Bank Syariah Permodalan Bank

simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek. Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya.

b. Bank Syariah

Sekarang ini banyak berkembang bank syariah., Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Universitas Sumatera Utara Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

2.3. Permodalan Bank

Penggunan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Modal merupkan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan setiap bank. Ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan setiap bank. Ketentuan pemenuhan permodalan minimum disebut juga capital adequancy ratio CAR berdasarkan PBI 19122010 ditetapkan sebesar 14 dari Angka Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Sejalan dengan itu, agar perbankan Indonesia dapat berkembang secara sehat dan memiliki kemampuan bersaing dengan bank-bank internasional, permodalan minimum harus disesuaikan mengikuti standar yang berlaku secara internasional. Hasil penelitian yang dilakukan Bank Indonesia 2010 mendapati bahwa rata-rata modal inti perbankan nasional tergolong terendah di kawasan ASEAN. Universitas Sumatera Utara Ini menyebabkan kontribusi perbankan nasional terhadap perekonomian relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Dibutuhkan revitalisasi industri perbankan agar bank nasional bisa setara dengan bank lain di kawasan. Berdasarkan data Bank Indonesia akhir 2009, rata-rata modal inti perbankan nasional Rp 2,02 triliun. Dari 121 bank yang beroperasi di Indonesia, hanya 23 bank yang modalnya di atas Rp 2,02 triliun, sementara 98 bank di bawah rata-rata nasional. Walaupun rata-rata rasio kecukupan modal CAR industri perbankan nasional tinggi, yakni 17 persen, apabila dibandingkan dengan negara lain, rata-rata modal inti perbankan Indonesia merupakan yang paling rendah. Rata-rata modal inti perbankan Singapura, misalnya, setara dengan Rp 42,9 triliun, Thailand Rp 10,07 triliun, Malaysia Rp 7,39 triliun, dan Filipina Rp 2,17 triliun. Untuk seluruh kawasan ASEAN, rata-rata modal inti bank setara dengan Rp 12,86 triliun. Minimnya modal akan membuat kontribusi perbankan nasional terhadap perekonomian relatif kecil. Porsi aset perbankan terhadap produk domestik bruto PDB Indonesia sekitar 40 persen. Sementara Singapura memiliki rasio sebesar 127 persen, Malaysia sebesar 103 persen, Thailand sebesar 82 persen, dan Filipina sebesar 49 persen.

2.4. Produk-produk dan jasa Perbankan