Prinsip-Prinsip Pengawasan Bank Yang Efektif.

C. Prinsip-Prinsip Pengawasan Bank Yang Efektif.

Arsitektur Perbankan Indonesia mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari The Basel Committee. The Basel Committee didirikan sebagai respon atas kesadaran yang tumbuh akan perlunya meningkatkan kerja sama internasional antar otoritas pengawasan bank menyusul kegagalan Bankhauss Herstaatt pada tahun 1974, yang dampaknya melebar spill over ke bank di Amerika Serikat. The Basel Committee on Banking Supervision merupakan sebuah komite otoritas perbankan yang dibentuk oleh Gubernur Bank Sentral negara-negara industri maju yang tergabung dalam Group of Ten G-10 pada akhir tahun 1974, dan mengeluarkan Prinsip-Prinsip Pengawasan Bank Yang Efektif, yang semuanya berjumlah 25 butir. 121 Tujuan The Basel Committee adalah melakukan kerjasama dan harmonisasi dalam pengawasan perbankan secara internasional. Dengan adanya harmonisasi standar internasional dalam pengaturan dan pengawasan perbankan, diharapkan dapat memperbaiki iklim dan lingkungan operasi Operating Environment bagi bank-bank yang aktif melakukan transaksi internasional di era globalisasi dengan semakin terintegrasinya sistem finansial dunia. Ada 3 produk kesepakatan The Basel Committee yang relevan untuk kerjasama dan harmonisasi pengaturan dan pengawasan yang relevan untuk 121 The Basel Committee beranggotakan wakil otoritas pengawas perbankan dan bank sentral dari Negara-negara Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Luxembourg, Belanda, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Komite ini memiliki sekretariat tetap yang berkantor di Bank for Internasional Settlement BIS di Basle. Dalam melaksanakan tugasnya, komite melakukan pertemuan dan berhubungan dengan berbagai otoritas pengawas perbankan di berbagai Negara. Beberapa tahun terakhir komite berupaya meyakinkan semua Negara bagaimana pentingnya memperkuat sistem pengawasan prudensial prudensial supervision terhadap sektor perbankan. Dahlan Siamat, Op.Cit, hal. 196. Universitas Sumatera Utara kerjasama dan harmonisasi pengaturan dan pengawasan bank secara internasional dan menyeluruh dewasa ini, yaitu: 122 a. International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards, Oktober 1988 b. Consultative Document Overview of The New Basel Capital Accord, Januari 2001 c. Core Principles for Effective Banking Supervision, September 1997 Prinsip-prinsip Pengawasan Bank yang Efektif yang disusun oleh The Basel Committee tahun 1997 terdiri dari 25 butir prinsip. Dari jumlah tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 7 prinsip inti core principles pengawasan bank sebagai berikut: 123 a. Prinsip Prekondisi Bagi Pengawasan Bank Yang Efektif Precondition for Effective Banking Supervision Prinsip ini menguraikan bahwa sistem pengawasan bank yang efektif memiliki tanggung jawab dan tujuan yang jelas bagi setiap lembaga atau badan yang melaksanakan pengawasan bank. Masing-masing badan yang terlibat dalam pengawasan perbankan harus memiliki independensi operasional dan kecukupan sumber daya. Kondisi tersebut harus didukung oleh kerangka hukum yang memadai; termasuk didalamnya yang mengatur kewenangan organisasi pengawasan, kekuatan untuk mengatur kepatuhan terhadap ketentuan, dan perlindungan hukum bagi 122 Permadi Gandapradja, Dasar Dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2003, hal 41 123 Dahlan Siamat, Op.Cit, hal 197-200 Universitas Sumatera Utara pengawas. Pengaturan terhadap sharing informasi antara pengawasa dan kerahasiaan informasi juga harus diatur secara jelas. b. Prinsip Perizinan dan Struktur Licensing and Structure Prinsip kedua ini dijabarkan dalam uraian sebagai berikut: 1 Aktifitas perbankan yang diizinkan dan merupakan subyek pengawasan harus didefenisikan secara jelas, selain itu penggunaan kata “bank” harus dikontrol sejauh mungkin. 2 Otoritas perizinan harus memiliki kewenangan untuk menetapkan criteria perizinan dan kewenangan untuk menolak permohonan pendirian yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan. Di dalam proses perizinan, setidak- tidaknya wajib meliputi proses penilaian terhadap struktur kepemilikan bank, direktur dan senior management, rencana operasi dan pengendalian internal serta proyeksi kondisi keuangan, termasuk aspek permodalan di mana apabila calon pemilik atau institusi induknya berupa bank asing, maka harus memperoleh izin dari pengawas negara yang bersangkutan. 