102 senyawa antimikroba dari susu sapi, mempunyai BM 84,7 kDa. Hal ini
menunjukkan bahwa fraksi 7 bukan laktoferin. 6. Dari analisis dengan spektrofotometer infra merah dapat disimpulkan bahwa
fraksi 7 dan laktoferin termasuk senyawa golongan glukoprotein; tetapi komponennya tidak sama dengan laktoferin. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga terbukti benar, yaitu bahwa senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa termasuk golongan protein. Dengan uji spektrofotometer ultra
violet dapat disimpulkan bahwa jenis gula dari glukoprotein fraksi 7 adalah 1 monosakarida yaitu galaktosa. Sementara itu komponen gula dari laktoferin
lebih dari satu sakarida yaitu 1 unit laktosa dan 2 unit galaktosa. Atas dasar itu diusulkan nama fraksi 7 adalah galaktoequin karena senyawa antimikroba susu
kuda adalah galaktoprotein; atau galaktoferin karena mempunyai beberapa kemiripan sifat laktoferin. Hasil ini menguatkan kesimpulan di atas bahwa
senyawa antimikroba dari susu kuda Sumbawa adalah senyawa protein. 7. Dari hasil percobaan telah dikembangkan teknologi proses produksi konsentrat
senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa dalam bentuk bubuk whey kering yang mempunyai daya antimikroba 20 kali dari susu cair atau dari 1 gram
bubuk setara dengan sekitar 20 ml susu kuda Sumbawa.
B. SARAN-SARAN
1. Penelitian lebih lanjut tentang daya antimikroba susu kuda Sumbawa dan turunannya serta kuda sejenisnya di daerah Nusa Tenggara Timur dan
sekitarnya. 2. Penelitian ke arah kandungan senyawa bioaktif lainnya yang berguna untuk
menyembuhkan penyakit kanker darah leukemia dan penyakit non-bakterial lainnya, penelitian lanjutan mengenai farmakologi dan dosis pengobatan
dengan susu kuda Sumbawa untuk penyakit-penyakit tertentu pada manusia terutama penyakit bakterial.
103 3. Penelitian tentang mekanisme kerja fraksi 7 terhadap bakteri gram positif dan
gram negatif serta BAL. 4. Penelitian tentang mekanisme terbentuknya senyawa antimikroba galakto-
protein dalam kelenjar susu kuda Sumbawa. 5. Penelitian untuk mengetahui rumus molekul senyawa fraksi 7 yang mempunyai
daya antimikroba dalam susu kuda Sumbawa. 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa mempunyai
banyak kelebihan dibandingkan dengan susu sapi, untuk itu disarankan agar pemerintah mengambil langkah-langkah kebijakan pengembangan peternakan
kuda Sumbawa dengan melakukan identifikasi jenis kuda, seleksi, perbaikan managemen pemeliharaan kuda, pemerahan dan penanganan susu kuda
Sumbawa guna meningkatkan mutu dan produksi susu kuda Sumbawa dalam rangka meningkatkan pendapatan peternak dan perekonomian daerah.
7. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang khasiat susu kuda Sumbawa karena mengandung senyawa antimikroba yang
kuat dengan spektrum yang luas, oleh karenanya disarankan agar pada label susu kuda Sumbawa yang dijual, disamping diberi keterangan “sebagai
minuman kesehatan”, dapat diberi tambahan keterangan “susu kuda Sumbawa mengandung antimikroba alami”.
104
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 1999. TUBERKULOSIS. Diagnosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi II. Laboratorium Mikrobakterologi RSUP PersahabatanWHO Collaborating Center
for Tuberculosis. Jakarta. Anonymous. 1990. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jilid 9. Cipta Adi Pustaka.
Jakarta. Anonymous. 1991. Susu Kuda dan Manfaatnya. Suara Guru, 40 8 : 44-45
Anonymous. 1992. Kisah Sejati. Terselamatkan Oeh Susu Kuda Liar. Kartini, No 461 : 10-11; 32-34; 34A.
Anonymous.1993a. Susu Kuda Liar, Konsumsi Orang Berduit. Kompas, Rabu, 10 Maret 1993
Anonymous. 1993b. Possible Development of The Dairy Industry in Mongolia, Maelkritidende, 106 24 : 606-608.
Anonymous. 1995. Susu fermentasi : Dimana kemungkinan haramnya. Jurnal Halal No. 07IISeptember-November.
Anonymous. 1997. koumis. http:www.bashedobaskkorkostankomyskymu
sc.htm Anonymous. 1998a. Susu Kuda Liar Dilarang Berkeliaran. Harian Republika. 9
September 1998. Anonymous.1998b. Jangan Klaim Susu Kuda Liar Sebagai Obat. Kompas 3
September 1998. Anonymous. 1999. Instruction. Low Molecular Weight Calibration Kit for SDS
Elecktrophoresis. American Pharmacia Biotech Inc. USA Anonymous. 2002. Mare’s Milk Powder. Home Busines Intelligence : Best Prachee
Busines Intelligence division of biz Mongolia. http:www.bizmongolia.mn
bestpractice.htm .
Ardiansyah. 2001. Teknik Ekstraksi Komponen Antimikroba Buah Andaliman Zanthoxylum acanthopodicum dan Antarasa Litsea cubeba. Skripsi Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Asmarahadi, D. 1998. Ci Susu Kuda Nyageurkeun Leukimia Ginjal. Mangle No. 1500
Bollag, D.M. and S.I. Edeistein. 1991. Protein Methods. Willey-liss Inc, New York. Blakely, J. and D.H. Bade. 1998. The Science Of Animal Husbandry. Fourth Edition
rentice-Hall, Inc, A Division of Simon and Schuster, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, USA.
Bradford, M.M. 1976. A Rapid and Sensitive Method for the Quantitasion of Microgram Quatities of Protein Utilizing the Principle of Protein Dye Binding. Analytical
Biochemistry 72, 255-260 Brander, G.C., D.M. Pugh , R.J. Bywater, and W.L. Jenkins. 1991 Veterinary Applied
Pharmacology and Therapeutics. Fifth Edition. Baillire Tindall. London.
105 Branen, A.L. 1983. Introduction to Use Antimicrobials. Di dalam A.L. Branen dan P.M.
Davidson Edition. Antimicrobials in Foods. Marcel Dekker, Inc. New York. Brooks, G.F., J.S. Butel, L.N. Ornston, E. Jawetz, J.L. Melnick and E.A. Adelberg.
1989. Medical Microbiology. Nineteenth Edition. Appleton Lange, Norwalk, Connecticut, California.
Brooks, G.F., J.S. Butel, S.A. Morse. 1998. Jawetz, Melnick and Edelberg’s Medical Mikrobiology. 21
st
Ed. A Lange Medical Book. Appleton Lange. Stamford, Coecticut.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan Terjemahan Hari Purnomo dan Adiono, Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Bostwick, E.F., J. Steijns and S. Braun. 2000. Lactoglobulins. Di dalam Natural Food Antimikrobial Systems. Edited A.S. Naidu. CRC Press. Washington D.C.
Carlstrom, A. 1969. Physical and composistional investigations of the subfractions of lactoperoxidase. Acta Chem. Scand. 23:185-202.
Chairunnisa, H. 1997. Isolasi dan Modifikasi Protein Susu Dalam Rangka Pemanfaatan Susu Sapi Substandar. Disertasi Program Pasca Sarjana. IPB.
Conner, D.E. 1993. Naturally Occuring Compounds. Di dalam Antimicrobials in Foods. Second Edition, Revised and Expended. Marcel Dekker, Inc New York.
Corry, J.E.L. and M.R. Sharma. 1983. Detection of Antibiotic Residues in Milk and Animal Tissues. In Antibiotics, Ministry of Agriculture, Fisheries and Food
MAFF, Food Science Division, Roney Street, London. Copeland, R.A. 1994. Methods for Protein Analysis. A. Practical Guide to Laboratory
Protocols. Chapman Hall, New York. Csapo’-kiss,Zs., J. Stepler, T.G. Martin, S. Makray and J. Csapo’. 1995. Composition of
Mare’s Colustrum and Milk, Protein Content, Amino Acid Composition and Contens of Macro and Micro elements.
Davidson, P.M. 1993. Parabens and Phenolic Compounds. Di dalam Branen, A.L., and P.M. Davidson.1993 Antimicrobals in Food. Marcell Dekker. Inc. New York.
Davidson, P.M. and D.G. Hoover. 1993. Antimicrobial Components from Lactic Acid Bacterin. Di dalam Salminen S. And Von Wright A. Editor. Lactic Acid Bacterin.
Marcel Dekker, Inc. New York Dharmojono, 1998a. Mode Susu Kuda Liar. Kompas Minggu, 28 Maret 1993.
Dharmajono, 1998b. Trend Susu Kuda Liar.Info Iptek. Infovet 58: 29-30. Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa. 2003. Registrasi Pengkartuan Ternak
Sebagai Payung Hukum Status Kepemilikan dan Tanggung Jawab Moral Dalam Mendukung Pembangunan Daerah. Disampaikan pada Ekspos
Pengenalan Registrasi Pengkartuan Ternak di Bogor 24 Juli 2003.
Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2002. Statistik Peternakan Tahun 2002.
106 Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2004. Hasil Pendataan Populasi
Ternak Tahun 2003. Direktorat Perbibitan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2004. Peta
Sumber Bibit Aneka Ternak. Jakarta. Doyle, M.P. and V.V. Padhye. 1989. Escherichia coli. Di dalam Doyle, M.P. Edition
Foodborne Bacterial Pathogen. Marcel Dekker. New York. Drasar, B.S. and P.A. Barrow. 1985. Intestinal Microbiology. Am. Soc. For Microbiol.
