuhan juvenil labi-labi dari setiap perlakuan yang diujicoba. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Fowler dan Cohen 1990 :
• Langkah pertama :
b
1
– b
2
= b Nilai b dari setiap perlakuan didapat dari hasil regresi. Misalnya : nilai b
1
= nilai b dari hasil regresi panjang lengkung karapas – bobot dari juvenil labi-lai
pada perlakuan pakan A cacahan daging ikan lele dikurangi b
2
= nilai b dari hasil regresi pada perlakuan pakan B cacahan daging ikan lele campur
kangkung. •
Langkah kedua : S.E.
b1-b2
= S.E.
b 1
2
+ S.E.
b 2
2
Nilai standard error S.E. dari setiap perlakuan yang diujicoba tersebut didapat dari hasil regresi.
• Langkah ketiga :
Taksir nilai t-hitung dari : t = b
1
– b
2
S.E.
b1-b2
• Langkah keempat :
Cari nilai derajat bebas df dengan cara : Df = n
1
– 2 + n
2
– 2 •
Langkah kelima : Bandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel yang dapat dilihat dari tabel
distribusi-t pada selang kepercayaan 95.
Hipotesis untuk uji dua nilai b hasil regresi dari hubungan PLK – bobot tubuh juvenil labi-labi dari masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut :
H : terdapat perbedaan diantara masing-masing jenis pakan
H
1
: tidak ada perbedaan diantara masing-masing jenis pakan Kaidah keputusan yang akan diambil adalah sebagai berikut :
t-hitung t-tabel = terima H t-hitung t-tabel = tolak H
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Penelitian Pendahuluan Tahap I
Data mengenai laju pertumbuhan panjang lengkung karapas PLK, lebar lengkung karapas LLK, dan bobot tubuh diperoleh setelah juvenil labi-labi
dipelihara selama 4 minggu, dengan tujuan untuk melihat pakan yang disukai oleh juvenil labi-labi.
4.1.1.1. Pakan yang disukai
Sebelum data pertumbuhan diolah, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu terhadap data panjang lengkung karapas PLK, lebar lengkung karapas
LLK dan bobot tubuh juvenil labi-labi. Dari hasil uji normalitas diperoleh bahwa nilai P-value dari PLK = 0,027, LLK = 0,019, dan bobot = 0,02 , dimana =
0,05, hal ini berarti data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal Lampiran 1. Oleh karena itu analisis statistik terhadap pertumbuhan juvenil labi-
labi dilakukan menggunakan statistika non-parametrik yaitu dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis.
Data pertambahan PLK labi-labi selama penelitian pendahuluan Lampiran 2 pada setiap perlakuan dan ulangannya diolah dan disajikan pada Gambar 16.
Pada Gambar 16 tersebut diperoleh hasil rata-rata pertambahan PLK tertinggi terdapat pada perlakuan pakan A yaitu sebesar 0,73 cmbulan, sedangkan rata-rata
terendah terdapat pada pakan G yaitu sebesar 0,03 cmbulan. Selanjutnya dari hasil statistik berdasarkan uji Kruskal-Wallis Lampiran 5 menunjukkan bahwa
perbedaan jenis pakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap PLK tubuh juvenil labi-labi, dimana nilai P-value = 0,013 lebih kecil dari = 0,05 P-
value .