53
Namun, jika LDR 100 maka semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan,
simpanan berjangka, sertifikat deposito. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: LDR =
����� ℎ ������ ���� ������ ��� ���� ���� ��������
× 100 Adapun penilaian rasio LDR berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 antara lain:
Tabel 2.8 Kriteria Pengukuran Rasio LDR
Kriteria Hasil Ratio
Sehat 50 rasio
≤ 100 Tidak Sehat
100 Sumber : Bank Indonesia, 2004
2.2 Penelitian Terdahulu
Etty M. Nasser dan Titik Aryati 2000 meneliti model analisis CAMEL untuk memprediksi Financial Distress pada sektor perbankan yang Go Public. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah rasio-rasio keuangan yang diukur dengan rasio CAMEL berbeda secara signifikan antara bank yang sehat dengan Bank
yang gagal. Selain itu juga dilakukan pengujian untuk melihat rasio keuangan mana saja yang mendiskriminankan antara bank yang sehat dengan bank yang gagal
financial distress. Ada 13 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ,
Universitas Sumatera Utara
54
yaitu CAR1, CAR2, ETA, RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO, PBTA, EATAR,dan LDR model yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat
analisis dan multivariate analisis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada a = 5 untuk data empat tahun sebelum bangkrut adalah EATAR dan
OPM. Variabel yang lain ternyata tidak signifikan. Pengujian diskriminan menunjukkan variabel EATAR dan PBTA mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan bank. Nilai z-score untuk bank yang sehat minus 0,543 sedangkan bank yang gaga 0,483. Dari hasil klasifikasi ternyata persentase ketepatannya untuk empat
tahun sebelum bangkrut 67,6. Titik Aryati dan Hekinus Manao 2002 meneliti rasio keuangan sebagai
prediktor bank bermasalah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah rasio-rasio keuangan yang diukur dengan rasio CAMEL berbeda
secara signifikan antara bank yang sehat dengan bank yang gagal. Selain itu juga dilakukan pengujian untuk melihat rasio keuangan mana saja yang
mendiskriminankan antara bank yang sehat dengan bank yang gagal. Ada tujuh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Capital Adequacy
Ratio CAR, Return on Risked Assets RORA, Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, rasio
kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, dan rasio kredit terhadap dana yang diterima. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat
analisis dan multivariat diskriminan analisis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada a = 5 untuk data lima tahun sebelum bangkrut adalah
Universitas Sumatera Utara
55
CAR, RORA, ROA, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, dan rasio kredit terhadap dana yang diterima. variabel yang lain yaitu NPM dan rasio
biaya operasional terhadap pendapatan operasional ternyata tidak signifikan. Sedangkan untuk data satu tahun sebelum bangkrut ternyata variabel yang signifikan
adalah rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, rasio kredit terhadap dana yang diterima,
ROA, dan RORA. Pengujian diskriminan menunjukkan variabel ROA dan rasio kredit terhadap dana yang diterima yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
bank. Nilai z-score untuk bank yang sehat 0,176 sedangkan bank yang gagal -0,359. Dari hasil klasifikasi ternyata persentase ketepatannya untuk satu tahun sebelum
bangkrut 82, sedangkan untuk dua tahun dan tiga tahun sebelum bangkrut tingkat ketepatannya 69,1 dan 65,3.
Almalia dan Herdingningtyas 2005 meneliti analisis rasio CAMEL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan periode 2000-2002. Jumlah
sampel akhir yang terpilih sebanyak 24 bank umum swasta nasional yang terdaftar di Direktori Perbankan Indonesia dalam kurun waktu 2000-2002 yang terdiri dari 16
bank kondisi tidak bermasalah dan 8 bank kondisi bermasalah. Penelitian ini menggunakan variabel CAR, ATTM, APB, NPL, PPAPAP, PemenuhanPPAP, ROA,
ROE, NIM, BOPO, dan LDR. Alat analisis yang digunakan yaitu uji Kolmogorov Smirnov
untuk melakukan uji beda nonparametrik atau parametrik dan regression logistic
. Hasilnya yaitu dari 11 rasio keuangan CAMEL yaitu CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, PemenuhanPPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO,
Universitas Sumatera Utara
56
LDR, rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank-bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah periode 2000–2002 adalah CAR, APB, NPL,
PPAPAP, ROA, NIM, BOPO. Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 meneliti analisis faktor yang
mempengaruhi tingkat kesehatan bank dengan regresi logit. Penelitian ini membahas dampak probabilitas tingkat kesehatan bank menggunakan analisis rasio CAMEL.