Washington. Evanikastri. 2003. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Dari Sampel Klinis
Yang Berpotensi Sebagai Probiotik. Tesis Program Studi Ilmu Pangan. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Fajar, A. 2001. Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Buah Sotul Sandoricum koetjape terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Makanan. Skripsi Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan Pusat antar Universitas Pangan dan
Gizi; Institut Peranian Bogor. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Fardiaz, S. 1985. Mikrobilogi Keamanan Pangan jilid I. Fateta IPB. Bogor
Fardiaz, S. 1989. Mikrobilogi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Faried, A dan Y. Budi.1998. Bisnis Susu Kuda Liar makin marak di Bandung. Angkatan
Bersenjata, 11 Maret 1998. Gibbs, P.G., G.D. Potter, R.W. Blake and W.C. McMullan. 1982. Milk Production of
Quarter Horse Mares during 150 Days of Lactation. Journal of Animal Science 54, 496-499.
Grister, R. J., J. M. Bobbits and A. E. Schsarsing. 1991. Pengantar Kromatografi. Terbitan kedua. Terjemahan. DR Kosasih Padmarsunata. Penerbit Institut
Teknologi Bandung, Bandung Groves, O. 1960. Lactoferin. In Method Food Antimicrobial Systems. CRC Press.
Washington, DC. Hambling, S.G., A.S. Mcalpine and L. Sawyer. 1992. β-Lactoglobulin. Di dalam A
advanced Dairy Chemistry. Volume 1 Proteins. Edited by Fox. P.F. Edsevier Applied Science Publishers LTD.
Hames, B.D. and D. Rickwood. 1981. Gel Electrophoresis of Protein. A. Practical Approach. IRL Press, Oxford, England.
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan: Kosasih Patmawinata dan Iwang Sudiro. Ed. 2. Penerbit ITB Bandung.
Harmayani, E., Nyatirah, E. S. Rahayu, dan T. Utami. 2001. Ketahanan dan Viabilitas Probiotik Bakteri Asam Laktat Selama Proses Pembuatan Kultur Kering dengan
107 Metode Freeze dan Spray Drying. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 12 2.
126 – 132. Hartono, J.B. 1996. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern menganalisis
Tumbuhan. ed. 2. ITB. Bandung. Hawcroft, T. 1994. The Complete Book of Hourse Care. Landdown Publishing Pty Ltd,
Australia Health, H.B. and G. Reineccius. 1986. Flavor Chemistry and Technology. Di dalam AVI
Book. Van Nostrand Reinhold Comp. Publ. New York. Helferich, W. and D. Westhoff. 1980. All About Yoghurt. Prentice Hall, Inc. Englewood
Clips, New Jersey. Hermawati, D. 1998. Residu Antibiotika dan Cemaran Mikroba dalam Susu Kuda Liar.
Disampaikan pada Konggres Persatuan Dokter Hewan Indonesia ke 13. Temu Ilmiah dan Loka Karya Profesi di Tanjung Karang, Lampung, 23-26 Nov 1998.
Hermawati, D. 2001. Analisis Mekanisme Pengawetan dalam Susu Kuda Sumbawa. Laporan Tugas IPN Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Hermawati, D. 2002. Komponen Senyawa Antimikroba Susu Kuda Sumbawa. Disampaikan pada Konggres ke 14. Temu Ilmiah dan Loka Karya Profesi di
Mataram pada Tanggal 7-10 Oktober 2002. Hermawati, D. 2003. Khasiat Susu Kuda Sumbawa Untuk Kesehatan Masyarakat.
Disampaikan dalam Seni Loka Perkudaan di Jakarta Tanggal 4 September 2003 di Jakarta.
Hermawati, D., M. Sudarwanto, S.T. Soekarto, F.R. Zakaria, S. Sudarjat, dan F. S. T. Rasa. 2004. Aktivitas Antimikroba Pada Susu Kuda Sumbawa. Jurnal Teknologi
dan Industri Pangan. 15 1 : 47-53. Hilman, N. 1998. Susu Kuda Liar, Mana yang benar asli? Pikiran Rakyat, 10
September 1998. Holt, D.L. and N.A. Gomez. 1994. Anti-mycotic activity of garlic extracts and extraxt
fractions in vitro and in planta. J. Food. Protec. 583:322. Holvey, D.N, and H.T. John. 1972. The Merck Manual of Diagnosis and Therapy.
Twelfe Edition. Merck SCO., Inc. Rahway, N.J. Hostacka, A. and V. Majtan. 1992. Toxic activity of Bacillus cereus strains isolated from
ice cream. In 3
rd
World Congress Preceedings. Foodborne inspections and Intoxications. Berlin. II: 1166-1169.
Houghton, P.J. and A. Rahman. 1998. Laboratory Handbook for The Fractionation of Natural Extracts. Chapman Hall. London.
Ikrawan, Y. 2005. Susu asam tapi berkhasiat. Harian Pikiran Rakyat. Edisi 31 Maret. INI ANSREDEF. 2003. GIS. Penyebaran Populasi Ternak Tahun 2003. Indonesia
International Animal Science Research and Development Foundation INI ANSREDEF. Bogor.
108 INI ANSREDEF. 2004. Final Report. Basic Study on Production Structure of Beef
Cattle in Eastern Indonesia. Indonesia International Animal Science Research and Development Foundation INI ANSREDEF. Bogor.
Jawetz, E., J.L. Melnick, and E. A. Adelberg, 1995. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20 Alih Bahasa Edi Nugroho dan RF Maulany Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta. Jay, J.M. 1986. Modern Food Microbiology. Third Edition. Van Nostrand Reinhold, New
York. Jenie, B. S. L. dan E. R. Shinta. 1995. Aktifitas Antimikroba Dari Beberepa Spesies
Lactobacillus Terhadap Mikroba Patogen dan Perusak Makanan. Buletin Teknologi dan Industri Pangan, VI 2 : 46-51.
Jitoe, A., T. Matsuda, I.G. Tengah, D.N. Suparta, I.W. Gora and N. Nakatani. 1992. Antioxidant activity of tropical ginger extracts and analysis of the contained
curcuminoids. J. Agric. Food Chem. 40:1337. Katara, J.J. 1980. Lipids as hosta-resistance factor of human milk. Nutr. Rev. 38: 65-
73. Kim, J.M., M.R. Marshall, J.A. Cornell, J.F. Boston III and C.I. Wei. 1995. Antibacterial
activity of carvacrol, citral and geraniols against Salmonella typhimurium in culture medium and on fish cubes. J. Food Sci. 69 6: 1365.
Kosikowski, F. 1982. Cheese and Fermented Milk Foods. Third Edition. Kosikowski and Assosiates. New York.
Kurmann, J.A., L. Jeremija, Rasic and M. Kroger. 1992. Encyclopedia of Fermented Milk, Cream, Buttermilk, Whey and Related Products. AVI Books Publisher.
New York. Kuswanto, K. R. dan S. Slamet. 1988 Proses-proses Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Laemli, U.K. 1970. Cleavage of structural protein during the assembly of the head
bacteriophage T4. Nature 227:680-685. Larson, B.L. 1979. Biosynthesis and Secretion of milk proteins a review J. Dairy Sci.,
46, 161-74. Lawrence, A. and S.C. Block. 1971. Desinfectan, Sterilization and Preservation. Ler
and Febizer, Philadelphia. Lay. B. W dan S. Hastowo. 1992. Mikrobiologi. CV. Rajawali. Jakarta.
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia, Jilid I. Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Maggy Then Widjaja. Penebit Erlangga, Jakarta.
Long, A.T., L.C. Hsien, M.S. Malbrough, C.R. Short and S. A. Barker. 1990. Matrix Solid-Phase Dispension MSPD Solution and Liquid Chromatographic
Determination of Oxytetracycline and Chlortetracycline in Milk. Journal Association of Official Analytical Chemists. 73, 3. 63-73
Magawa, T., I. Kiyasawa and K. Kuwahara. 1972. Amounts of lactoferin in Human Colustrums and Milk. J. Dairy Sci, 55: 1651.
109 Marriott, N.G. 1989. Principles of Food Sanitation. AVI Publ. V. N Reinhold. New Delhi.
Matsuoka, T. 1990. Profile of Intestinal Bacteria : Our Lifelong Partners. Yakult Honsa Co. Ltd. Japan.
Moat, A.G. and J.W. Foster. 1988. Microbiology Physiology. Second Edition. A Wiley- Interscience Publication, John Wiley and Sons, New York.
Moniharapon, T. 1998. Kajian Fraksi Bioaktif Dari Buah Atung Parinaerium glaberinum Hasak Sebagai Bahan Pengawet Pangan. Disertasi Program Ilmu
Pangan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Morel, M.C.U.D. 2003. Equine Reproductive Physiology, Breeding and Stud
Management. Second Edition. CABI Publishing United Kingdom. Mouler, D.A. 1995. Oleoresins, tincturres, and extracts. Di dalam Ashurst, P.R. 1995.
Food Flavorings. Blackie Academic Profesional. New York. Murhadi. 2002. Isolasi Dan Karakterisasi Komponen Antibakteri Dari Biji Atung
Parinarium glaberrium glaberrimum Hassk. Disertasi. Program Pascasarjana. IPN, Institut Pertanian Bogor.
Murray, I. and P.C. Williams. 1990. Chenical Principles of Near-Infrared Technology In P Williams and Noris. K. Near-Infrared Technology, In the Agriculture and Food
Industries American Associates of Cereal Chemists, Inc. Minnesota, USA Murray, R. K. 1997. Biokimia Harper. Alih Bahasa Andry Hartono. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. Murray, P. R., Ken. S. R, and George, S. K. 1998. Medical Microbiology. Third Edition.
