3.5. Defenisi Operasional Variabel
1. Program Undian adalah program yang dilakukan oleh pihak bank
dalam menarik minat nasabah untuk menjadi atau bertahan di bank tersebut.
2. Pendapatan Tabungan adalah nilai jasa-jasa yang dihasilkan
sesuatu bank dalam suatu tahun tertentu yang dinyatakan dalam rupiah.
3. Pertumbuhan nasabah adalah jumlah pertambahan nasabah dalam
suatu bank dilihat dari jumlah peningkatan dalam mengkonsumsi produk bank tersebut yang dinyatakan dalam persentase.
4. Variabel boneka adalah variabel yang dibentuk dari angka 0 dan
angka 1. Angka 0 diberikan untuk periode tahun tidak dilaksanakannya program undian dan angka 1 diberikan untuk
periode tahun dilaksanakannya undian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
a. Kondisi Geografis Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi
kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan, Barat dan Timur berbatasan dengan
Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam SDA, khususnya di bidang perkebunan dan
kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun,
Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan
berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan
barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub
pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
b. Kondisi Iklim Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut
Stasiun Polonia pada tahun 2008 berkisar antara 22.9º C – 23.8º C dan suhu maksimum berkisar antara 30.5º C – 32.8º C serta menurut Stasiun Sampali suhu
minimumnya berkisar antara 23.1º C – 24.3º C dan suhu maksimum berkisar antara 29.8ºC – 32.3ºC. Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota
Medan rata-rata 82 - 84 . Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,38 msec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 107,98 mm. Hari hujan di
Kota Medan pada tahun 2008 per bulan 16 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 203.5 mm dan pada Stasiun Polonia per
bulannya 176.08 mm .
c. Kondisi Demografi Kondisi penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu kemajemukan yang
meliputi unsure agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Dengan melihat
sisi demografi, Kota Medan pada saat ini sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi ini menunjukkan suatu proses pergeseran dari suatu keadaan
dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat
Universitas Sumatera Utara
kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran seperti perubahan pola pikir masyarakat dan
perubahan social ekonominya. Disisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai mempengaruhi tingkat kematian.
Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk Kota Medan dari 2.067.288 jiwa pada tahun 2006 menjadi 2.083.156 jiwa pada tahun 2007. Selanjutnya
2.102.105 jiwa pada tahun 2008 menjadi 2.121.053 jiwa pada tahun 2009. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada suatu tahun tertentu dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator pertumbuhan penduduk digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu
wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya prediksi jumlah penduduk di masa datang, maka dapat diketahui pula kebutuhan dasar penduduk
ini, baik dibidang sosial, ekonomi maupun politik.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan berkisar 1,53 persen pada tahun 2006, 0,77 persen pada tahun 2007, 0,91 persen pada tahun 2008, dan 0,90 pada tahun
2009. Laju pertumbuhan cenderung lebih rendah tahun 2007 dibandingkan tahun 2008 dan tahun 2009. Faktor alami yang dapat mempengaruhi perubahan laju
pertambahan penduduk seperti tingkat kelahiran, kematian, dan arus urbanisasi. Upaya-upaya
pengendalian kelahiran melalui program Keluarga Berencana KB perlu terus dipertahankan untuk menekan angka kelahiran.
Universitas Sumatera Utara
Faktor lain yang secara umum mempengaruhi semakin menurunnya angka pertumbuhan penduduk pada periode 2006-2009 adalah peningkatan derajat
pendidikan masyarakat Kota Medan. Pada umumnya peningkatan derajat pendidikan masyarakat secara langsung meningkatkan rata-rata pendidikan
generasi muda, yang merupakan calon orang tua yang memasuki kehidupan rumah tangga. Melalui tingkat pendidikan yang semakin memadai, apresiasi, dan
pandangan masyarakat terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan semakin meningkat. Adanya anggapan mengenai jumlah anggota keluarga yang tidak besar
akan memudahkan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, karena beban ekonomi yang harus dipikul menjadi lebih ringan, mendorong Pasangan
Usia Subur PUS cenderung mengikuti konsep Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Bahkan sebagian
PUS baru memilih untuk menunda kelahiran dengan berbagai alasan ekonomi bekerja ataupun alasan sosial dan psikologis lainnya.
Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung suatu wilayah. Indikator untuk melihat kepadatan penduduk adalah rasio kepadatan penduduk yang
merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah pada tahun tertentu. Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kota Medan, maka
rasio kepedatan penduduk juga semakin meningkat karena luas wilayahnya tetap. Dari tabel 1, terlihat bahwa terjadi peningkatan kepadatan penduduk dari 7.798
jiwakm2 pada tahun 2006 dan 7.858 jiwakm2 pada tahun 2007 menjadi 7.929 jiwakm2 pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 menjadi 8001 jiwakm2. Tingkat
Universitas Sumatera Utara
kepadatan tersebut termasuk relatif tinggi, sehingga menjadi salah satu permasalahan yang harus diantisipasi.
