Pemegang Saham Pengendali dalam Struktur Kepemilikan Bank

seluruhnya dimiliki oleh atau merupakan bagian dari konglomerat besar yang bergerak di bidang usaha non bank seperti usaha properti dan usaha manufaktur. 87 Adanya struktur kepemilikan seperti itu, maka peran komisaris yang berdasarkan undang-undang bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan menjadi tidak efektif. Kedudukan komisaris diisi oleh pemilik bank atau diangkat sebagai jabatan kehormatan. Hal ini menyebabkan fungsi pengawasan internal bank tidak berjalan dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan tersisa pada pengawasan eksternal oleh Bank Indonesia. Efektivitas pengawasan berkaitan erat dengan pola dan struktur kepemilikan bank. 88 Hal ini merupakan sesuatu yang sangat kritis dalam mencapai praktek perbankan yang sehat. Kepemilikan secara mayoritas memungkinkan timbulnya campur tangan pemilik secara berlebihan dalam kepengurusan bank. Fungsi komisaris sebagai pengawas utama dari suatu perseroan menjadi tidak efektif sehingga pengawasan bank tergantung sepenuhnya kepada pengawas bank. Bahkan untuk pengawasan bisnis sehari-hari day to day business.

C. Pemegang Saham Pengendali dalam Struktur Kepemilikan Bank

Dalam hal kepemilikan terdapat dualisme pengertian yaitu legal owner yaitu pemilik yang tercatat menurut hukum dan beneficial owner yaitu pihak yang menikmati manfaat ekonomis dari benda yang dimiliki oleh legal owner. Sebagian 87 Zulkarnain Sitompul, Problematika Perbankan,Op.Cit. hal. 111 88 Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank..., Op.Cit. hal.256 Universitas Sumatera Utara ahli hukum perusahaan menyatakan bahwa sistem hukum Indonesia yang mewarisi tradisi hukum continental tidak mengenal adanya dualisme kepemilikan. 89 Adanya dualisme kepemilikan adalah akibat dianutnya konsep trust yang berasal dari tradisi common law, dimana legal owner berfungsi sebagai pihak yang melakukan pemeliharan atau pengurusan suatu harta kekayaan. 90 Dalam menetapkan pemilik bank, Bank Indonesia menerapkan konsep ultimate owner. Dimana berdasarkan konsep ini pemilik adalah pihak yang menerima manfaat kepemilikan tersebut beneficial owner. 91 Pihak yang menerima manfaat ini dapat berbeda dari legal owner. Oleh sebab itu pihak yang menerima manfaat dari kepemilikan bank wajib diungkapkan. Kewajiban mengungkapkan ini juga berlaku pada perusahaan terbuka. Kewajiban untuk mengungkapkan kepemilikan ini dilandasi oleh beberapa alasan, yaitu: 92 1. Identitas Pemegang Saham Pengendali atau calon Pemegang Saham Pengendali suatu perusahaan merupakan informasi investasi yang penting 2. Dalam rangka akuisisi, keterbukaan informasi atas kepemilikan dimaksudkan untuk menjamin agar peralihan pengendalian perusahaan berlangsung secara terbuka dan efisien 89 Gunawan Widjaya, Transplantasi Trust dalam KUH Perdata dan Undang-Undang Pasar Modal, Jakarta: Rajawali Press, 2008 hal.4. 90 Ibid, hal. 16. 91 Zulkarnain Sitompul, “Merger, Akuisisi dan Konsolidasi…..”, Loc.Cit 92 Ibid. Universitas Sumatera Utara 3. Untuk mencegah terjadinya insider trading dan manipulasi pasar. Tidak semua pihak dapat menjadi pemegang saham pengendali, hanyalah pihak yang memiliki integritas dan kelayakan keuangan saja yang dapat menjadi pemegang saham pengendali. Pemegang Saham Pengendali PSP adalah badan hukum dan atau perseorangan dan atau kelompok usaha yang: 93 a. Memiliki saham bank sebesar 25 dua puluh lima perseratus atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara; b. Memilki saham bank kurang dari 25 dua puluh lima perseratus dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara namun dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian bank baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Black’s Law Dictionary, PSP atau controlling shareholders adalah pemegang saham yang dapat mengendalikan manajemen perseroan secara tidak langsung melalui penempatan wakilnya sebagai anggota direksi dan anggota dewan komisaris perseroan. 94 Bagi PSP yang merupakan badan hukum, menurut Peraturan Bank Indonesia PBI Nomor 5252003 tentang Perubahan Atas PBI No. 223PBI2000 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test, 93 Pasal 1 angka 3 PBI No: 816PBI2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia 94 Gunawan Widjaja, Hak Individu dan Kolektif Para Pemegang Saham, Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hal. 40-41. Universitas Sumatera Utara pengertian PSP merupakan sampai dengan pemegang saham terakhir ultimate shareholder dari badan hukum yang bersangkutan. 95 Menurut PBI No. 111PBI2009 yang merupakan perubahan atas PBI No. 227PBI2000 tentang Bank Umum, PSP bank dilarang mengagunkan atau menjamin kepemilikan sahamnya kepada pihak lain. Sementara pemegang saham dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan operasional bank. Pemegang saham hanya diperbolehkan ikut serta dalam pengambilan keputusan operasional jika yang bersangkutan menjadi pengurus atau karyawan bank. 96 Kehadiran pengendali perusahaan dalam struktur kepemilikan mempunyai peranan besar, pengendali perusahaan mempunyai kemampuan dalam memonitor dan mendisiplinkan manajemen. Tidak hanya menekan agar manajemen memberikan laporan berkala kepada pengendali tersebut secara langsung, tetapi juga adanya kesempatan mempengaruhi kepengurusan secara langsung. Hal ini tampaknya dapat memberikan pemecahan terhadap masalah-masalah utama seputar corporate governance yang timbul akibat tindakan buruk yang dilakukan pihak manajemen, khususnya yang menimbulkan kerugian bagi para pemegang saham publik. Pengendali sebenarnya berada dalam posisi untuk mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi kepentingannya dengan beban yang juga ditanggung para pemegang saham lainnya. Tetapi, pengendali perusahaan sering kali merasa bahwa 95 Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor: 816PBI2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. 96 Kilas Berita, ”PSP Bank Dilarang Menjaminkan Sahamnya”, http: www.kilasberita.comkb-financebursa-a-valas15188-pemegang-saham-pengendali-bank-dilarang- jaminkan-sahamnya diakses 23 November 2009. Universitas Sumatera Utara menerapkan corporate governance secara sukarela tidak memberi keuntungan, apabila perusahaan pesaingnya tidak melakukan hal serupa, misalnya meningkatkan transparansi secara konsisten, termasuk memberikan informasi-informasi negatif perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB III KEBIJAKAN KEPEMILIKAN TUNGGAL SINGLE PRESENCE POLICY