Mosby. A Harcom Health Seciences Company. London. Naidu, A.S. 2000. Natural Food Antimicrobial Systems. CRC press. Washington,
D.C. Nielsen, S. S. 1998. Food Analysis. Second Edition Kluwer Acadenic Plenum
Publishers. New York. Nollet, L.M.L. 1996. Handbook of Food Analysis. Volume 1. Marcel Dekker, Inc.
Newyork. Nuroso, K. 1993. Kisah Nyata. Dokter Jamu dan Susu Kuda. Panaesa No 62: 15-17.
Nur, M. A. 1989. Spektroskopi. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor Nur, W.A. dan H. Adijuwana. 1989. Teknik Pemisahan dalam Analisis Biologis. PAU
Ilmu Hayat IPB, Bogor. Osbone, B.G., Earn. T.F, and Hindlc P.H. 1993. Practical NIR Spectrocopy, with
Aplications in Foot and Beverage Analysis Second Edition. Longman Scientific and Technical, Unted Kendom.
Parish, M. E, and Michael, D. 1993. Methods for Evaluation. Di dalam Antimicrobial in Foods. Second Edition. Marcel Dekker, Inc. Newyork.
110 Pelczar, M.C. and E.C.S. Chang. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Terjemahan.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Pomeranz, Y. and C.E. Meloan 1994. Food Analysis. Theory, and Pratice Third
Edition Champman Hall. New York. Pruitt, K.M., J. Tenovuo, W. Fleming, dan M. Adamson. 1982. Limiting factors for the
generation of hypothiocyanate ion, an antimicrobial agent, in human saliva. Caries Res. 16 : 315-323.
Purnomo, H., D. Rosyidi, dan A. R. Amstin. 1999. Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan terhadap Kadar Protein, Lemak dan Mutu Mikrobiologis Daging
Rawon. Seminar Nasional Teknologi Pangan 1999. Fakultas Peternakan, UNIBRAW, Malang.
Purwandhani, S. N., S.R. Endang, dan H. Eni. 2000. Isolasi Lactobacillus Yang Berpotensi Sebagai Kandidat Probiotik. Seminar Nasional Industri Pangan
2000. Rahayu, W. P. 1999. Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Rimpang
Lengkuas Alpina galanga Swar tz Terhadap Mikroba Patogen dan Perusak Pangan. Disertasi Ilmu Pangan Program Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor.
Rahayu, W. P. dan D. S. Raharyanti. 2000. Kajian Pengaruh Pemanasan terhadap Aktivitas Antimikroba Bumbu Gulai Bul, Teknol, dan Industri Pangan, 11 1 : 24
– 29. Rahman, A., S. Fardiaz, W.P. Rahaju, Suliantri dan C.C. Nurwitri. 1992. Tehnologi
Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ratna, S., Hadioetomo, Sutadi, Suhandi, Latifah, K. Darusman, dan H. A. Juwana. 1993. Pengaruh Ekstrak Sejumlah Tanaman Obat Tropis Terhadap
Pertumbuhan Beberapa Kapang Patogen. Journal Mikrobiologi Indonesia 2 3: 21-23
Reinolds, J.E.F. 1998. Martindale. The Extra Pharma Copoera. The Pharmacentical Press. London.
Reiter, B. 1985. The lactoperozidase system of bovine milk. Di dalam The Lactoperozidase System : Chemistry and Biological Significance, edthel by
K.M. Prnitt and J.O. Tenovuo, Marcel Dekker, New York. Reynold, J. E. F. 1989. Martindale. The Extra Pharmacopoeia. Twenty-ninth Edition,
The Parmaceutical Press, London. Rijatmoko, D. 2003. Pengaruh Susu Kuda Sumbawa Terhadap Pertumbuhan
Mycobacterium tuberculosis Secara In Vitro. Tesis Kesehatan Masyarakat Veteriner. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Robards, K., P.R. Haddad and P.E. Jackson. 1994. Principle and Practice of Modern Chromatographic Methods. Academic Press. Harcourt Brace Bomp. Publs.
London.
111 Roth, H. J. and G. Blaschke. 1981. Analisis Farmasi. Terjemahan. Dr. Sajono Kisman
dan Dr. Slamet Ibrahim. Gadjah Mada University Pres, Yogyakarta. Russel, A.D. 1983. Principles of Antimicrobial Activity. Di dalam Block, S.S. Edition.
Disinfection, Sterilization, and Preservation. Third Edition. Lea and Febiger. Philadelphia.
Russel, A.D. 1984. Potensial sites of damage in microorganisms exposed to chemical or physical agent. Di dalam The Revival of Injured Microbes. Edited by M.H.E.
Andrew dan A.D. Russel. Academic Press, London. Saragih, B. 2001. Potensi Antimikroba Ekstrak Kulit Kayu Sikam Bischoffia javanica,
BL terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan. Tesis Ilmu Pangan Program Pasca Sarjana, IPB.
Schlegal, H. G and K. Schmidt, 1994. Mikrobiologi Umum, Edisi keenam. Terjemahan oleh Prof. DR. R. M. Tedjo Baskoro dan Prof. DR. Joke R. Wabtimenn,
M.Sc.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Schved, F., A. Lalazar, Y. Henis, and B.J. Juven. 1992. Purification, Partial
Characterization and Plasmid Lingkage of Pediosin SJ, a Bacteriocin Produced by Pediococcus acidilactic. J. Appl. Bacteriol. 74 : 66-77.
Snyder, L.R. and J.J. Kirkland. 1979. Introduction to Modern Liquid Chromatography Second Edition. John Wiley Sons. Inc. New York.
Soehardjono.O. 1990. Kuda. Yayasan Pamulang Equestrian Centre. Jakarta. Standar Nasional Indonesia. 1999. Susu SNI 01-6054 Badan Standarisasi Nasional
Jakarta Stephens, S., R.A. Harkness, and S.M. Cockle. 1979. Lactoperoxidase activity in
guinea-pig milk and saliva: correlation in milk of lactoperoxidase with bactericidal activity against Escherichia coli. Br. J. Exp. Pathol. 60:252-258.
Sudarmadji, S., B. Harjono dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Sudarwanto, M., R.R. Soejoeno, W. Sanjaya dan D.W. Lukman. 1998. Studi kasus komposisi susu kuda Sumbawa. Prosiding konggres XIII PDHI dan Konfrensi
Ilmiah Veteriner Nasional VII. Bandar Lampung. Sugiarto, E. 1986. Rempah-rempah dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Mikroba.
Media Tehnologi Pangan, Bogor 2 4: 29-35. Sukmaya. 2002. Penggunaan Sisa Laktoperoksidase dan Pengaruh Terhadap Kualitas
Susu Segar dan Hasil Olahannya. Tesis Ilmu Pangan Program Pasca Sarjana. IPB.
Supriati, E. 1998. Rubrik Kesehatan. Menjinakkan Mitos Susu Kuda Liar. Media Indonesia Minggu.
Todar, K. 2002. Tuberculosis. Todar’s Omline Texbook of Bacteriology. University of Wisconsin-Medison Departemen of Bacteriology.
http:ww.bact.wisc.edu microtextbookdiseasetuberculosis.html
18 Mei 2002.
112 Trijunianto, M. 1998. Kajian Fraksi Bioaktif Dari Buah Atung Parinarium glaberinum
Hassk Sebagai Bahan Pengawet Pangan. Disertasi Program Studi Ilmu Pangan, Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Varnam, A.H. and J.P. Sutherland. 1994. Milk and Milk Products. Technology, Chemistry And Microbiology Chapman Hall. London.
Volk, W.A. and M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Terjemahan. Editor S. Adisoemarnoto. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wade, L.G. 1991. Organic Chemistry Second Edition. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.
Wahab, A. 1996. Karena Tak Terjamin Keasliannya, Tak Semua Susu Kuda Liar Berkhasiat. Pikiran Rakyat, 30 Desember 1996.
Walker, JM. 1994. Nondenaturing polyacrylamide gel electrophoresis of proteins. Di dalam JM Walker, editor. Methods in Moleculer Biology, Basic Protein and
Peptide Protocols. Humana Press Inc., Tontowa, New York. Widodo, Soeparno, dan Endang. 2003. Bioenkapsulasi Probiotik Lactobacillus Casei
dengan Polard dan Tepung Terigu Serta Pengaruhnya Terhadap Viabilitas dan Laju Pengasaman. Jurnal. Teknol, dan Industri Pangan, 14 2 : 98 - 101.
Winarno, F. G. 1993. Pangan. Gizi, Tekhnologi dan Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wiryosuhanto, S. 2003. Buku Panduan Pesta Kuda Rakyat Nasional Tahun 2003. Pamulang Equestrian Centre. Jakarta.
Yin, R.K. 2004. Studi Kasus. Desain dan Metode. PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta. Yoshimura, H., O. Itoh, K. Kondo, S. Yonezawa and S. Magura. 1978. Residues
Macrolide Antibiotics in Eggs Laid by Hens Given Medicated Drinking Water. Animal Report of National Veterinary Assay Laboratory, 15 : 43-48.
Yoshimura, H., N. Osawa, F.S.C. Rasa, D. Hermawati, S. Werdiningsih, N.M.R. Isriyanrti and T. Sugimori. 1991. Residues of Doxycycline and Oxytetracycline
in eggs after medication via driniking water to laying hens. Food Additives and Contaminations, 8 1 : 65-69.
113
Lampiran 1
RINGKASAN LAPORAN STUDI KASUS
1. Daftar nama desa, jumlah kuda, jumlah sampel pada masing-masing desa di Kecamatan Sumbawa dan Moyohilir, Kabupaten Sumbawa Tahun 2003.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran berikut. Tabel 1, 2, 3 dan 4 2. Daftar Pertanyaan Kuesioner Studi Kasus Susu Kuda Sumbawa Peternak,
Pedagang Susu, Dinas Peternakan. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran berikut. lihat lampiran
3. Daftar Nama-Nama Responden yang diwawancarai Tabel 5. 4. Hasil Tabulasi Data Survei
a Pemerahan Susu Kuda Sumbawa Dari Tabel 6 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Rata-rata pemilikan kuda di pulau Sumbawa 6 ekor, yaitu di Kabupaten Sumbawa 6 ekor, di Kabupaten Bima 7 ekor, dan Dompu 6 ekor per
responden. 2. Kuda betina yang sedang menyusui 73,3 rata-rata dua ekor, dan 36,7
lebih dari dua ekor, di Kabupaten Sumbawa sebagian besar dua ekor 87,6, di Bima juga sama 63,6, sedangkan di Dompu yang sedang
laktasi lebih dari dua ekor per responden 66,7. 3. Hampir semua kuda yang sedang laktasi diperah susunya 90, yaitu
Kabupaten Sumbawa 93,75. Kabupaten Bima 81,8 dan Kabupaten Dompu seluruhnya 100.
4. Pemerahan susu kuda tersebut oleh responden dijual 59,26 dan diminum sendiri dan dijual 40,74, pada umumnya dijual dan diminum
sendiri. 5. Jumlah susu kuda hasil pemerahan 93,33 lebih dari 300 cc, yang
terbesar Kabupaten Sumbawa yaitu 87,5. Pemerahan dilakukan pada sore, malam atau pagi hari 2 – 3 kali.
6. Lama masa pemerahanmenyusui kuda semuanya adalah 6 bulan 100.
7. Semua susu kolostrum kuda tidak dijual 100. 8. Tempat pemerahan kuda adalah di dekat kandang di rumah 46,67,
sedangkan yang diperah di tepi hutanpadangan 53,33. Namun di Kabupaten Bima dan Dompu semua kuda diperah di dekat kandang di
rumah 100, sebaliknya di Kabupaten Sumbawa semuanya diperah di tepi hutanpadangan.
9. Semua kuda yang akan diperah diikat terlebih dahulu 100. Kemudian kuda yang dicuci ambingnya sebelum diperah 46,7 dan tidak dicuci
ambingnya 53,3; di Kabupaten Bima dan Dompu semua kuda dicuci ambingnya sebelum diperah. Kuda yang dicuci ambingnya terlebih
dahulu semuanya dicuci dengan air bersih 100.
10. Tempat penampungan susu kuda setelah diperah semuanya menggunakan ember plastik 100.
114 11. Tidak ada perlakuan sama sekali terhadap susu yang diperah baik
dengan pemanasan, pendinginan maupun penambahan zat pengawet. Semuanya disimpan pada suhu kamar.
12. Hampir semua susu yang akan dijual disimpan selama satu hari 96,67, sedangkan sisanya 3,33 disimpan selama seminggu. Di
Kabupaten Bima dan Dompu semuanya disimpan selama sehari 100 dan di Kabupaten Sumbawa hampir semua disimpan selama sehari
93,75, hanya 6,25 disimpan selama seminggu.
13. Kemasan susu kuda yang dijual pada umumnya menggunakan botol 63,33 dan sisanya menggunakan jerigen 36,67. Di Kabupaten
Sumbawa dan Dompu semua kemasannya menggunakan botol 100, sedangkan di Kabupaten Bima semuanya menggunakan jerigen 100.
14. Cara penjualan susu kuda ke pengumpul semuanya diambil langsung oleh pengumpul di rumah peternak 100.
15. Rata-rata harga susu per liter di Pulau Sumbawa adalah Rp. 31.666. Di Kabupaten Sumbawa Rp. 30.000 per liter, Kabupaten Bima Rp. 15.000
per liter dan di Kabupaten Dompu Rp. 50.000 per liter. 16. Pemahaman peternak terhadap sifat fisik susu kuda Sumbawa, semua
peternak 100 mengatakan bahwa susu kuda Sumbawa tidak membusuk, auto fermentasi, rasa susu segarnya sedikit manis dan rasa
susu setelah disimpan sehari adalah asam. 17. Semua peternak mengatakan bahwa memerah dan menjual susu kuda
Sumbaw adalah menguntungkan 100. 18. Mengenai waktu pemerahan, sebagian besar peternak memerah susu
kuda sebelum anak kuda menyusui 82,82 dan sebagian kecil diperah sesudah anak kuda menyusui 17,18. Di Kabupaten Sumbawa pada
umumnya 56,25 sesudah menyusui, di Kabupaten Bima sebagian besar diperah sebelum menyusui dan di Kabupaten Dompu semuanya
diperah sebelum menyusui.
b Pemeliharaan Kuda Sumbawa Dari Tabel 7 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Cara pemeliharaan kuda Sumbawa pada umumnya dilepas di hutanpadangan 63,33 dan 36,67 malamnya dikandangkan
siangnya dilepas. Di Kabupaten Sumbawa dan Dompu semua kuda dilepas di hutanpadangan 100, sedangkan di Kabupaten Bima semua
kuda dikandangkan pada malam hari dan dilepas pada siang hari 100.
2. Untuk identifikasi kuda Sumbawa semuanya menggunakan cap bakar 100 dan tidak ada yang menggunakan nomor telinga 0.
3. Tujuan pemeliharaan kuda bagi peternak pada umumnya untuk tenaga kerja 70 dan tujuan lainnya untuk tabungandijual 30. Di
Kabupaten Sumbawa sebagian besar untuk tenaga kerja 25 dan 75 untuk tabungan, di Kabupaten Bima 63,64 untuk tenaga dan 36,36
untuk tabungan, dan di Kabupaten Dompu juga hampir sama untuk tenaga kerja 66,67 dan tabungandijual 33,33.
4. Jenis pakan kuda yang diberikan oleh peternak semuanya adalah rumputhijauan 100, sedangkan pakan tambahan tidak diberikan
sama sekali. 5. Pada saat dilakukan survei tidak ada kuda peternak yang yang disurvei
menderita sakit, semuanya sehat 100.
115 6. Jumlah sampel susu yang diambil dari responden hampir semua
93,33 antara 200-300 cc, sedangkan yang sampel susu yang diambil lebih dari 300 cc hanya 6,67. Di Kabupaten Sumbawa hampir
semuanya jumlah sampel yang diambil antara 200 – 300 cc dan 12,5 lebih dari 300 cc, sedangkan di Kabupaten Bima dan Dompu semuanya
200-300 cc 100.
7. Jumlah ternak yang diambil sampel untuk setiap peternak pada umumnya dua ekor 73,33, diambil lebih dari dua ekor 23,33 dan hanya
sebagian kecil yang diambil seekor 3,33. Di Kabupaten Sumbawa sebagian besar jumlah ternak yang diambil sampel adalah dua ekor
87,5 dan sisanya lebih dari dua ekor 12,5; di Kabupaten Bima pada umumnya dua ekor 63,64, lebih dari dua ekor 27,27 dan satu
ekor 9,09; sedangkan di Kabupaten Dompu umumnya lebih dari dua ekor 66,67 dan sepertiganya 33,33 diambil sampel dua ekor.
c Penanganan dan Penjualan Susu Kuda Sumbawa Dari Tabel 8 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Rata-rata omset penjualan susu kuda Sumbawa per minggu di Kota Mataram adalah 6 botol 250 cc, di Kabupaten Bima 4 jerigen 10
liter, di Kabupaten Dompu 10 botol 500 cc dan di Sukabumi 2 botol 250 cc.
2. Suplai susu di Kota Mataram, Kabupaten Bima dan Dompu pada umumnya diperoleh dari peternak langsung dan pedagang pengumpul. Di
Sukabumi hanya susu diperoleh dari pengusaha lain di Pulau Sumbawa. Demikian pula di Mataram selain langsung dari peternak dan pedagang
pengumpul juga dari pengusaha lain.
3. Di Kota Mataram, Kabupaten Bima dan Dompu cara pengadaan susu oleh pedagang biasanya diambil langsung ke rumah peternak dan
diperoleh dari pedagang pengumpul, sedangkan di Sukabumi tidak diperoleh langsung dari peternak, tetapi dari pedagang pengumpul dan
dikirim langsung dari Pulau Sumbawa.
4. Perlakuan pedagang pengumpul terhadap susu kuda Sumbawa agar tahan lama dibiarkan pada suhu kamar saja, tidak ada perlakuan khusus
seperti pemanasan, pendinginan maupun penambahan zat pengawet. 5. Rata-rata harga jual susu kuda Sumbawa per botol di pedagang
pengumpul adalah Rp. 80.000 500 cc atau Rp. 50.000 250 cc di Mataram, Rp. 30.000 500 cc di Bima, Rp. 50.000 500 cc di
Dompu dan di Sukabumi Rp. 80.000 500 cc atau Rp. 50.000 250 cc.
6. Perbandingan antara suplai dan permintaan susu kuda Sumbawa di pedagang pengumpul di keempat kabupatenkota tersebut semuanya
mengatakan bahwa permintaannya dua kali lebih besar dari suplainya. 7. Pemahaman pedagang pengumpul terhadap sifat susu kuda Sumbawa di
keempat kabupatenkota tersebut semuanya mengatakan bahwa susu kuda Sumbawa tidak membusuk selama disimpan pada suhu kamar,
tidak menggumpal, tidak berubah warna, tapi menjadi asam selama disimpan.
8. Tujuan pemasaran susu kuda Sumbawa oleh pedagang pengumpul di Kota Mataram adalah ke Kota Mataram saja, di Kabupaten Bima ke
Surabaya dan Jakarta, di Kabupaten Dompu ke Dompu, Bandung dan
116 Tangerang, dan pedagang susu kuda di Sukabumi memasarkan susu
kuda tersebut ke Sukabumi dan Jakarta. 9. Pemahaman pedagang pengumpul susu kuda Sumbawa di keempat
kabupatenkota tersebut terhadap khasiat susu kuda Sumbawa semuanya mengetahui, berdasarkan informasi yang diperoleh dari mulut
ke mulut; dan pengalaman sendiri. 10. Jumlah susu kuda yang diambil dari pedagang pengumpul di Kota
Mataram adalah 2 botol 500 cc, di Bima 2 botol 500 cc, di Dompu 10 botol 250 cc dan di Sukabumi 3 botol 250 cc.
