pada hewan yang berbeda spesiesnya atau bahkan pada hewan yang sama spesiesnya Migliorini Schwartz 1988; Roitt 2003.
Antibodi ini disebut sebagai antibodi anti-idiotipe Ab
2
Avian Influenza H5N1. Akibat stimulasi antigen terhadap sel B akan terbentuk antibodi yang makin lama makin
bertambah. Pada kadar tertentu, idiotipe dari antibodi tersebut akan bertindak sebagai stimulus imunogenik yang mengakibatkan terbentuknya anti-idiotipe. Anti-idiotipe yang
terbentuk dengan sendirinya mirip antigen asal, karena itu dinamakan internal image dari antigen asal.
Antibodi Ab
2
ini dapat digunakan sebagai antigen pengganti karena memiliki karakteristik yang sama dengan antigen aslinya terlihat dengan terbentuknya reaksi
identitas parsial antara antibodi anti-idiotipe AI H5N1 dengan antigen H5N1 Gambar 17. Reaksi ini menunjukkan virus AI H5N1 mempunyai determinan antigen yang sama
dengan antibodi anti-idiotipe AI H5N1. Menurut Jerne 1985, daerah hipervariabel dari imunoglobulin dapat bersifat sebagai antigen dan antibodi yang terbentuk dari antigen
tersebut merupakan antibodi anti-idiotipe yang dapat berikatan secara langsung dengan paratope atau daerah pengikatan antigen dari Ab
1
. Hasil uji AGP ini membuktikan bahwa Ab
2
mempunyai kemampuan untuk meniru struktur antigen aslinya sehingga Ab
2
dapat digunakan sebagai imunogen dalam pencegahan infeksi virus AI H5N1. Abu-
Shakra et al. 1997 mengatakan bahwa molekul imunoglobulin yang merupakan protein bersifat antigenik sehingga hewan yang diimunisasi dengan imunoglobulin akan
menghasilkan antibodi anti imunoglobulin yang dapat mencegah terjadinya penyakit. Preparasi vaksin untuk mengontrol infeksi viral dengan menggunakan prinsip antibodi
anti-idiotipe telah dikembangkan dengan penelitian Tackaberry et al. 1992; Zhou et al. 1994; Huang et al. 1995; Lin Zhou 1995; Kennedy et al. 1996.
Ab
2
Gambar 17 Reaksi Identitas Parsial Imunoglobulin G Kelinci Spesifik Terhadap Ab
1
dan Antigen Virus Avian Influenza H5N1: Ag. Antigen H5N1; Ab
1
. antibodi AI H5N1; Ab
2
. Antibodi anti-idiotipe; garis presipitasi
Konsentrasi IgG kelinci diukur dengan spektrofotometer ultraviolet yang diperoleh sebesar 8 mgml. Imunoglobulin G kelinci ini digunakan sebagai imunogen
pengganti virus AI H5N1 yang diemulasikan dengan Freund’s adjuvant untuk imunisasi ayam SPF umur 4 minggu.
Adjuvan adalah substansi yang jika dicampurkan dengan antigen kemudian disuntikkan akan bekerja memperbesar imunogenesitas antigen sehingga akan
memperkuat respon imun terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh Kuby 1997. Penggunaan adjuvan di dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
respon imun tubuh sehingga antibodi yang terbentuk cukup banyak. Adjuvan membantu imunogen yang kurang imunogenik dalam menggertak sistem imun tubuh. Adjuvan
digunakan untuk meningkatkan respon imun apabila antigen memiliki imunogenesitas rendah atau apabila jumlah antigen sedikit. Adjuvan juga dapat berfungsi sebagai depot
antigen karena adjuvan sebagai pembawa antigen menuju lokasi sistem imun dan melepaskannya sedikit demi sedikit, sehingga masa pembentukan antibodi berlangsung
lebih lama Leenaars et al. 1994. Penggunaan adjuvan untuk memacu respons imun dengan afinitas yang tinggi
dengan cara memperluas permukaan antigen dan memperlambat pelepasan antigen dalam tubuh, sehingga pembentukan antibodi lebih optimal. Adjuvan memperluas
permukaan antigen dan memperlama penyimpanan antigen di dalam tubuh sehingga
Ag
Ab
1
Ab
2
1 2
3
memberi kesempatan pada sistem limfoid untuk menuju antigen sehingga antibodi akan diproduksi dalam jangka waktu lama Bellanti 1993; Rantam 2005.