3 Pengawas harus memiliki kewenangan untuk melakukan penelaahan dan penolakan terhadap rencana pengalihan kepemilikan yang signifikan pada bank kepada pihak lain. 4 Pengawas harus memiliki kewenangan untuk menetapkan kriteria dalam melakukan review terhadap akuisisi atau investasi yang dilakukan suatu bank Universitas Sumatera Utara serta memastikan pihak terafiliasi tidak menyebabkan bank memiliki resiko yang berlebihan atau menghalangi proses pengawasan. c. Prinsip Ketentuan Kehati-hatian dan Persyaratan Prudent Regulation and Requirements Prinsip ketiga ini dijabarkan dalam uraian di bawah ini: 1 Pengawas wajib menetapkan ketentuan kehati-hatian dan persyaratan kecukupan modal minimum bagi seluruh bank. Persyaratan kecukupan modal tersebut harus mencerminkan resiko yang ditanggung oleh bank serta harus mendefinisikan komponen permodalannya. Bagi bank yang telah beroperasi secara internasional, ketentuan tersebut minimal harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam Basel Capital Accord dan amandemennya. 2 Bagian penting dalam sistem pengawasan adalah evaluasi terhadap kebijakan, praktik, dan prosedur perbankan yang terkait dengan pemberian kredit dan investasi serta manajemen portofolio kredit dan investasi. 3 Pengawas harus yakin bahwa bank telah memiliki dan mengikuti kebijakan, praktik, dan prosedur yang cukup dalam melakukan evalusi terhadap kualitas asset dan kecukupan provisi kerugian dan pencadangan kerugian kredit. 4 Pengawas harus yakin bahwa bank memiliki sistem informasi manajemen yang memungkinkan manajemen mengidentifikasi konsentrasi portofolio. Pengawas harus menetapkan kebijakan kehati-hatian untuk membatasi exposure bank terhadap debitur tunggal atau kelompok debitur terkait. Universitas Sumatera Utara 5 Dalam rangka mengantisipasi penyalahgunaan pemberian kredit kepada pihak terkait, pengawas harus memiliki persyaratan. Persyaratan tersebut mengatur bank untuk memberikan kredit kepada pihak terkait dalam rentang pengendalian bank tersebut sehingga memungkinkan penerusan kredit tersebut untuk dimonitor serta diambil tindakan yang tepat untuk mengendalikan resiko. 6 Pengawas harus yakin bahwa bank memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai untuk mengidentifikasi, memonitor, dan melakukan kontrol terhadap country risk dan transfer risk dari aktivitas pemberian kredit dan investasi internasional yang dilakukan, serta kemampuan untuk memiliki kecukupan cadangan dalam menghadapi resiko tersebut. 7 Pengawas harus yakin bahwa bank memiliki sistem yang akurat untuk mengukur, memonitor, dan mengontrol resiko pasar. Pengawas harus memiliki kekuatan untuk memberlakukan limit spesifik dan atau specific capital charge bagi eksposur resiko pasar. 8 Pengawas harus yakin bahwa bank memiliki proses manajemen resiko yang komprehensif untuk mengidentifikasi, mengukur, memonitor, dan mengontrol resiko, termasuk memiliki modal untuk mengantisipasi resiko. 9 Pengawas wajib menetapkan bahwa bank memiliki kecukupan pengendalian internal yang sesuai dengan bidang dan skala bisnisnya. Hal ini meliputi pengaturan yang jelas terhadap pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, Universitas Sumatera Utara pemisahan fungsi-fungsi, seperti penilaian asset dan kewajiban, proses rekonsiliasi, pengamanan asset serta audit internal dan eksternal yang independent dan fungsi kepatuhan untuk menguji kemampuan kontrol terhadap hukum dan ketentuan yang berlaku. 10 Pengawas harus menetapkan bahwa bank memiliki kecukupan kebijakan, praktik, dan prosedur termasuk peraturan “know your customer” yang ketat, yang menjunjung tinggi kode etik dan standar professional di sektor keuangan, serta mencegah pemanfaatan bank baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh praktek kejahatan. d. Prinsip Metode Pengawasan Perbankan Yang Sedang Berjalan Methods of on Going Supervision Prinsip ini dijabarkan sebagai berikut: 1 Sistem pengawasan perbankan yang efektif harus meliputi sistem pengawasan on site dan off site. 2 Pengawas harus secara teratur melakukan kontak dengan manajemen bank guna memahami aktivitas operasi bank secara menyeluruh. 