11. Rata-rata umur simpan susu yang dijual pedagang pengumpul di Mataram adalah 2-3 bulan, di Bima 2 minggu, di Dompu 2 minggu dan di
Sukabumi lebih dari 2 bulan. 12. Tulisan yang tertera dalam label botoljerigen susu kuda Sumbawa yang
dijual di Mataram adalah “susu kuda liar”; di Bima tidak ada tulisan pada label; di Dompu ada tulisa merek dagang, nama perusahaan, susu kuda
liar; dan si Sukabumi ada tulisan cara minum, daya tahan 5 bulan, minuman berkhasiat, dan komposisi susu.
d Kebijakan Dinas Peternakan Dari Tabel 9 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Informasi yang diperoleh dari staf Dinas Peternakan yang diwawancarai mengenai kebijakan pengembangan kuda diperoleh jawaban tidak ada.
Demikian halnya mengenai kebijakan pembinaannya, tujuan peningkatan populasin dan upaya Dinas dalam mempromosikan susu kuda Sumbawa
juga tidak ada.
2. Selama survei di Dinas Peternakan diperoleh data statistik, harga susu, dan lain-lain informasi, namun tidak diperoleh data jumlah susu yang
dikirim dari kabupatenkota masing-masing baik melalui dinas maupun pedagang.
117 Tabel 1. Daftar kecamatan, jumlah desa, jumlah populasi kuda, jumlah sampel
desa dan jumlah sampel susu kuda di kabupaten Sumbawa Tahun 2001, Dompu dan Bima Tahun 2002.
No. Nama
Kabupaten Nama
Kecamatan Jumlah
Desa Populasi
Kuda per Kecamatan
ekor Jumlah
desa yang disampling
Jumlah sampel
susu kuda Keterangan
1. Sumbawa
Sumbawa Lab. Bada
Moyohilir LapeLopok
Plampang Labangka
Moyohulu Ropang
Empang Lunyuk
Batu Lanteh Alas
Alas Barat UtanShee
Talawang Brangrea
Seteluk Jerewah
Sekongkang 13
7 12
8 12
5 9
6 12
8 6
13 5
13 11
4 10
5 6
1.039 555
4.889 4.531
2.654 29
1.884 4.099
3.340 2.265
1.268 1.325
1.173 1.361
839 414
1.605 390
260 1
1 20
20
Jumlah 19
165 33.920
2 40
2. Bima
Monta Doio
Mada Pangga Woha
Belo Langgudu
Wawo Sape
Lambu Wera
Ambalawi Donggo
Sanggar Tambora
16 12
8 14
15 15
11 16
10
9 6
13 5
4 303
616 861
1.059 832
280 179
752 630
310 122
2.376 305
72 1
2 1
20
40 20
Jumlah 14
154 8.697
4 80
3. Dompu
Dompu Woja
Hu”u Mangelewa
Pekat Kempo
Kilo Pajo
13 11
5 8
7 7
6 5
763 1.815
275 498
577 876
983 365
1 20
Jumlah 8
62 6.152
1 20
Total 41
381 48.769
7 140
118 Tabel 2. Daftar Nama Desa, Jumlah kuda, Jumlah sampel pada masing-masing
Desa di Kecamatan Sumbawa dan Moyohilir, Kabupaten Sumbawa
No. Nama DesaNama
Kecamatan Jumlah Kuda
Jumlah Sampel
I SUMBAWA
1 Pelat
532 20
2 Lempeh
39 3
Br Biji 81
4 Seketeng
39 5
Samaphin 11
6 Jorok
20 7
Lima Sima 3
8 Kerekeh
135 9
Boak 15
10 Kedaso
81 11
Pekar 43
12 Bugis
5 13
Br.Bara 8
Jumlah 1.012
20 II
MOJOHILIR
1 Penjaring
375 20
2 Pungkit
454 3
Kakin 152
4 Sebewe
81 5
Poto 345
6 Berare
629 7
Sarading 147
8 Kaklang
357 9
Batu Bangkar 811
10 Ngeru
477 11
Olat Rawa 424
12 Moyo
255
Jumlah 4.507
20
Tabel 3. Daftar Nama Desa, Jumlah kuda, Jumlah sampel pada masing-masing Desa di Kecamatan Woja Kabupaten Dompu.
No. Nama DesaNama
Kecamatan Jumlah Kuda
Jumlah Sampel I
WOJA 1
Saneo 305
20 2
Sampasai 469
3 Kandai
287 4
Wawonduru 113
5 Rawo
35 6
Bara 90
7 Mowa
80 8
Matna 119
9 Mumbu
43 10
Madaprama 29
11 Montabaru
245
Jumlah 1.815
20
119 Tabel 4. Daftar Nama Desa, Jumlah kuda, Jumlah sampel pada masing-masing
Desa di Kecamatan Dongo, Sangar dan Madapangga.
No. Nama DesaNama
Kecamatan Jumlah Kuda
Jumlah Sampel I
DONGO 1
Palaman 168
20 2
Mpili -
20 3
Rora 253
4 Mbawa
413 5
O’O 343
6 Dorigungga
43 7
Bajo 187
8 Punti
15 9
Kala 173
10 Kananta
112 11
Sai 370
12 Sampungu
233 13
Bumipajo -
Jumlah 2.310
40
II SANGAR
1 Taloko
7 20
2 Oi Saro
3 Piong
127 4
Boro 49
5 Kore
62
Jumlah 245
20
III MADAPANGGA
1 Tolonggaru
2 Woro
78 3
Campa 23
4 Mpuri
113 5
Dena 107
6 Rade
196 7
Monggo 251
20 8
Sedono 10
9 Tonda
Jumlah 778
20 TOTAL
3.333 80
120
DAFTAR KUESIONER STUDI KASUS SUSU KUDA SUMBAWA Peternak, Pedagang Pengumpul dan Dinas Peternakan
I. KU ES IO N ER PETERN A K BLO K I : ID EN T IFIKA S I RES PO N D EN D A N LO KA S I
1. 2.
3. N am a Responden : ………… ………… ……… ………… ……… ………… ……… … ..
A lam at : D esa : ………… ……… ………………… ………… ……… ………… … Kecam atan : ……… ………………… ………… ………… ……… …….
Kabupaten : ………… ……… ………… ………… ……… ………… ….. Jum lah Kuda : Jantan : ekor
Betina : ekor A nak : ekor
BLO K II : PEM ERA H A N S U S U KU D A 1. A pakah ada kuda betina yang sedang m enyusui ?
♦ A da ♦ Tidak 2. Bila ada yang sedang m enyusui, ada berapa ekor ?
♦ satu ekor ♦ dua ekor ♦ lebih dari dua ekor …….. 3. A pakah kuda yang m enyusui tersebut diperah susunya ?
♦ Ya ♦ Tidak 4. Bila ya, untuk apa susu kuda itu diperah ?
♦ dijual ♦ dim inum sendiri ♦ dijual dan sebagian dim inum sendiri. 5. Berapa hasil susu kuda yang diperoleh setiap kali m em erahnya ?
♦ seratus cc ♦ dua ratus cc ♦ tiga ratus cc ♦ …….. cc sebutkan. 6. Berapa lam a kuda yang sedang m enyusui itu diperah susunya ?
♦ satu bulan ♦ dua bulan ♦ tiga bulan ♦ enam bulan. 7. A pakah susu kolostrum nya juga diperah dan dijual ?
♦ Ya ♦ Tidak 8. D im ana pem erahan susu kuda itu dilakukan ?
♦ di kandang dekat rum ah ♦ di tepi hutantem pat penggem balaan ♦ ………………………………………………………………………… .
9. A pakah sebelum pem erahan kuda diikat ? ♦ Ya ♦ Tidak; apakah dicuci
121 am bingnya ?
♦ Ya ♦ Tidak, bila dicuci, dengan apa dicucinya ? ♦ air bersih
♦ air m inum ♦ …………………………… isi 10. A ir susu yang diperah ditam pung dengan apa ?
♦ em ber plastik ♦ em ber biasa
♦ ……………………………………………… isi 11. A pa tindakan terhadap susu kuda hasil pem erahan ?
♦ dipanaskan ? ♦ Ya ♦ Tidak, bila Ya berapa m enit………………… ♦ dipanaskan ? ♦ Ya ♦ Tidak, bila Ya, didinginkan denga apa?...................
♦ ditam bah bahan pengawet ? ♦ Ya ♦ Tidak, bila Ya, bahan pengawet apa yang ditam bahkan ……… ……… ………… ……… ………… ……… ………… …… ..
12. A pakah susu kuda hasil pem erahan disim pan dulu sebelum dijual ? ♦ Ya
♦ Tidak; bila Ya, disim pan dalam ? ♦ botol ♦ jerigen ♦ ……………. isi; dan berapa lam a ?
♦ sehari ♦ sem inggu ♦ sebulan ♦ ……………….. isi. 13. A pakah susu kuda hasil pem erahan digunakan sendiri ?
♦ Ya ♦ Tidak, Bila Ya, untuk apa ? sebutkan … ………… ……… ………… ……… ………… …… ..
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .. 14. Kalau susu kuda hasil pem erahan dijual, kem ana dijualnya ?
♦ diam bil oleh pengum pul di rum ah
♦ disetorkan ke pengum pul ♦ …..… …………………… …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ……… . sebutkan.
