69
Dengan harga susu Rp. 30.000 per liter maka nilai produksi susu kuda di kabupaten Sumbawa 107.6 milyar rupiah per tahun Tabel 8, dengan demikian rata-
rata rumah tangga memperoleh pendapatan dari susu kuda sebesar Rp. 10.072.000 per tahun.
Di kabupaten Bima terdapat 1.657 ekor kuda betina laktasi dengan produksi 596.520 liter per tahun dengan harga susu kuda Rp. 15.000 lebih murah dari pada
harga susu di kabupaten Sumbawa diperoleh pendapatan Rp. 8,5 milyar dan di kabupaten Dompu terdapat 892 ekor kuda laktasi dengan produksi susu 321.120 liter
per tahun dengan harga Rp. 50.000 per liter diperoleh pendapatan Rp. 16,056 milyar. Total dari seluruh P. Sumbawa Rp. 132,2 milyar Tabel 8.
Susu kuda Sumbawa yang sudah dikemas dalam botol dan dijual eceran di pasaran di pulau Jawa dengan harga Rp. 160.000 per liter. Bila dihitung dari harga jual
terakhir maka produksi susu kuda dari pulau Sumbawa dapat mencapai Rp. 721,15 milyar per tahun, berarti 5,5 kali dari nilai di daerah produsen.
B. VERIFIKASI ANTIMIKROBA DALAM SUSU KUDA SUMBAWA DAN TUMBUHAN
Verifikasi senyawa antimikroba di dalam susu kuda Sumbawa dimaksudkan untuk membuktikan bahwa susu kuda Sumbawa secara alami mengandung senyawa
antimikroba. Di samping itu juga untuk mengetahui aktivitas antimikrobanya berasal dari tumbuhan yang di makan kuda atau dari antibiotika yang diberikan sebagai obat
oleh peternak atau petugas kesehatan hewan.
1. Uji Aktivitas Antimikroba dalam Susu Kuda Sumbawa
Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan mengunakan bakteri M. luteus. Hasil pengujian Gambar 19, 20, 21 menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa
mempunyai aktivitas antimikroba yang sangat kuat. Aktivitas tersebut ditunjukkan oleh luas daerah bening clear zone daerah hambatan pada media di cawan petri.
70
Berdasarkan luas daerah hambatan dapat dilihat bahwa susu segar mempunyai aktivitas antimikroba yang lebih kuat bila dibandingkan dengan antibiotik penisilin
sebagai kontrol Gambar 19. Pada Gambar 20 disajikan hasil uji antimikroba susu sapi dan susu kuda bukan
kuda Sumbawa kuda tarik memperkuat hasil yang tidak terdapat daerah hambatan. Hal ini menunjukkan susu sapi dan susu kuda bukan Sumbawa tidak mempunyai
aktivitas antimikroba. Pada Gambar 21 terlihat susu kuda yang telah di simpan selama 1 bulan
menunjukkan adanya aktivitas mikroba yang lebih tinggi dari pada susu segar dan kontrol positif antibiotika penisilin. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpanan tidak
menurunkan aktivitas antimikrobanya Gambar 21. Hasil pengukuran daerah hambatan aktivitas antimikroba dari 160 sampel susu
kuda Sumbawa, 25 sampel susu kuda bukan Sumbawa dan 15 sampel susu sapi serta kontrol 0,1 ì gml penisilin disajikan pada Tabel 9.
