Latar Belakang Preparasi Kandidat Vaksin Avian Influenza H5Nl Menggunakan Prinsip Antibodi Anti idiotipe

sudah banyak menelan korban jiwa manusia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa jumlah penderita flu burung pada manusia sampai Desember 2009 sebanyak 161 orang diantaranya meninggal dunia sebanyak 134 orang tingkat kematian 81.71 FAO 2009; WHO 2009. Pola penularan virus ini pada manusia belum diketahui dengan pasti. Keadaan ini mengkhawatirkan akan terjadinya pandemi AI. Pemerintah Indonesia melakukan upaya penanganan AI berupa 9 sembilan langkah strategis dalam rangka pengendalian wabah AI tersebut Salah satunya adalah vaksinasi Ditjennak 2008. Vaksinasi diyakini sebagai salah satu cara untuk mengurangi kasus klinis penyakit AI dan secara langsung mengurangi kontaminasi lingkungan oleh virus AI Naipospos 2004 dan sejak tahun 2004 Indonesia sudah menggunakan 400 juta dosis vaksin AI Bouma et al. 2009. Vaksin AI yang digunakan di Indonesia saat ini adalah vaksin AI yang telah diinaktifkan Pembuatan vaksin AI umumnya dilakukan dengan menyuntikkan virus pada telur ayam berembrio TAB OIE 2008 atau dibiakkan pada kultur jaringan sel dengan menggunakan sel primer Chicken Embrio Fibroblast CEF atau sel lestari Madin Darby Canine Kidney MDCK. Virus AI ditumbuhkan pada TAB yang tidak mengandung virus atau patogen apapun yang dikenal dengan istilah Specific Pathogen Free SPF. Virus AI juga dapat ditumbuhkan sel MDCK karena virus influenza sangat mudah bereplikasi pada sel tersebut sehingga dapat digunakan untuk produksi vaksin influenza Liu et al. 2009. Virus AI yang telah ditumbuhkan selanjutnya diinaktifkan dengan bahan kimia beta-propiolakton untuk dijadikan vaksin OIE 2008. Kendalanya vaksin dibuat dari virus yang virulen, maka ada kemungkinan masih terdapat vaksin yang dapat menimbulkan kasus penyakit dan juga membahayakan pekerja laboratorium yang memproduksinya. Pengembangan terhadap vaksin yang aman, efektif dan protektif sangat diperlukan saat ini. Vaksin antibodi anti-idiotipe merupakan solusi terhadap pembuatan vaksin dari virus yang virulen. Vaksin antibodi anti-idiotipe adalah vaksin yang dibuat atas dasar adanya daerah pengenalan antigen oleh antibodi. Pengenalan antigen dengan antibodi dapat menghasilkan imunitas spesifik untuk mencapai tujuan imunisasi. Hewan yang disuntik dengan suatu antigen, maka respon imun akan terjadi pada tubuh hewan tersebut. Respon humoral yang terjadi akan menghasilkan antibodi Ab 1 yang mengekspresikan beberapa kumpulan idiotipe di daerah variable yang akan dikenali oleh epitop dari antigen yang disuntikkan. Antibodi Ab 1 bila disuntikkan kepada hewan lain, maka kumpulan atau populasi antibodi yang mengenalinya disebut antibodi anti-idiotipe Ab 2 Vizcaino 2004. Penggunaan vaksin antibodi anti-idiotipe sebagai vaksin alternatif untuk penyakit- penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius yang ganas, berbahaya dan sulit dibiakkan. Vaksin antibodi anti-idiotipe juga tidak mengandung resiko adanya agen infeksius yang dapat menimbulkan penyakit pada hewan yang divaksinasi. Antibodi anti-idiotipe dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan biaya produksi yang lebih murah. Antibodi anti-idiotipe yang hanya bereaksi terhadap epitop tunggal agen infeksius mampu memberikan perlindungan protektif terhadap antigen yang memiliki banyak epitop, selain itu antibodi anti-idiotipe juga mampu meniru sifat antigenik sehingga dapat digunakan sebagai imunogen yang dapat menimbulkan respon spesifik terhadap agen infeksius Lin Zhou 1995.

1.2 Rumusan Permasalahan

Penyakit Avian Influenza merupakan penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar karena dapat menyebabkan kematian massal berbagai macam galur unggas sampai mencapai angka kematian mortalitas 100 dalam waktu relatif singkat dan dapat menular pada hewan lain juga manusia zoonosis. Pemerintah Indonesia mencanangkan sembilan langkah strategis dalam rangka pengendalian dan pemberantasan penyakit AI. Sembilan langkah strategis tersebut meliputi 1 penerapan biosekuriti secara ketat, 2 depopulasi selektif di daerah tertular, 3 vaksinasi, 4 pengendalian lalu lintas ternak unggas, 5 surveilans dan penelusuran, 6 peningkatan kesadaran masyarakat public awarness, 7 pengisian kembali restocking unggas, 8 stamping out di daerah tertular baru, dan 9 monitoring, pelaporan dan evaluasi Ditjennak 2008. Vaksinasi telah digunakan sebagai cara pengendalian penyakit AI pada unggas bersama-sama dengan tindakan lain secara paralel, seperti peningkatan tindakan biosekuriti yang lebih ketat, pengendalian lalu lintas ternak, surveilan dan monitoring, restrukturisasi peternakan serta pembuatan dan penegakkan aturan regulasi yang dibuat oleh suatu negara. Vaksinasi tampaknya akan semakin dipilih karena berbagai pertimbangan antara lain pertimbangan ekonomi, tindakan karantina, eradikasi atau stamping out yang dilakukan secara berdiri sendiri tidak menjamin keamanan unggas, khususnya unggas-unggas yang dipelihara dengan densitas tinggi pada daerah yang sudah bersifat endemik. Disisi lain pertimbangan etika internasional, khususnya berkaitan dengan penyediaan bahan pangan yang aman dan keamanan lingkungan bagi seluruh makhluk hidup Wibawan et al. 2006. Indonesia menerapkan vaksinasi sebagai salah satu strategi kebijakan penanggulangan AI, hal ini merupakan peluang bisnis bagi kalangan swasta untuk mendatangkan vaksin dari luar negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin bagi para peternak maupun industri perunggasan di Indonesia. Keadaan ini berdampak masuknya bermacam-macam vaksin AI konvensional produksi luar negeri dengan berbagai subtipe H5N1, H5N2, dan H5N9 dan strain Mexico, Wisconsin, dan England dan vaksin rekombinan atau GMO Geneticcally Modified Organism. Vaksinasi AI di Indonesia saat ini menggunakan vaksin inaktif yang dapat beresiko masih adanya virus virulen akibat inaktifasi yang tidak sempurna. Penggunaan vaksin anti-idiotipe selain sebagai vaksin alternatif untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius yang ganas, berbahaya dan sulit dibiakkan juga tidak mengandung resiko adanya agen infeksius yang dapat menimbulkan penyakit pada hewan yang divaksinasi. Antibodi anti-idiotipe dapat diproduksi dalam jumlah banyak sehingga biaya produksi menjadi lebih murah. Antibodi anti-idiotipe yang hanya bereaksi terhadap epitop tunggal agen infeksius mampu memberikan perlindungan protektif terhadap antigen yang memiliki banyak epitop, antibodi anti-idiotipe juga mampu meniru sifat antigenik sehingga dapat digunakan sebagai imunogen yang dapat menimbulkan respon spesifik terhadap agen infeksius.