Berapa harga jualnya ? sebutkan Rp. … ……… ………… ……… .. 15. M enurut pengalam an peternak, apakah susu kuda yang disim pan di suhu kam ar
tidak m em busuk ? ♦ Ya ♦ Tidak; apabila jawabannya Tidak, apakah terjadi
penggum palan ? ♦ Ya ♦ Tidak, apakah terjadi ferm entas ? ♦ Ya ♦
Tidak 16. A pa rasa susu kuda yang m asih segar ?
♦ m anis ♦ asam ♦ tawar; dan apa rasanya setelah disim pan sehari atau lebih ?
♦ m anis ♦ asam ♦ tawar 17. A pakah harga jual susu kuda yang diterim a m enguntungkan peternak ?
♦ Ya ♦ Tidak; apabila Ya apakah tidak m engganggu pertum buhan dan kesehatan
anak kuda ? ♦ Ya ♦ Tidak
Bila jaw abannya Ya, apa cara yang ditem puh agar bisa m enjual susu tanpa m engorbankan kesehatanperkem bangan anak kuda ?
♦ diperah sesudah anak kuda m enyusui
♦ diperah sebelum anak kuda m enyusui ♦ cara lain : …… …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .
122 BLO K III : CA RA PEM ELIH A RA A N
1. Cara apa yang dilakukan peternak kuda dalam pem eliharaannya ? ♦ dikandangkan sepanjang hari ♦ dilepas di hutan, padang rum put
sepanjang hari ♦ dikandangkan waktu m alam hari, dilepas di hutan, padang
rum put pada w aktu siang hari ♦ …………………………………………………………………… .
2. A pabila pem eliharaannya secara ekstensif atau liar, bagaim ana cara m engenali kudanya m asing-m asing ?
♦ diberi tanda cap bakar ♦ diberi tanda potong daun telinga
♦ ………………………………………………………… . sebutkan. 3. A pa sebenarnya tujuan peternak m em elihara kuda ?
♦ diam bil susunya ♦ untuk tenaga kerja pertanian ♦ untuk tabungan ♦ untuk lainnya
sebutkan …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… …… .
4. A pa jenis pakan kuda yang tersedia ? ♦ rum puthijauan pakan ? ♦ Ya ♦
Tidak ♦ pakan tam bahan ? ♦ Ya ♦ Tidak
Bila disediakan rum puthijauan pakan sebutkan nam anya : ……… ………… ……… …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… ……
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… …… Bila diberikan pakan tam bahan, sebutkan jenisnya : …… ………… ……… ……… ..
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ………… .. …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … ..
5. A pakah pada saat ini ada kuda yang sakit ? ♦ Ya ♦ Tidak; bila Ya, apakah
yang sakit tersebut kuda betina yang sedang diperah susunya ? ♦ Ya ♦
Tidak Bila Ya apakah diberikan obat antibiotika ?
♦ Ya ♦ Tidak; bila Ya apakah bisa m enyebutkan nam a dokter hew anm antri yang m em berikan obat ?
…… ………… …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… ……
BLO K IV : PEN GA M BILA N S A M PEL S U S U 1. Berapa banyakkah sam pel susu yang diam bil dari satu kuda ?
♦ ………. cc 2. Berapa jum lah sam pel susu kuda yang diam bil dari responden ini ?
♦ satu ♦ dua ♦ ……………….. sebutkan.
123 II. KU ES IO N ER PED A GA N GPEN GU M PU L S U S U
BLO K I : ID EN T IFIKA S I RES PO N D EN D A N LO KA S I 1.
2. 3.
4.
5. N am a Responden : ………… ………… ……… ………… ……… ………… ……… … ..
N am a Perusahaan : …… ………… ………… ……… ………… ……… ………… …… . M erek U saha : … ……… ………… ……… ………… ………… ………………… …… ..
A lam at : Jalan : … ……… ………… ………………… ……… ………… ……… .. D esa : ………… ……… ………………… ………… ……… ………… …
Kecam atan : ……… ………………… ………… ………… ……… ……. Kabupaten : ………… ……… ………… ……… …… ………… ……… ..
O m set penjualan : ……… … . botol …… … . cc per bulan : ……… … jerigen ……… ccliter
per tahun : ……… … botol ……… . ..cc ……… … jerigen ……… cc.
BLO K II : PEN A N GA N A N S U S U KU D A 1. D ari m ana diperoleh suplai susu kuda S um baw a ?
♦ langsung dari peternak ♦ dari pengum pul ♦ dari perusahaan lain.
2. A pabila diperoleh dari peternak langsung, apakah diam bil sendiri? ♦ Ya ♦
Tidak A pabila diperoleh dari pedagangpengum pul, apakah diterim a di tem pat ?
♦ Ya ♦ Tidak 3. A pa perlakukan yang dilakukan terhadap susu kuda yang diterim a ?
♦ dipanaskan ? ♦ Ya ♦ Tidak, bila dipanaskan berapa lam a ? ………. m enit ♦ didinginkan ? ♦ Ya ♦ Tidak, bila Ya didinginkan dengan cara bagaim ana ?
♦ disim pan di kulkaslem ari dingin, ♦ ……………………………………… . ♦ ditam bah pengaw et ? ♦ Ya ♦ Tidak, bila Ya, bahan pengawet apa yang
diberikan ? …… ………… ……… ………… ………… ……… ………………… ……… .. 4. Berapa harga jual susu kuda dari perusahaan anda ? … ………… ……… …………
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .. 5. A pakah perm intaan susu kuda S um baw a m elebihi penyediannya ?
♦ Ya ♦ Tidak, bila Ya, berapa perbandingannya ? ♦ dua kali ♦ tiga kali ♦ …….. kali sebutkan.
124
6. M enurut pengalam an anda, apakah susu kuda yang disim pan dalam suhu kam ar m em busuk ?
♦ Ya ♦ Tidak; apakah m enggum pal ? ♦ Ya ♦ Tidak; apakah berubah w arna ?
♦ Ya ♦ Tidak; apakh berubah bau dan rasanya ? ♦ Ya ♦ Tidak. Bila berubah berikan jaw abannya ? ♦ m enjadi asam ♦ tidak.
7. M enurut pengalam an anda, apa khasiat susu kuda S um baw a berdasarkan inform asi dari pem inum konsum en susu kuda ? …… ………… ……… ………… … ..
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .. …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… ……
8. Kem ana atau dim ana saja susu kuda anda dipasarkan ? …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ………… ..
9. A pakah anda m engetahui khasiat susu kuda ? ♦ Ya ♦ Tidak. Bila Ya,
apakah dari pengalam an pribadi ? ♦ Ya ♦ Tidak, atau dari buku-buku ? ♦
Ya ♦ Tidak; atau dari m ulut- ke m ulut saja ? ♦ Ya ♦ Tidak.
BLO K III : PEN G A M BILA N S A M PEL S U S U 1. Berapa jum lah sam pel susu yang diam bil dari pedagang ini ?
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .. …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … ..
2. Berapa um ur susu kuda yang diam bil sebagai sam pel ? …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … ..
…… ………… ………… ………… ……… ………… ……… ………… ……… ………… .. 3. A pa yang tertulis pada labelnya ?
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .. …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … ..
125 III. KU ES IO N ER D IN A S PETERN A KA N : … ……… ………… ……… ………… …………
BLO K I : ID EN T IFIKA S I RES PO N D EN D A N LO KA S I 1.
2. 3.
N am a Responden : ………… ………… ……… ………… ……… ………… ……… … .. Jabatan : ………… ……… ………… ……… ………… ……… …………… .
A lam at : Jalan : … ……… ………… ………………… ……… ………… ……… .. D esa : ………… ……… ………………… ………… ……… ………… …
Kecam atan : ……… ………………… ………… ………… ……… ……. Kabupaten : ………… ……… ………… ………… ……… ………… …..
BLO K II : PERT A N YA A N 1. A pakah ada program khusus pengem bangan kuda S um baw a untuk tujuan
produksi susu ? ♦ Ya ♦ Tidak.
2. Bila Tidak, adakah kebijakan lain untuk pengem bangan kuda S um baw a ? ♦ Ya ♦ Tidak
3. Bila Tidak ada kebijakan, pem binaannya untuk apa ? ……… ………… ……… …… …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … ..
4. A pakah D inas m em prom osikan susu kuda S um baw a ? ♦ Ya ♦ Tidak
5. Bila Ya, apa yang dilakukan D inas ? …… ………… ……… ………… ……… ……… .. …… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … ..
…… ………… ……… ………… ………… ………… ……… ………… ……… ………… … BLO K III : D A TA S EKU N D ER
1. 2.
3. 4.
5. Populasi kuda di Kabupaten, Kecam atan, D esa lim a tahun terakhir
Jum lah peternak kuda di Kabupaten, Kecam atan, D esa Jum lah produksi susu kuda lim a tahun terakhir
H arga susu kuda Lain-lain yang m enyangkut pertanian – peternakan, a.l. hasil uji laboratorium
susu kuda S um baw a.
126 6. Jum lah susu kuda S um baw a yang dikirim oleh D inas ? ……… ……… ………… ..
…… ………… ……… ………… ………………… ……… ………… ………… ……… … .
127 Tabel 5. Daftar nama dan alamat responden yang diwawancarai
No. Nama
Responden Alamat Responden
Jenis Responden 1.
Bp. Tri Jl. Dr. Wahidin, Sumbawa
Besar. Dispet Kabupaten
Sumbawa. 2.
Heni Jl. Diponegoro 19, Dompu
Dispet Kabupaten Dompu 3.
Bp. Indra Jl. Sukarno Hatta, Raba
Dispet Kabupaten Bima 4.
Ani Cibadak, Sukabumi
Pedagang CV. Dian 5.
