Landasan Konsepsi Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi

Suatu masyarakat yang sehat cenderung memilih atau menciptakan hukum- hukum yang dapat mempromosikan efisiensi ekonomi. Berkaitan dengan uraian di atas, Posner dengan teorinya Analisis Ekonomi Atas Hukum economic analysis of law berpendapat bahwa ilmu ekonomi merupakan suatu alat yang tepat a powerfull tool untuk menganalisa permasalahan-permasalahan hukum yang terdapat di sekitar kita. 53 Secara garis besar Analisis Ekonomi Atas Hukum menerapkan pendekatannya untuk memberikan sumbangan pikiran atas dua permasalahan dasar mengenai aturan- aturan hukum. Yakni analisis yang bersifat positive atau descriptive, berkenaan dengan pertanyaan apa pengaruh aturan-aturan hukum terhadap tingkah laku orang yang bersangkutan the identification of the effects of a legal rule, dan analisis yang bersifat normative, berkenaan dengan pertanyaan apakah pengaruh dari aturan-aturan hukum sesuai dengan keinginan masyarakat the social desirability of a legal rule.

2. Landasan Konsepsi

Untuk menghindari kesalahpahaman atas berbagai istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka berikut akan dijelaskan maksud dari istilah-istilah tersebut, sebagai berikut: 53 Peri Umar Farouk, ”Analisis Ekonomi Atas Perkembangan Hukum Bisnis Indonesia”, Magister Hukum UGM, http:mhugm.wikidot.comarticel:004 diakses tanggal 25 September 2009. Universitas Sumatera Utara a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 54 b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 55 c. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. 56 d. Arsitektur Perbankan Indonesia API adalah kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan. 57 e. Kebijakan Kepemilikan Tunggal atau Single Presence Policy SPP adalah suatu kondisi dimana siatu pihak hanya menjadi pemegang saham pengendali pada 1 satu bank. 58 f. Pemegang saham pengendali adalah badan hukum dan atau perorangan dan atau kelompok usaha yang: 59 54 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 ayat 1 55 Ibid, Pasal 1 ayat 2 56 Ibid, Pasal 1 ayat 3 57 Bank Indonesia, Blue Print Arsitektur Perbankan Indonesia API, 2004, Op.Cit. 58 Peraturan Bank Indonesia No. 816PBI2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia, Pasal 1 ayat 2 Universitas Sumatera Utara 1. Memiliki saham bank sebesar 25 dua puluh lima perseratus atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara. 2. Memiliki saham bank kurang dari 25 dua puluh lima perseratus dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara namun dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian bank baik secara langsung maupun tidak langsung. g. Pengendalian adalah kemampuan untuk menentukan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara apapun, pengelolaan dan atau kebijaksanaan bank. 60 h. Saham Bank adalah bukti penyetoran modal atas naam pemegangnya bagi bank yang berbentuk Perseroan Terbatas atau bentuk lain yang disamakan dengan saham bagi bank yang berbentuk badan hukum lainnya. 61

G. Metode Penelitian