Gambar 20. Aktivitas antimikroba susu kuda bukan Sumbawa dan susu sapi segar
Semua sampel susu kuda Sumbawa yang diuji mengindikasikan adanya aktivitas antimikroba dengan diameter hambatan berkisar 15,18 – 34,63 mm atau luas
hambatannya berkisar antara 181,1 – 942,3 mm
2
. Dari susu kontrol yang diuji, yaitu 20
Gambar 19. Aktivitas antimikroba susu segar
Gambar 21. Aktivitas antimikroba susu asam
71
sampel susu kuda bukan Sumbawa, 15 sampel susu sapi Frisian Holstein dan 5 sampel susu kuda pacu, hanya sampel susu dari kuda pacu memperlihatkan adanya
daya antimikroba walaupun daya antimikrobanya lemah dengan diameter hambatannya 13,37 mm atau luas hambatan hanya 140,5 mm
2
. Kuda pacu tersebut ternyata adalah keturunan dari kuda Sumba betina yang disilangkan dengan kuda
jantan Thoroughbred. Hasil pengujian senyawa antimikroba membuktikan bahwa susu kuda Sumbawa secara kualitatif mempunyai daya antimikroba yang kuat, baik susu
segarnya maupun yang telah disimpan. Di samping itu dilakukan juga analisis antimikroba secara kuantitatif dengan mengukur diameter dan menghitung luas daerah
hambatan yang mengindikasikan daya antimikroba susu kuda Sumbawa cukup kuat. Tabel 9. Aktivitas antimikroba susu kuda Sumbawa , susu kuda bukan Sumbawa
dan susu sapi menggunakan bakteri uji Micrococcus luteus ATCC 9341
Jumlah Sampel
Diameter mm Luas mm²
I KUDA SUMBAWA
1 Peternak
a. Ds. Palama, Dongo, Bima 20
20,33 324,7
b. Ds. Mpili, Dongo, Bima 20
18,28 262,6
c. Ds. Taloko, Sanggar, Bima 20
34,44 931,9
d. Ds. Monggo, Madapangga, Bima 20
23,29 426,2
e. Ds. Penyaring, Moyohilir, Sumbawa 20
17,68 245,6
f. Ds. Pelat, Sumbawa 20
15,18 181,1
g. Ds. Saneo, Woja. Dompu 20
23 415,6
2 Pedagang
a. Jabotabek, Surabaya, Mataram 10
20,59 333,1
3 Pengumpul
a. Desa Taloko, Sanggar, Bima 10
34,63 942,3
II KUDA BUKAN SUMBAWA
1 Kuda Beban
a. Bogor 5
0,0 b. Lembang
5 0,0
c. Salatiga 10
0,0 2
Kuda Pacu a. Pamulang
5 13,37
140,5 III
SAPI PERAH FH
a. Depok 15
0,0 IV ANTIBIOTIK KONTROL
20,33 324,7
Penisilin 0,1 • gml 200
Keterangan : Kuda pacu Pamulang turunan kuda Sumba.
No. Asal Sampel
Rata-rata Aktivitas Antimikroba
TOTAL
72
Susu dari pengumpul di Kabupaten Bima yang umumnya telah disimpan dengan masa simpan 1 bulan, mempunyai aktivitas antimikroba yang lebih kuat bila
dibandingkan dengan susu yang baru diperah oleh peternak. Luas daerah hambatan susu yang berasal dari pengumpul mencapai 942,3 mm
2
, sedangkan yang langsung dari peternak hanya berkisar antara 181,1 sd 426,2 mm
2
kecuali dari Desa Taloko, Kabupaten Bima yang luas hambatannya 931,9 mm
2
. Hal ini memperlihatkan bahwa penyimpanan susu tidak menurunkan bahkan meningkat aktivitas antimikrobanya.
Menurut Naidu 2000 senyawa antimikroba alami yang berasal dari susu sapi diantaranya adalah laktoferin, laktoperoksidase, laktoglobulin dan laktolipids. Menurut
Conner 1993, senyawa yang bersifat antimikroba alami dari susu sapi adalah kelompok laktenin yang merupakan bagian dari sistim imun seperti immunoglobulin,
lysozym, laktoferin dan senyawa lain yang bersifat antimikroba. Rijatmoko 2003 melakukan penelitian mengenai pengaruh susu kuda
Sumbawa terhadap pertumbuhan M. tuberculosis secara in vitro; hasilnya menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa mempunyai potensi yang cukup baik dalam
menghambat pertumbuhan M. tuberculosis, baik isolat standar maupun isolat klinis yang diperoleh dari penderita tuberkulosis paru. Sudarwanto et al 1998, dari hasil
analisis terhadap 12 sampel susu kuda Sumbawa menunjukkan adanya aktivitas antimikroba dengan diameter hambatan berkisar antara 14 – 23 mm atau 154,0 –
415,6 mm
2
. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa susu kuda Sumbawa, baik
yang segar maupun yang telah disimpan, mempunyai aktivitas antimikroba kuat. Percobaan dilanjutkan untuk mengetahui apakah senyawa aktif di dalam susu kuda
Sumbawa yang mempunyai aktivitas antimikroba yang kuat tersebut berasal dari kuda Sumbawa yang sedang menyusui atau berasal dari tumbuhan yang diberikan sebagai
73
bahan makanan kuda Sumbawa. Untuk itu dilakukan uji aktivitas antimikroba dari tumbuhan makanan kuda Sumbawa.
2. Uji Aktivitas Antimikroba dari Tumbuhan Sumber Makanan Kuda Sumbawa