Teti Ciwangi, Sukabumi
Pedagang Apotek Geulis Farma
6. Mariam
Bandara Udara Selaparang, Mataram
Pedagang Kantin Bandara
7. Syaiful
Jl. Syech Muhammad, Doro tanggu, Dompu
Pedagang pengumpul 8.
Ilyas Jl. Kakatua, Kandal Dua,
Dompu Pedagang industri
kerajinan rumah tangga TOTIMORI
9. Jamal
Jl. Mujair No. 98 Bali I, Dompu Pedagang 10. Ali
Pertokoan Kota Mataram Pedagang CV. Rachman
Ali Belo, Mataram 11. Hasan
Ds. Tolonggeru, Madapangga, Bima
Pedagang pengumpul. 12. Bancil
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 13. Wahid
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 14. Aziz
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 15. Sapri
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 16. Tajudin
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 17. Badu
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 18. Saling
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 19. Samsudin
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 20. Andi
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 21. H. Saeng
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 22. Majid
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 23. Safrudin
Desa Penyaring, Moyohilir, Sumbawa
Peternak 24. H. Benga
Desa Pelat, Sumbawa, Sumbawa
Peternak 25. Hasim
Desa Pelat, Sumbawa, Sumbawa
Peternak
128 26. Soleh
Desa Pelat, Sumbawa, Sumbawa
Peternak 27. Andi Hadi
Desa Pelat, Sumbawa, Sumbawa
Peternak 28. Halimah
Desa Saneo, Woja, Dompu Peternak
29. Yusuf Desa Saneo, Woja, Dompu
Peternak 30. Abubakar
Desa Saneo, Woja, Dompu Peternak
31. Hadijah Desa. Tolonggeru,
Madapangga, Bima Peternak
32. Hamida Desa. Tolonggeru,
Madapangga, Bima Peternak
33. Nurdin Desa. Tolonggeru,
Madapangga, Bima Peternak
34. Bie Inavandi Desa. Tolonggeru,
Madapangga, Bima Peternak
35. Amandara Desa. Tolonggeru,
Madapangga, Bima Peternak
36. Hamila Desa. Tolonggeru,
Madapangga, Bima Peternak
37. Mustamin Amanah
Desa. Tolonggeru, Madapangga, Bima
Peternak 38. Ahmad
Desa Mpili, Donggo, Bima Peternak
39. Halifah Desa Tolonggeru, Sanggar,
Bima Peternak
40. Kadir Desa Taloko, Sanggar, Bima
Peternak 41. Hasan
Desa Palama, Donggo, Bima Peternak
129 Tabel 6. Pemerahan susu kuda di Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu
No. Uraian
Sumbawa Bima
Dompu Pulau
Sumbawa
1. Jumlah Responden orang 16
11 3
30 2. Jumlah kuda ekor
♣ Jantan ♣ Betina
♣ Anak 100
28 36
36 72
18 27
27 19
3 8
8 191
49 71
71 3. Kuda yang sedang menyusui
♣ Ada ♣ Tidak ada
100 100
100 100
4. Jumlah yang sedang menyusui per responden :
♣ dua ekor ♣ lebih dua ekor 3-4
87,5 12,5
63,6 36,4
33,3 66,7
73,3 36,7
5. Apakah ada kuda yang diperah susunya :
♣ Ya ♣ Tidak
93,75 6,25
81,8 18,2
100 90
10 6. Untuk apa diperah :
♣ dijual ♣ diminum sendiri dan
dijual 46,67
53,33 33,33
66,67 33,33
66,67 40,74
59,26 7. Hasil susu kuda setiap kali
diperah : ♣ 300 cc
♣ lebih dari 300 cc 12,5
87,5 100
100 6,67
93,33 8. Lama menyusuidiperah :
♣ tiga bulan ♣ enam bulanlebih
100 100
100 100
9. Susu kolostrum kuda : ♣ dijual
♣ tidak 100
100 100
100 10. Tempat pemerahan :
♣ dekat kandang di rumah
♣ di tepi hutanpadangan 100
100 100
36,67 63,33
11. Perlakuan sebelum diperah : ♣ diikat
♣ dicuci ambingnya tidak
♣ dicuci dengan air bersih air minum
100 100
- 100
100 100 0
100 100
100 100
46,7 53,3
100 0 12. Tempat penampungan susu
kuda : ♣ ember plastik
♣ ember biasa 100
100 100
100
130
13. Perlakuan terhadap susu yang diperah :
♣ dipanaskan ♣ didinginkan
♣ ditambah pengawet
14. Lama penyimpanan sebelum dijual :
♣ sehari ♣ seminggu
93,75 6,25
100 100
96,67 3,33
15. Kemasan susu kuda yang dijual :
♣ botol ♣ jerigen
100 100
100 63,33
36,67 16. Penjualan susu kuda :
♣ diambil di rumah ♣ disetor ke pengumpul
100 100
100 100
17. Harga susu per liter 30.000
15.000 50.000
31.666 18. Sifat fisik susu kuda Sumbawa:
♣ Tidak membusuk ♣ Auto fermentasi
♣ Rasa susu segar ♣ Rasa susu setelah
disimpan lebih sehari Ya
Ya sedikit
manis asam
Ya Ya
sedikit manis
asam Ya
Ya sedikit
manis asam
100 100
100
100 19. Apakah menguntungkan
Ya Ya
Ya 100
20. Waktu memerah : ♣ diperah sesudah anak
kuda menyusui ♣ diperah sebelum anak
kuda menyusui 56,25
43,75 9,1
90,9 100
17,18 82,82
131 Tabel 7. Cara pemelharaan kuda di Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu
No. Uraian
Sumbawa Bima
Dompu Pulau
Sumbawa
1. Cara pemeliharaan : ♣ dilepas di hutan,
padangan. ♣ malam dikandangkan,
siang dilepas 100
100 100
63,33 36,67
2. Identifikasi kuda Sumbawa ♣ Cap bakar
♣ Nomor telinga 100
100 100
100 3. Tujuan pemeliharaan kuda :
♣ tenaga kerja ♣ tabungandijual
♣ diperah susunya 75
25 63,64
36,36 66,67
33,33 70
30
4. Jenis pakan kuda : ♣ rumputhijauan
♣ pakan tambahan 100
100 100
100 5. Apa ada kuda yang sakit :
♣ Ada ♣ Tidak ada
100 100
100 100
6. Sampel susu dari setiap responden :
♣ 200 – 300 cc ♣ Lebih dari 300 cc
87,5 12,5
100 100
93,33 6,67
7. Jumlah sampel dari setiap responden :
♣ satu ekor ♣ dua ekor
♣ lebih dari dua ekor 3-4
87,5 12,5
9,09 63,64
27,27 33,33
66,67 3,33
73,33 23,33
132 Tabel 8. Penanganan dan penjualan susu kuda Sumbawa oleh Pedagang di
Kabupaten Sumbawa, Bima, Dompu dan Sukabumi
No. Uraian
Mataram Bima
Dompu Sukabumi
1. Jumlah Responden orang 2
1 3
2 2. Omset penjualanminggu
6 botol 250 cc
4 jerigen 10 liter
10 botol 500 cc
2 botol 250 cc
3. Suplai susu : ♣ langsung peternak
♣ pedagang pengumpul ♣ pengusaha lain
ya ya
ya ya
ya tidak
ya ya
tidak tidak
tidak ya
4. Cara pengadaannya : ♣ diambil sendiri ke
peternak ♣ dari pedagang
pengumpul ♣ lainnya: dikirim dari P.
Sumbawa ya
ya -
ya ya
- ya
ya -
tidak ya
ya 5. Perlakuan terhadap susu kuda:
♣ dipanaskan ♣ didinginkan
♣ ditambah pengawet tidak
tidak tidak
tidak tidak
tidak tidak
tidak tidak
tidak tidak
tidak
6. Harga jual per botol Rp. 80.000
500 cc Rp. 50.000
250 cc Rp. 3000
500 cc Rp. 50.000
per 500 cc Rp. 80.000
500 cc Rp. 50.000
250 cc 7. Suplai dan permintaan :
♣ permintaan melebihi suplai
♣ permintaan tidak melebihi suplai
♣ permintaan 2 kali dari suplai.
ya ya
ya ya
8. Sifat susu kuda : ♣ membusuk selama
disimpan di suhu kamar
♣ mengumpal ♣ berubah warna
♣ menjadi asam tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya 9. Tujuan pemasarannya