Akibat stimulasi antigen terhadap sel B akan terbentuk antibodi yang makin lama makin bertambah. Idiotip dari antibodi tersebut akan bertindak sebagai stimulus
imunogenik yang mengakibatkan terbentuknya ant-idiotipe. Anti-idiotipe yang terbentuk juga mempunyai idiotip hingga akan merangsang terbentuknya anti anti idiotipe dan
seterusnya. Freund’s Complete Adjuvant
berupa emulsi antigen cairan dalam minyak mineral mengandung mikobakterium mati karena pemanasan. Freund’s Incomplete Adjuvant
yaitu emulsi antigen cairan dalam minyak mineral tapi tidak mengandung mikobakterium.
4. 4 Imunogenesitas “Kandidat Vaksin” Antibodi Anti-idiotipe
Imunoglobulin G kelinci Antibodi anti-idiotipeAb
2
yang diperoleh dari serum kelinci kemudian diimunisasikan ke ayam SPF uji imunogenesitas. Uji imunogenesitas
dilakukan dengan membandingkan kelompok kandidat vaksin antibodi anti-idiotipe dengan kelompok kontrol, kelompok IgG kelinci kontrol, dan kelompok vaksin AI H5N1.
Antibodi anti-idiotipe
Ab
2
sebagai antigen diemulsikan dalam adjuvan yang bertujuan untuk meningkatkan respon imun ayam. Emulsi antigen dengan CFA dan IFA
dapat sebagai depot antigen sehingga pembentukkan antibodi akan berlangsung terus. Pengujian imunogenesitas dilakukan untuk mengetahui sifat imunogenik antibodi
anti-idiotipe dari IgG kelinci terhadap ayam sebagai hewan target. Metode ini merupakan uji potensi vaksin AI yang mengacu pada Farmakope Obat Hewan Indonesia
FOHI Ditjennak 2007. Vaksin AI H5N1 sebagai pembanding adalah vaksin dengan strain yang sama dengan Ab
2
. Serum ayam dikoleksi sampai 4 minggu dengan interval 1 minggu.
Paratop pada Ab
2
adalah idiotop Ab
1
. Idiotop pada Ab
2
menimbulkan pembentukkan Ab
3
Kennedy Attanasio 1990. Antibodi yang diperoleh dari serum ayam merupakan antibodi anti anti-idiotipe Ab
3
, selanjutnya dilakukan uji HI untuk mengetahui titer antibodinya dan uji serum netralisasi untuk mengetahui titer antibodi
secara in vitro.
. Untuk mengetahui reaksi spesifik antara Ab
3
dan antigen AI H5N1 serta reaksi antara Ab
2
dan Ab
3
dilakukan pengujian dengan uji AGP. Adanya garis presipitasi pada Gambar 18 mengambarkan adanya reaksi homolog antara Ab
3
dan antigen AI H5N1 dan terbentuknya garis presipitasi Gambar 19 menggambarkan adanta reaksi homolog
antara Ab
2
dan Ab
3
. Reaksi spesifik antara Ab
3
dan antigen AI H5N1 menunjukkan bahwa pada serum ayam telah terbentuk antibodi yang sama dengan Ab
1
dan mampu berikatan secara spesifik dengan antigen AI H5N1. Antibodi anti-idiotipe mengandung internal image
atau merupakan mimikri dari antigen AI H5N1 yang dapat menginduksi Ab
3
spesifik terhadap antigen aslinya. Kemampuan meniru struktur antigen aslinya merupakan
landasan penggunaan antibodi anti-idiotipe sebagai antigen Shoenfeld 2004.
Ab
3
Gambar 18 Reaksi Spesifik antara Antibodi Anti Anti-idiotipe
dengan Antigen AI H5N1: Ab
3
. Antibodi anti anti- idiotipe; Ag. Antigen AI
H5N1; garis
presipitasi Gambar19 Reaksi Spesifik antara
Antibodi Anti-idiotipe dengan Antibodi Anti Anti-
idiotipe: Ab
2
. Antibodi anti- idiotipe; Ab
3
. Antibodi anti anti-idiotipe;
garis presipitasi
Roitt 2003 menggambarkan regulasi idiotipik respon imun yaitu interaksi idiotipe dan anti-idiotipe yang terdapat pada antibodi dan reseptor sel T. Telah dilakukan
penelitian sebagai berikut: antigen disuntikkan pada hewan pertama dan antibodi terbentuk Ab
1
idiotipe dimurnikan dan disuntikan pada hewan ke-2, Ab
2
anti-idiotipe
Ag Ab
3
Ab
2
Ab
3
Ab
3
Ab
3
Ab
3
Ab
3
dimurnikan dan digunakan untuk imunisasi hewan ke-3 dan seterusnya. Secara konsisten ditemukan bahwa Ab
2
mengenal idiotipe Ab
1
yang juga jelas ditemukan pada Ab
3
. Ab
4
bersifat seperti Ab
2
dalam mengenali idiotipe yang serupa pada Ab
1
dan Ab
3
., jadi meskipun Ab
1
dan Ab
3
sama-sama idiotipe, hanya fraksi kecil Ab
3
bereaksi dengan antigen asal. Hasil ini terlihat bila idiotipe tersebut Id yang bereaksi silang Id umum
berada pada sejumlah antibodi yang bervariasi secara tidak langsung adalah reseptor B dengan spesifisitas berbeda. Antibodi anti-idiotipe Ab
2
bila disuntikkan pada hewan ke- 3 akan bereaksi dengan semua sel B pembawa Id1 dan hanya sebagian saja yang
mempunyai spesifisitas sama dengan serum asal Gambar 20.