Metode statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu regresi Logit. Variabel dependen yang digunakan adalah tingkat kesehatan bank dan variabel
independen adalah rasio CAMEL. Data penelitian diambil dari laporan keuangan yang telah diterbitkan dan diakumulasi oleh biro penelitian majalah Infobank,
berdasarkan kebijakan Bank Indonesia. Sampel terdiri dari 60 bank sehat dan 14 bank tidak sehat pada tahun 2005 dan 2006. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan Jenis Bank. Hasil empiris penelitian ini mengindikasikan bahwa NPL adalah variabel yang signifikan yang
mempengaruhi tingkat kesehatan bank, sedangkan CAR, NIM, ROA, ROE, LDR menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau tidak ada pengaruh probabilitas bank
sehat dan tidak sehat. Titis Juniarsi AS dan Agus Endro Suwarno 2005 meneliti rasio keuangan
sebagai prediksi kegagalan pada bank umum swasta nasional non devisa di Indonesia. Jumlah sampel akhir yaitu 44 Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa tahun 1997-
2000. Alat analisis yang digunakan yaitu uji rank wilcoxon dan uji regresi log. Penelitian ini menggunakan variabel CAR, RORA, RCP, NRF, PBAP, ROTA, FBS,
Universitas Sumatera Utara
57
NPM, ROE, BOPO, LDR, SIZE, dan GR. Berdasarkan uji rank wilcoxon hasilnya menunjukkan bahwa CAR, RORA, NRF, PBAP, ROTA, NPM, ROE, BOPO, LDR,
SIZE, dan GR berbeda secara signifikan antara bank yang survive dan bank yang gagal, sedangkan RCP dan FBS tidak berbeda secara signifikan. Hasil uji regresi
logistik menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi kegagalan bank.
Penny Mulyaningrum 2008 meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap kebangkrutan bank di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio
keuangan bank untuk memprediksi kebangkrutan bank di Indonesia. Variabel yang digunakan sejumlah tujuh rasio keuangan bank yakni CAR, LDR, NPL, BOPO,
ROA, ROE dan NIM. Data penelitian diperoleh secara sensus yang berarti keseluruhan populasi digunakan dalam penelitian yang sejumlah 130 bank pada tahun
2006. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logit. Hasil uji multivariate memperlihatkan bahwa variabel LDR signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas
kebangkrutan bank di Indonesia pada α = 5 namun tidak mempunyai tanda yang sama dengan yang diprediksikan. Variabel CAR, NPL, BOPO, ROE, dan NIM
mempunyai tanda yang sama dengan yang diprediksikan namun tidak signifikan. Variabel ROA tidak signifikan dan mempunyai tanda yang berbeda dengan yang
diprediksikan. Secara umum, hasilnya tidak menerima keseluruhan Ha.Ketepatan prediksi kebangkrutan bank tahun 2006 sebesar 94.6. Tingkat kesalahan yang
dilakukan dalam memprediksi kebangkrutan adalah tipe II yaitu bank yang diprediksi bangkrut ternyata tidak bangkrut.
Universitas Sumatera Utara
58
Aprilia Dewi 2010 meneliti rasio keuangan versi Bank Indonesia versus infobank. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesehatan bank versi Bank Indonesia dan versi Infobank. Selain itu juga untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank
berdasarkan rasio keuangan versi Bank Indonesia versus Infobank. Populasi penelitian ini adalah seluruh bank umum konvensional di Indonesia yang terdaftar di
Direktori Perbankan Indonesia dan majalah Infobank periode 2005-2008. Berdasarkan metode purposive sampling, sampel yang terpilih sebanyak 88 bank
umum konvensional di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi logistik untuk menganalisis apakah rasio keuangan CAR, NPL, PemenuhanPPAP,
BOPO, NIM, ROA, ROE, LDR berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank baik versi Bank Indonesia maupun versi Infobank. Penelitian ini juga menggunakan T-
Test untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio keuangan versi Bank Indonesia versus Infobank. Hasil dari analisis
regresi logistik versi Bank Indonesia menunjukkan bahwa hanya 2 rasio keuangan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank yaitu NPL dan ROE. Sedangkan
versi Infobank, ada 3 rasio keuangan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank yaitu NPL, ROA, dan LDR. Dari hasil T-Test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio keuangan versi Bank Indonesia versus Infobank.
