oleh suatu negara. Vaksinasi tampaknya akan semakin dipilih karena berbagai pertimbangan antara lain pertimbangan ekonomi, tindakan karantina, eradikasi atau
stamping out yang dilakukan secara berdiri sendiri tidak menjamin keamanan unggas,
khususnya unggas-unggas yang dipelihara dengan densitas tinggi pada daerah yang sudah bersifat endemik. Disisi lain pertimbangan etika internasional, khususnya berkaitan
dengan penyediaan bahan pangan yang aman dan keamanan lingkungan bagi seluruh makhluk hidup Wibawan et al. 2006.
Indonesia menerapkan vaksinasi sebagai salah satu strategi kebijakan penanggulangan AI, hal ini merupakan peluang bisnis bagi kalangan swasta untuk
mendatangkan vaksin dari luar negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin bagi para peternak maupun industri perunggasan di Indonesia. Keadaan ini berdampak
masuknya bermacam-macam vaksin AI konvensional produksi luar negeri dengan berbagai subtipe H5N1, H5N2, dan H5N9 dan strain Mexico, Wisconsin, dan England
dan vaksin rekombinan atau GMO Geneticcally Modified Organism. Vaksinasi AI di Indonesia saat ini menggunakan vaksin inaktif yang dapat
beresiko masih adanya virus virulen akibat inaktifasi yang tidak sempurna. Penggunaan vaksin anti-idiotipe selain sebagai vaksin alternatif untuk penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh agen infeksius yang ganas, berbahaya dan sulit dibiakkan juga tidak mengandung resiko adanya agen infeksius yang dapat menimbulkan penyakit pada hewan
yang divaksinasi. Antibodi anti-idiotipe dapat diproduksi dalam jumlah banyak sehingga biaya produksi menjadi lebih murah. Antibodi anti-idiotipe yang hanya bereaksi terhadap
epitop tunggal agen infeksius mampu memberikan perlindungan protektif terhadap antigen yang memiliki banyak epitop, antibodi anti-idiotipe juga mampu meniru sifat
antigenik sehingga dapat digunakan sebagai imunogen yang dapat menimbulkan respon spesifik terhadap agen infeksius.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengembangkan penggunaan antibodi anti-idiotipe sebagai kandidat vaksin untuk pencegahan Avian Influenza.
2. Mengetahui fenomena kekebalan hasil vaksinasi menggunakan vaksin
antibodi anti-idiotipe dan vaksin Avian Influenza yang beredar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu metode pengembangan antibodi anti-idiotipe yang efektif, protektif dan aman.
1.5 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Antibodi anti-idiotipe AI bersifat imunogenik dan mampu menginduksi
terbentuknya antibodi yang berikatan secara homolog dengan antigen virus AI.
2. Antibodi anti-idiotipe AI dapat digunakan sebagai kandidat vaksin.
3. Antibodi anti-idiotipe memberikan hasil yang lebih protektif dibandingkan
dengan vaksin komersil secara in vitro.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibodi
Respon imun akan terjadi dalam tubuh hewan yang terpapar oleh suatu antigen. Respon humoral tubuh yang terinfeksi akan menghasilkan antibodi. Antibodi merupakan
suatu molekul protein atau globulin yang diproduksi oleh sel B dan saling berikatan secara spesifik dengan antigen. Antibodi ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Molekul
antibodi adalah globulin, maka umumnya dikenal sebagai imunoglobulin Ig. Ada 5 kelas utama imunoglobulin dalam serum yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE Alberts et al
2002; Roitt 2003. Bila serum protein dipisahkan dengan cara elektrophoresis, maka imunoglobulin ditemukan terbanyak dalam fraksi globulin gama, meskipun ada beberapa
imunoglobulin yang juga ditemukan dalam fraksi globulin alfa dan beta Bratawidjaja 2002.
Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai polipeptida yang terdiri dari dua pasang rantai polipeptida berat heavy = H dan dua rantai ringan light = L yang
identik. Keempatnya bergabung melalui ikatan disulfida antar rantai. Struktur molekul antibodi berbentuk seperti huruf “Y”, masing-masing mempunyai daerah variabel V
H
dan V
L
dan daerah konstan C
H
dan C
L
. Fragmen imunoglobulin yang identik disebut Fab Fragment antigen binding yang merupakan bagian imunoglobulin yang mengikat
antigen serta bereaksi dengan determinan antigen dan hapten. Bagian tunggal imunoglobulin disebut Fc Fragment crystallizable oleh karena mudah dikristalkan.
Daerah variabel V tersusun dari sekitar 110 sampai 130 asam amino, merupakan gugus NH
2
sebagai tempat ikatan antara rantai H dan L. Daerah konstan C pada rantai H meliputi daerah aktivasi komplemen dan molekul reseptor Fc dari berbagai jenis sel
Bratawidjaja 2002; Roitt 2003. Daerah V dan C mempunyai tiga kelas determinan antigenik yaitu : 1
determinan isotypic, membedakan rantai ringan menjadi dua klas, yaitu kappa dan