3 Pengawas harus memilikiperangkat untuk mengumpulkan, menelaah, dan menganalisa laporan dan kinerja statistik bank baik secara individu maupun secara konsilidasi. Universitas Sumatera Utara 4 Pengawas harus memiliki perangkat validasi yang independent terhadap informasi pengawasan yang diperoleh baik melalui pemeriksaan on site maupun dengan penggunaan auditor eksternal. 5 Elemen penting dalam pengawasan bank adalah kemampuan pengawasan untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok usaha bank secara konsolidasi. e. Prisip Persyaratan Informasi Information Requirements Prinsip ini menerangkan bahwa pengawas harus yakin bahwa masing-masing bank telah melakukan dokumentasi yang sesuai dengan penerapan kebijakan dan praktik-praktik akuntansi yang konsisten. Dokumentasi tersebut yang memungkinkan pengawas untuk mendapatkan informasi kondisi keuangan bank dan profitabilitas bisnisnya secara benar dan wajar. Pengawas juga harus yakin bahwa bank telah mempublikasikan laporan keuangannya secara teratur yang mencerminkan kondisi bank yang sebenarnya. f. Prinsip Kewenangan Pengawas Formal Powers of Supervisors Prinsip ini menerangkan bahwa pengawas harus memiliki ukuran pengaturan pengawasan yang memadai untuk melakukan tindakan perbaikan secara cepat pada saat bank gagal untuk memenuhi kebutuhan kehati-hatian misalnya ketentuan kecukupan modal, pada saat terjadi pelanggaran ketentuan, atau pada saat deposan dalam posisi terancam. Dalam situasi yang ekstrim, pengawas harus memiliki Universitas Sumatera Utara kemampuan untuk mencabut izin usaha bank atau merekomendasikan pencabutan tersebut. g. Prinsip Lintas Batas Perbankan Cross Border Banking Prinsip ini menjabarkan sebagai berikut: 1 Pengawas harus mempraktikkan pengawasan global secara konsilidasi, melakukan pemantauan yang memadai dan menerapkan norma kehati-hatian yang tepat disegala aspek kegiatan usaha terhadap bank yang beroperasi secara internasional, khususnya terhadap kantor cabang di luar negeri joint venture dan kantor cabangnya. 2 Komponen utama dari pengawasan secara konsilidasi adalah kerjasama dan pertukaran informasi antar lembaga pengawasan yang terlibat, khususnya otoritas pengawas negara asal. 3 Pengawas wajib menerapkan persyaratan yang sama terhadap kegiatan usaha lokal dari bank asing dengan persyaratan yang diberlakukan bagi institusi domestik. Pengawas juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan tukar- menukar informasi yang diperlukan oleh pengawas negara asal bank asing dalam rangka melakukan pengawasan secara konsilidasi. Prinsip-Prinsip Pengawasan Bank Yang Efektif ini menjadi acuan pengawasan bank di negara-negara anggota G-10 dan diharapkan akan digunakan dan diterapkan pula oleh lembaga-lembaga pengawas perbankan di semua negara dalam melaksanakan wewenangnya sebagai otoritas pengawas di sektor perbankan. Prinsip- Universitas Sumatera Utara prinsip ini pada dasarnya merupakan standar minimum, oleh karena itu dalam beberapa hal perlu dilakukan penambahan ketentuan-ketentuan lain yang disesuaikan dengan kondisi perbankan termasuk pertimbangan resiko dalam sistem keuangan negara yang bersangkutan. 124 Sesuai dengan tujuan penyusunannya, Prinsip-Prinsip Pengawasan Bank ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai referensi atau acuan dasar dalam melaksanakan pengawasan bank di semua negara tidak hanya di negar- negara anggota Kelompok-10 dan negara-negara yang ikut membahas dan mempersiapkan konsepnya, tapi diharapkan akan menjadi acuan bagi otoritas pengawas perbankan secara internasional. The Basle Committee meyakini bahwa pengadopsian prinsip-prinsip tersebut oleh semua negara menjadi langkah penting dalam proses memperbaiki dan meningkatkan stabilitas keuangan baik di dalam negeri masing-masing maupun dunia internasional. Namun percepatan penerapan prinsip-prinsip ini oleh masing-masing negara tentunya akan sangat bervariasi. Di bebarapa negara diperlukan perubahan kerangka hukum dan penyesuaian wewenang otoritas pengawas. Hal ini akan sangat penting karena banyak otoritas pengawas memiliki keterbatasan wewenang untuk menerapkan peraturan-peraturan yang diatur dalam prinsip-prinsip tersebut. Jika hal seperti itu terjadi, The Basle Committee meyakini bahwa sangat esensial bagi setiap negara melakukan perubahan hukum dan peraturan yang memungkinkan implementasi semua aspek dari Prinsip-Prinsip Pengawasan Bank Yang Efektif tersebut. 124 Dahlan Siamat, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara

D. Kesehatan Bank