Apalagi dengan semakin menyempitnya luas lahan yang ada sehingga berpeluang terjadi ketidak seimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan
yang ada. Kombinasi antara kepadatan, commuters penglaju, para pencari kerja dan peran Pemerintah Kota Medan sebagai pusat pelayanan regional
menyebabkan tuntutan akan pelayanan dasar menjadi meningkat. adanya fenomena penglaju di Kota Medan, menyebabkan jumlah penduduk pada siang
hari lebih banyak yaitu sekitar 2,3 juta jiwa dibandingkan jumlah penduduk pada malam hari yang diperkirakan sebanyak 2,1 juta jiwa. Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa penyebab utama fenomena penglaju di Kota Medan karena adanya pandangan bahwa 1 bekerja di kota lebih bergengsi, 2 lebih mudah
mencari pekerjaan di kota, 3 tidak ada lagi yang dapat dikerjakan diolah di daerah asalnya, dan 4 upaya mencari nafkah yang lebih baik. Besarnya
dorongan untuk menjadi penglaju tentunya berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan pelayanan umum yang harus disediakan secara keseluruhan.
4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya PT. BRI Persero
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Universitas Sumatera Utara
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946
Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada
tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 tahun 1965, BKTN
diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan eks BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor Exim.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Universitas Sumatera Utara
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero yang kepemilikannya masih 100 ditangan Pemerintah.
PT. BRI Persero yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus
pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp.
6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah
4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi SPI, 170 Kantor CabangDalam Negeri, 145 Kantor Cabang Pembantu,
1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193
P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Budaya Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia BRI Persero
Objek penelitian ini adalah faslitas kredit yang disalurkan oleh kantor BRI unit Parapat yaitu KUPEDES. Kantor BRI menyalurkan kredit untuk beberapa
sektor seperti: sektor pertanian, peternakan, usaha mikro dan kecil yang layak. Untuk lebih menigkatkan pelayanan serta memberikan pelayanan yang
terbaik, sejak tanggal 16 desember 1990 Direktur Utama BRI mencanangkan satu budaya kerja yang baru yang berlaku di lingkungan wilayah kerja BRI di seluruh
Indonesia. Dalam budaya kerja ini terkandung nilai-nilai, bukti-bukti dan pedoman yang semuanya merupakan ciri khas BRI dalam melayani nasabahnya.
Disamping itu BRI mempunyai motto “melayani seluruh lapisan masyarakat”, juga dikenal adanya budaya “trampil” yang berarti :
T : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur dan ikhlas. R : Ramah serta cekatan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah
dengan senyum serta penampilan dan budi bahasa yang baik.
A : Andal dalam berbisnis berorientasi yang tinggi dengan sikap sadar
bersemangat, daya bersaing yang tinggi dan bekerja dengan efisien.
M : Mandiri dalam bertugas penuh percaya diri, aktif, kreatif serta disipin dan
bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.
P : Piawai dalam bekerja dan menguasai bidang pekerjaannya serta selalu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. I
: Idealis dalam berkreasi dibidang sistem kerja dan produk dengan rasa
memiliki perusahaan, bekerja terencana dan menghargai waktu serta memiliki semangat kerja yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
L : Luas dalam wawasan dan tanggap terhadap permasalahan dan situasi yang
terjadi.
4.1.4. Visi dan Misi BRI
Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
Misi BRI
•
Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
•
Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
•
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak - pihak yang berkepentingan.
4.1.5. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi BRI adalah berbentuk garis, dimana setiap bawahan hanya bertanggung jawab langsung kepada seorang atasan saja. Tiap-tiap bagian
terpisah antara satu dengan lainnya berdasarkan fungsi dan tugasnya. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT. Bank Rakyat
Indonesia Persero dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK RAKYAT INDONESIA PERSERO
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Perusahaan PT. BRI PERSERO
4.2. Perkembangan Bank Rakyat Indonesia Medan 4.2.1. Perkembangan Jumlah Penabung dan Tabungan Britama
Jumlah penabung BRITAMA yang ada di BANK BRI Medan meningkat dari tahun ke tahun, dapat dilihat dari tahun 2005 berjumlah sebesar 251.100,
penabung pada tahun 2006 adalah 270.710, penabung pada tahun 2007 adalah 295.090, penabung tahun 2008 adalah 332.500, penabung 2009 adalah 376.230.
Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Penabung BRITAMA
Tahun 2005-2009
Tahun Jumlah Penabung
Pertumbuhan 2005
251.100 2006
270.710 7,81
2007 295.090
9,01 2008
332.500 12,68
2009 376.230
13,15 Sumber: BRI Medan
CS TELLER
AO
KAUNIT
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penabung di BRI Medan mengalami trend yang terus meningkat. Pada tahun 2006, pertumbuhan jumlah menabung meningkat 7,81. Pada tahun
2007, jumlah penabung kembali tumbuh sebesar 9,01. Trend yang terus meningkat diperoleh pada tahun 2008 dan 2009. Pada tahun 2008, pertumbuhan
jumlah penabung meningkat 12,68 dan pada tahun 2009, pertumbuhan jumlah penabung mencapai puncaknya yakni tumbuh sebesar 13,15.
Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Tabungan Britama
Tahun 2005-2009
Tahun Jumlah Tabungan
000 Rp Pertumbuhan
2005 1.525.820.000
2006 1.744.400.000
14,33 2007
2.174.260.000 24,64
2008 2.211.280.000
1,70 2009
2.711.313.000 22,61
Sumber: BRI Medan
Jumlah tabungan pada BRI Medan juga mengalami peningkatan yang sangat besar selama 5 tahun terakhir, yakni mencapai 77,7 atau tumbuh rata-rata sebesar
15,5 per tahunnya. Pertumbuhan jumlah tabungan tertinggi terjadi pada tahun 2007, dimana pertumbuhan jumlah tabungan meningkat sebesar 24,64.
Pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada tahun 2009, yakni mencapai 22,61. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2008, hanya sebesar 1,70.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Perkembangan Jumlah Penabung Giro dan Jumlah Tabungan Giro
Untuk mendukung kegiatan bisnis nasabahnya, Bank BRI Medan juga menawarkan tabungan giro. Pelayanan ini diberikan agar mempermudah nasabah
BRI Medan dalam melakukan transaksi bisnis dalam nominal besar. Di samping itu, transaksi giro juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pada nasabah
BRI Medan.
Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Penabung Giro
Tahun 2005-2009 Tahun
Jumlah Nasabah orang
Pertumbuhan
2005 8.001
2006 9.350
16,86 2007
9.880 5,67
2008 11.070
12,04 2009
13.170 18,97
Sumber: BRI Medan
Pertumbuhan Jumlah penabung giro di PT. Bank BRI Cabang Medan mengalami fluktuasi yang cukup bervariasi. Namun trend pertumbuhannya cenderung
meningkat. Pada tahun 2006, pertumbuhan jumlah nasabah mencapai 16,86. Akan tetapi, pertumbuhannya mengalami penurunan hingga mencapai 5,67 saja
pada tahun 2007. Trend pertumbuhan jumlah nasabah penabung giro kembali meningkat pada tahun 2008 dan 2009. Pada tahun 2009, pertumbuhan nasabah
penabung giro di BRI Cabang Medan mencapai 18,97.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Perkembangan Jumlah Tabungan Giro
Tahun 2005-2009
Tahun Jumlah Tabungan
000 Rp Pertumbuhan
2005 395.347.000
2006 401.267.000
1,50 2007
435.928.000 8,64
2008 572.635.000
31,36 2009
836.237.000 46,03
Sumber: BRI Medan Jumlah tabungan giro di BRI Medan juga mengalami pertumbuhan yang terus
meningkat. Selama lima tahun terakhir, awalnya pertumbuhan tabungan hanya bertambah cukup kecil yakni di bawah 10,0. Pada tahun 2008, pertumbuhannya
mengalami peningkatan yang sangat besar yakni mencapai 31,3. Pertumbuhan jumlah tabungan terus berlanjut hingga tahun 2009 yang mencapai jumlah
terbesar yakni mencapai 46,03.
4.2.3. Perkembangan Jumlah Tabungan Deposito
Selain tabungan dan giro, BRI Medan juga menerima simpanan nasabah dalam bentuk tabungan deposito, walaupun jumlahnya masih lebih rendah jika
dibandingkan dengan tabungan Britama dan Giro. Akan tetapi, jumlah tabungan deposito terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Perkembangan Jumlah Tabungan Deposito
Tahun 2005-2009 Tahun
Jumlah Tabungan Deposito 000 Rp
Pertumbuhan
2005 163.170.000
2006 399.556.000
144,87 2007
464.614.000 16,28
2008 410.352.000
11,68 2009
1.842.572.000 349,02
Sumber: BRI Medan Selama lima tahun terakhir, jumlah tabungan deposito mengalami fluktuasi yang
cukup besar. Pada tahun 2006, jumlah tabungan deposito tumbuh hingga 144,87, namun pertumbuhannya mengalami penurunan hingga 16,28 pada
tahun 2007. Namun pada tahun 2008, jumlah tabungan depostito mengalami penurunan hingga 11,68. Pada tahun 2009, pertumbuhan tabungan deposito
mengalami pertumbuhan kembali, dan naik hingga 349,02.
4.3. Analisis Data