63
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan, membawa variasi pada nilai Sekaran, 2006. Secara garis besar, dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel dependen dan variabel independen.
3.1.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Sekaran, 2006.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan bank yang dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori 0 untuk bank
tidak sehat dan kategori 1 untuk bank sehat.
3.1.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif Uma Sekaran, 2003. Variabel
independen yang digunakan adalah :
1.
Capital Adequacy Ratio CAR Rasio kecukupan modal CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa
besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri di
samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank Almilia
Universitas Sumatera Utara
64
dan Herdiningtyas, 2005. Rasio permodalan ini merupakan komponen kecukupan pemenuhan KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
terhadap ketentuan yang berlaku. Rasio CAR diperoleh dari modal yang dibagi dengan ATMR Aktiva Tertimbang Menurut Risiko. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia No.12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
CAR =
����� ���� ������ ���������� ������� ������
× 100
Keterangan: Perhitungan Modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko dilakukan
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum.
2.
Non Performing Loan NPL Rasio Non Performing Loan NPL menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank yaitu membandingkan kredit bermasalah yang terdiri dari kredit kurang lancar,
diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan total kredit yang diberikan pihak bank kecuali pinjaman kepada pihak bank lain. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia No.12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
Universitas Sumatera Utara
65
NPL =
����� ℎ ������ ��������� ℎ ����� ������
× 100 Keterangan:
• Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
• Kredit bermasalah dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross sebelum dikurangi CKPNCadangan Kerugian Penurunan
Nilai. • Total kredit dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca, secara gross
sebelum dikurangi CKPN.
3.
Net Profit Margin NPM Rasio Net Profit Margin NPM diukur dengan membandingkan jumlah
laba bersih dengan pendapatan operasi. Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut
pendapatan operasinya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi pendapatan operasional dalam menghasilkan laba bersih.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia No.12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
NPM =
��� ������ ��������� ������
× 100
Universitas Sumatera Utara
66 4.
Net Interest Margin NIM Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM diperoleh dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih
dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia
No.12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
NIM =
���������� ����� ����� ℎ ������ ���������
× 100 Keterangan:
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari : Pendapatan bunga – beban bunga.
5.
Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO Rasio BOPO disebut rasio efisiensi. Rasio yang ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini, berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil
Almilia dan Herdiningtyas, 2005. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia No.12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
Universitas Sumatera Utara
67
BOPO =
����� ����������� ���������� �����������
× 100
6.
Loan to Deposit Ratio LDR Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara
membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk
dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito Almilia dan Herdiningtyas, 2005. Rasio ini untuk mengetahui
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada
para debiturnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia No.12 11 DPNP tanggal 31 Maret 2010:
LDR =
��� ��ℎ ������ ���� ��������� ���� ���� ��������
× 100
Keterangan: • Kredit adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum. • Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito tidak
termasuk antar bank.
Universitas Sumatera Utara
68
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian