Identifikasi Komponen Gula Karakterisasi Gugus Aktif Fraksi 7

91

b. Identifikasi Komponen Gula

Sinar ultra violet menyerap struktur molekul bentuk cincin ikatan rangkap pada satu atau lebih panjang gelombang dibawah 300 nm. Prinsip ini digunakan untuk identifikasi jenis gula. Spektrogram UV dari 6 jenis gula standar dan komponen gula dari fraksi 7 dan laktoferin standar disajikan pada Gambar 29 dan Tabel 17. Jenis gula standar yang digunakan yaitu; maltosa, sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa dan galaktosa. Gambar 29 dan Tabel 17 memperlihatkan respon maltosa, sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa ,galaktosa, pada panjang gelombang 230,00 nm, 190,00 nm, 233,10 nm, 194,00 nm, 191,50 nm 192,00 nm dan 205,70 nm. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 nm Gambar 29. Hasil analisis komponen gula dengan spektrofotometer ultra violet 92 Golongan Jenis Sampel 1 Sukrosa Disakarida 190,00 0,505 2 Glukosa Monosakarida 190,00 0,445 3 Galaktosa Monosakarida 191,50 0,640 4 Fraksi No. 7 192,00 0,607 5 Fruktosa Monosakarida 194,00 0,888 6 Laktoferin 205,70 1,447 7 Maltosa Disakarida 230,00 0,790 8 Lactosa Disakarida 233,10 0,230 Tabel 17. Hasil uji spektrofotometer UV beberapa jenis standar gula, laktoferin dan sampel fraksi no.7 No. Panjang Gelombang nm Absorbsi Dari identifikasi jenis gula dengan spektrofotometer UV, panjang gelombang gula dari fraksi 7 192,0 nm mendekati panjang gelombang galaktosa 191,5 nm yang memberi petunjuk jenis gula yang terdapat pada fraksi 7 adalah galaktosa. Menurut Morel 2003, komponen laktosa dari susu kuda terdiri dari satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Identifikasi jenis gula dari laktoferin dengan spektrofotometer UV, panjang gelombang gula laktoferin 205,7 nm, tetapi panjang gelombang tersebut tidak ada kesamaan dengan semua jenis gula standar yang digunakan sebagai pembanding. Sehingga komponen gula yang terdapat pada laktoferin tidak sama dengan jenis gula yang terdapat pada fraksi 7. Dari perhitungan panjang gelombang dan absorben ada indikasi bahwa laktoferin diperkirakan memiliki 3 unit gula yaitu 1 unit laktosa 233,1 nm dan 2 unit galaktosa 191,5 nm. Spektrogram laktoferrin memperlihatkan puncak gelombang 205,7 nm, dengan demikian puncak gelombang tersebut sangat dekat dengan nilai rata-rata 205,3 nm dari panjang gelombang laktosa sebesar 233,10 nm ditambah 2 kali panjang gelombang galaktosa 191,50 nm dibagi tiga. 93 Berdasarkan adanya komponen galaktosa pada glukoprotein fraksi 7 maka diusulkan nama dari fraksi 7 ialah galaktoequin atau karena ada kemiripan dengan laktoferin dinamakan galaktoferin.

E. PRODUKSI KONSENTRAT DARI SUSU KUDA SUMBAWA

Maksud percobaan ini adalah untuk mengembangkan tehnologi proses produksi konsentrat antimikroba dari susu kuda Sumbawa yang didasarkan atas hasil- hasil uji sebelumnya. Tujuan percobaan ini untuk mendapatkan senyawa antimikroba konsentrat dalam bentuk bubuk. Gambar 30 menyajikan skema proses produksi konsentrat antimikroba berbentuk bubuk dari susu kuda Sumbawa. Susu kuda Sumbawa sebanyak 100 v ditambah dengan hexan 100 v menghasilkan 97 v lapisan air dan 103 v lapisan hexan dan lemak. Penggumpalan protein dilakukan dengan penambahan larutan 5 v 1N HCl dihasilkan whey sebanyak 102 v dan curdcasein 2 b. Melalui alat kering beku cairan whey dan curd dikeringkan, kemudian menghasilkan konsentrat kering whey dan curd masing-masing seberat 4,8 b dan 0,212 b. Whey dan curd masing-masing diuji daya antimikrobanya. Bagian whey menghasilkan aktivitas antimikroba, sedangkan pada curd tidak mempunyai aktivitas antimikroba. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa antimikroba dalam susu kuda Sumbawa terdapat dalam bagian whey. Hasil percobaan ini sejalan dengan Naidu 2002 yang menyatakan bahwa senyawa antimikroba dari susu sapi terdapat dalam protein whey. Untuk mengetahui aktivitas senyawa antimikroba dalam whey kering dilakukan uji antimikroba dengan cara melarutkan whey kering dengan aquades sehingga kembali ke volume asal susu kuda Sumbawa cair 1 gram whey kering dilarutkan dengan 20 ml aquades. Untuk uji antimikroba diambil 100 ì l dan hasilnya menunjukan aktivitas antimikroba dengan diameter hambatan 26,64 mm atau 557,61 mm 2 Hasil percobaan sebelumnya menunjukkan susu kuda Sumbawa cair mempunyai daya antimikroba dengan diameter