Gambar 20 Regulasi idiotipik dari respon imun: Ab
1
yang dihasilkan oleh rangsangan antigen disuntikan kepada hewan ke-dua untuk menghasilkan Ab
2
, yang dimurnikan dan disuntikkan ke hewan 3, dan seterusnya. Ab
2
dan Ab
4
masing- masing bereaksi dengan idiotip pada Ab
1
dan Ab
3
tetapi bagian dari Ab
3
bereaksi dengan antigen asal. Sumber: Roitt 2003
4.4.1 Uji Serologi Antibodi Anti Anti-idiotipe Ab
3
dengan Uji HI
Antibodi yang diperoleh dari serum ayam merupakan antibodi anti anti-idiotipe Ab
3
, selanjutnya dilakukan uji serologi dengan uji HI. Uji hambatan hemaglutinasi dilakukan terhadap beberapa antigen, yaitu antigen AI H5N1 strain Legok 2003,
antigen AI H5N1 IPB 2007, antigen AI H5N1 IPB 2008, dan antigen AI H5N1 IPB 2009.
Ab
Ab
3
Ab
3
Titer antibodi yang dihasilkan pada uji imunogenesitas Ab
3
dengan uji HI terhadap antigen AI H5N1 strain Legok 2003, antigen AI H5N1 IPB 2007, antigen AI
H5N1 IPB 2008, dan antigen AI H5N1 IPB 2009 dapat dilihat pada Tabel 5 sampai Tabel 8.
Hasil titer antibodi anti anti-idiotipe terhadap antigen AI H5N1 strain Legok
2003 dengan uji HI, ada perbedaan nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok Ab
2
. Pembentukkan titer antibodi kelompok Ab
2
dan kelompok vaksin AI H5N1 dimulai pada minggu ke-2 pasca imunisasi. Titer antibodi pada kelompok Ab
2
menurun pada minggu ke-4 sedangkan pada kelompok vaksin AI H5N1 meningkat.
Antara kelompok Ab
2
dan vaksin AI H5N1 pada minggu ke-3 dan minggu ke-4 berbeda nyata, walaupun titer antibodi kelompok Ab
2
masih protektif Tabel 5.
Tabel 5 Rataan Titer Antibodi Anti Anti-idiotipe terhadap Antigen AI H5N1 strain
Legok 2003 dengan Uji HI Titer Antibodi
Kontrol IgG Kontrol
Ab
2
Vaksin Waktu Imunisasi
GMT SD GMT SD GMT SD
GMT SD Pre
imunisasi 2a 0 2a 0 2a 0
2a 0 1 minggu pasca
imunisasi 2a 0 2a 0 2a 0
2a 0 2 minggu pasca
imunisasi 2a 0 2a 0 12.13b
32.86 27.86b
19.59 3 minggu pasca
imunisasi 2a 0 2a 0 48.50b
21.47 97.00c
35.05 4 minggu pasca
imunisasi 2a 0 2a 0 27.86b
19.91 222.86d
57.24 Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata antar perlakuan pada taraf 0.05 Titer
Ab
3
terhadap antigen AI H5N1 strain Legok 2003 dengan uji HI terlihat bahwa pada kelompok Ab
2
mulai terbentuk antibodi pada minggu ke dua 12.13, meningkat pada minggu ketiga 48.50 dan menurun pada minggu keempat 27.86.
Walaupun titer tersebut kadarnya lebih rendah dari kelompok vaksin AI H5N1 tetapi masih bersifat protektif karena lebih besar dari 16 Gambar 21.