Mataram Surabaya,
Jakarta Dompu,
Bandung, Tangerang
Sukabumi, Jakarta
10. Apakah tahu khasiat susu kuda:
♣ pengalaman sendiri ♣ dari bacaanbuku
♣ dari mulut ke mulut ya
ya tidak
ya ya
ya tidak
ya ya
ya tidak
ya ya
ya tidak
ya
133
11. Jumlah susu yang diambil dari responden :
2 botol 500 cc
2 botol 500 cc
10 botol 250 cc
3 botol 250 cc
12. Berapa umur simpan susu : 2-3 bulan
2 minggu 2 minggu
Lebih dari 2 bulan
13. Tulisan dalam label : Susu kuda
liar Tidak ada
merek dagang,
nama perusahaan,
susu kuda liar
cara minum, daya
simpan 5 bulan,
minuman berkasiat,
komposisi susu, cara
minum
Tabel 9. Informasi dari Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu
No. Uraian
Sumbawa Bima
Dompu
1. Jumlah Responden orang 1
1 1
2. Apakah ada kebijakan pengembangan kuda ?
tidak tidak
tidak 3. Apakah ada kebijakan
pembinaannya ? tidak
tidak tidak
4. Untuk apa populasinya ditingkatkan ?
- -
- 5. Apakah Dinas mempromosikan
susu kuda Sumbawa tidak
tidak tidak
6. Data sekunder : 1. Statistik
2. Harga susu 3. Lain-lain
4. Jumlah susu yang
dikirim dinas ya
ya ya
tidak ya
ya ya
tidak ya
ya ya
tidak
134
Lampiran 2
HASIL UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA SUSU KUDA SUMBAWA, SUSU KUDA BUKAN SUMBAWA DAN SUSU SAPI
No. Asal Sampel
No. Urut Jumlah
Sampel Diameter mm
Luas mm2
1 2
3 4
5 6
I Kuda Sumbawa
1. Peternak
a. Ds. Palama, Dongo, Bima 1
1 ekor 20,32
324,4 2
1 ekor 20,40
327,0 3
1 ekor 20,50
330,2 4
1 ekor 20,42
327,6 5
1 ekor 20,65
335,0 6
1 ekor 20,20
320,6 7
1 ekor 20,30
323,8 8
1 ekor 20,26
322,5 9
1 ekor 20,26
322,5 10
1 ekor 20,36
325,7 11
1 ekor 20,34
325,1 12
1 ekor 20,35
325,4 13
1 ekor 20,45
328,6 14
1 ekor 20,17
319,7 15
1 ekor 20,15
319,0 16
1 ekor 20,34
325,1 17
1 ekor 20,36
325,7 18
1 ekor 20,35
325,4 19
1 ekor 20,29
323,5 20
1 ekor 20,08
316,8 Total
20 ekor 406,55
6.493,5 Rata-Rata
20,33 324,7
b. Desa Mpili, Donga, Bima 1
1 ekor 18,25
261,7 2
1 ekor 18,23
261,1 3
1 ekor 18,37
265,1 4
1 ekor 18,29
262,8 5
1 ekor 18,21
260,5 6
1 ekor 18,31
263,4 7
1 ekor 18,25
261,7 8
1 ekor 18,37
265,1 9
1 ekor 18,39
265,7 10
1 ekor 18,30
263,1 11
1 ekor 18,20
260,3 12
1 ekor 18,35
264,6 13
1 ekor 18,33
264,0 14
1 ekor 18,29
262,8 15
1 ekor 18,22
260,8 16
1 ekor 18,36
264,9 17
1 ekor 18,26
262,0 18
1 ekor 18,18
259,7 19
1 ekor 18,21
260,5 20
1 ekor 18,23
261,1 Total
20 ekor 365,60
5.251,1 Rata-Rata
18,28 262,6
Rata-Rata Aktivitas Antimikroba
135
No. Asal Sampel
No. Urut Jumlah
Sampel Diameter mm
Luas mm2
1 2
3 4
5 6
c. Desa Taloko, Sanggar, Bima 1
1 ekor 34,54
937,4 2
1 ekor 34,34
926,5 3
1 ekor 34,64
942,8 4
1 ekor 34,24
921,2 5
1 ekor 34,80
951,5 6
1 ekor 34,20
919,0 7
1 ekor 34,18
917,9 8
1 ekor 34,28
923,3 9
1 ekor 34,48
934,1 10
1 ekor 34,37
928,2 11
1 ekor 34,48
934,1 12
1 ekor 34,39
929,2 13
1 ekor 34,44
931,9 14
1 ekor 34,27
922,8 15
1 ekor 34,47
933,6 16
1 ekor 34,37
928,2 17
1 ekor 34,39
929,2 18
1 ekor 34,41
930,3 19
1 ekor 34,38
928,7 20
1 ekor 35,10
968,0 Total
20 ekor 688,77
18.638,0 Rata-Rata
34,44 931,9
d. Desa Monggo, Madapanga, 1
1 ekor 23,31
426,9 Bima
2 1 ekor
23,29 426,2
3 1 ekor
23,37 429,1
4 1 ekor
23,40 430,2
5 1 ekor
23,20 422,9
6 1 ekor
23,29 426,2
7 1 ekor
23,27 425,5
8 1 ekor
23,28 425,8
9 1 ekor
23,31 426,9
10 1 ekor
23,33 427,7
11 1 ekor
23,28 425,8
12 1 ekor
23,27 425,5
13 1 ekor
23,31 426,9
14 1 ekor
23,21 423,3
15 1 ekor
23,32 427,3
16 1 ekor
23,30 426,6
17 1 ekor
23,23 424,0
18 1 ekor
23,33 427,7
19 1 ekor
23,27 425,5
20 1 ekor
23,24 424,4
Total 20 ekor
465,81 8.524,2
Rata-Rata
23,29 426,2
Rata-Rata Aktivitas Antimikroba
136
No. Asal Sampel
No. Urut Jumlah
Sampel Diameter mm
Luas mm2
1 2
3 4
5 6
e. Desa Penyaring, Moyohilir, 1
1 ekor 17,70
246,2 Sumbawa
2 1 ekor
17,68 245,6
3 1 ekor
17,72 246,7
4 1 ekor
17,68 245,6
5 1 ekor
17,70 246,2
6 1 ekor
17,66 245,0
7 1 ekor
17,72 246,7
8 1 ekor
17,73 247,0
9 1 ekor
17,71 246,4
10 1 ekor
17,54 241,7
11 1 ekor
17,56 242,3
12 1 ekor
17,60 243,4
13 1 ekor
17,62 243,9
14 1 ekor
17,64 244,5
15 1 ekor
17,68 245,6
16 1 ekor
17,69 245,9
17 1 ekor
17,66 245,0
18 1 ekor
17,69 245,9
19 1 ekor
17,82 249,5
20 1 ekor
17,78 248,4
Total 20 ekor
353,58 4.911,5
Rata-Rata 17,68
245,6
f. Desa Pelat, Sumbawa 1
1 ekor 15,28
183,4 2
1 ekor 15,10
179,2 3
1 ekor 15,17
180,8 4
1 ekor 15,20
181,5 5
1 ekor 15,18
181,1 6
1 ekor 15,20
181,5 7
1 ekor 15,16
180,6 8
1 ekor 15,21
181,8 9
1 ekor 15,14
180,1 10
1 ekor 15,15
180,3 11
1 ekor 15,21
181,8 12
1 ekor 15,22
182,0 13
1 ekor 15,26
183,0 14
1 ekor 15,16
180,6 15
1 ekor 15,13
179,9 16
1 ekor 15,16
180,6 17
1 ekor 15,17
180,8 18
1 ekor 15,10
179,2 19
1 ekor 15,31
184,2 20
1 ekor 15,10
179,2 Total
20 ekor 303,61
3.621,4 Rata-Rata
15,18 181,1
Rata-Rata Aktivitas Antimikroba
137
No. Asal Sampel
No. Urut Jumlah
Sampel Diameter mm
Luas mm2
1 2
3 4
5 6
g. Desa Saneo, Woja, Dompu 1
1 ekor 22,70
404,9 2
1 ekor 22,70
404,9 3
1 ekor 22,00
380,3 4
1 ekor 23,60
437,6 5
1 ekor 23,10
419,3 6
1 ekor 23,05
417,5 7
1 ekor 23,15
421,1 8
1 ekor 23,17
421,8 9
1 ekor 23,13
420,4 10
1 ekor 23,10
419,3 11
1 ekor 22,37
393,2 12
1 ekor 23,25
424,7 13
1 ekor 22,82
409,2 14
1 ekor 23,82
445,8 15
1 ekor 22,75
406,7 16
1 ekor 22,87
411,0 17
1 ekor 22,90
412,0 18
1 ekor 22,91
412,4 19
1 ekor 23,21
423,3 20
1 ekor 23,32
427,3 Total
20 ekor 459,92
8.312,4 Rata-Rata
23,00 415,6
2. Pedagang
a. Jabotabek 1
1 ekor 20,42
327,6 2
1 ekor 20,83
340,9 3
1 ekor 20,54
331,5 4
1 ekor 20,42
327,6 5
1 ekor 20,94
344,5 6
1 ekor 20,72
337,3 7
1 ekor 20,46
328,9 8
1 ekor 20,43
327,9 9
1 ekor 20,57
332,5 10
1 ekor 20,56
332,1 Total
10 ekor 205,89
3.330,9 Rata-Rata
20,59 333,1
3. Pengumpul
1 1 ekor
33,89 902,4
a. Bima 2
1 ekor 34,97
960,9 3
1 ekor 34,95
959,8 4
1 ekor 34,92
958,1 5
1 ekor 34,60
940,6 6
1 ekor 34,50
935,2 7
1 ekor 34,62
941,7 8
1 ekor 34,57
939,0 9
1 ekor 34,61
941,2 10
1 ekor 34,67
944,4 Total
10 ekor 346,30
9.423,3 Rata-Rata
34,63 942,3
Rata-Rata Aktivitas Antimikroba
138
No. Asal Sampel
No. Urut Jumlah
Sampel Diameter mm
Luas mm2
1 2
3 4
5 6
II Kuda Bukan Sumbawa
1. Kuda Beban
a. Bogor 1
1 ekor 2
1 ekor 3
1 ekor 4
1 ekor 5
1 ekor Total
5 ekor Rata-Rata
b. Lembang 1
1 ekor 2
1 ekor 3
1 ekor 4
1 ekor 5
1 ekor Total
5 ekor Rata-Rata
c. Salatiga 1
1 ekor 2
1 ekor 3
1 ekor 4
1 ekor 5
1 ekor 6
1 ekor 7
1 ekor 8
1 ekor 9
1 ekor 10
1 ekor Total
10 ekor Rata-Rata
2. Kuda Pacu
a. Pamulang 1
1 ekor 13,37
140,5 2
1 ekor 13,30
139,0 3
1 ekor 13,21
137,1 4
1 ekor 13,57
144,7 5
1 ekor 13,40
141,1 Total
5 ekor 66,85
702,3 Rata-Rata
13,37 140,5
Rata-Rata Aktivitas Antimikroba
137
Lampiran-3
PROPOSAL APLIKASI HASIL PENELITIAN SUSU KUDA SUMBAWA
I. LATAR BELAKANG