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 2.9 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul
Variabel Alat Analisis
Hasil Penelitian
1. Etty M. Nasser
dan Titik Aryati 2000
Model analisis CAMEL untuk
memprediksi Financial
Distress
pada sektor perbankan
yang Go Public CAR1,
CAR2, ETA,
RORA, ALR,
NPM, OPM,
ROA, ROE, BOPO,
PBTA, EATAR,
dan LDR Univariat
analisis dan multivariat
diskriminan analisis
Variabel yang signifikan untuk data empat tahun
sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM,
sedangkan variabel yang lain tidak signifikan.
Pengujian diskriminan menunjukkan variabel
EATAR dan PBTA mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan bank.
2. Titik Aryati dan
Hekinus Manao 2002
Rasio keuangan sebagai prediktor
bank bermasalah di Indonesia.
CAR, RORA,
NPM, ROA,
BOPO, Rasio
Kewajiban Bersih Call
Money
terhadap Aktiva
Lancar LQ1,
Rasio Kredit
terhadap Dana yang
Diterima LQ2
Uji univariat dan uji
multivariat dengan
menggunakan linier
discriminant analysis
CAR, RORA, ROA, rasio kewajiban bersih call money
terhadap aktiva lancar LQ1, dan rasio kredit
terhadap dana yang diterima LQ2 menunjukkan
pengaruh yang signifikan antara bank yang sukses dan
bank yang gagal untuk lima tahun sebelum gagal.
Variabel yang lain yaitu NPM dan BOPO ternyata
tidak signifikan. Sedangkan untuk data satu tahun
sebelum gagal terntaya variabel yang signifikan
adalah rasio BOPO, rasio call money
terhadap aktiva lancar LQ1 rasio kredit
terhadap dana yang diterima, ROA, dan RORA.
Universitas Sumatera Utara
60
3. Almalia dan
Herdingningtyas 2005
Analisis rasio CAMEL
terhadap prediksi kondisi
bermasalah pada lembaga
perbankan periode 2000-
2002 CAR,
ATTM, APB, NPL,
PPAPAP, Pemenuhan
PPAP, ROA, ROE,
NIM, BOPO, dan
LDR Uji
Kolmogorov Smirnov
dan regression
logistic Dari 11 rasio keuangan
CAMEL yaitu CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP
terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP, ROA,
ROE, NIM, BOPO, LDR, rasio yang memiliki
perbedaan yang signifikan antara bank-bank kategori
bermasalah dan tidak bermasalah dan tidak
bermasalah periode 2000- 2002 adalah CAR, APB,
NPL, PPAPAP,ROA, NIM, BOPO.
4. Titik Aryati dan
Shirin Balafif 2007
Analisis faktor yang
mempengaruhi tingkat kesehatan
bank dengan regresi logit
CAR, NPL, NIM, ROA,
ROE, NIM, BOPO, dan
LDR Uji regresi
logistik Rasio NPL memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas sehat
dan tidak sehat pada bank tersebut, sedangkan rasio
NPL, ROA, ROE, LDR, dan NIM menunjukkan hasil
yang tidak signifikan atau tidak ada pengaruh
probabilitas bank sehat dan tidak sehat.
5. Titis Juniarsi AS
dan Agus Endro Suwarno 2005
Rasio keuangan sebagai prediksi
kegagalan pada bank umum
swasta nasional non devisa di
Indonesia CAR,
RORA, RCP, NRF,
PBAP, ROTA,
FBS, NPM, ROE,
BOPO, LDR, SIZE,
dan GR Uji Rank
Wilcoxon dan Uji Regresi
Logistik Hasil uji rank wilcoxon
menunjukkan bahwa CAR, RORA, NRF, PBAP,
ROTA, NPM, ROE, BOPO, LDR, SIZE dan GR berbeda
secara signifikan antara bank yang survive dan bank
yang gagal, sedangkan RCP dan FBS tidak berbeda
secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
61
6. Penny
Mulyaningrum 2008
Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kebangkrutan
Bank
di Indonesia
Rasio CAR, LDR, NPL,
BOPO, ROA,
ROE dan NIM
Analisis regresi
logistik Dari 7 rasio
keuangan CAR, LDR BOPO, NPL, ROA,
ROE, dan NIM, hanya rasio yang signifikan hanya LDR.
7. Aprilia Dewi
2010
Rasio keuangan versi Bank
Indonesia versus infobank
CAR, NPL, PPAP,
BOPO, NIM, ROA,
ROE, LDR Uji regresi
logistik dan uji beda T-test
CAR, PPAP, NIM, berpengaruh positif tapi
tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
BOPO, ROA, LDR, berpengaruh negatif tapi
tidak signifikan. Sedangkan NPL berpengaruh negatif
signifikan dan ROE berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Sumber : Disusun Penulis, 2013
2.3 Kerangka Konseptual