I. 4. 3. 5 Peran Hermeneutika Terhadap Martabat Manusia
Manusia selain sebagai makhluk yang berpikir – hayawan al-natiq, hewan yang berpikir, disebut juga sebagai animalsymbolicum, makhluk yang senantiasa
bergulat dengan simbol. Hermeneutika memilki tanggungjawab utama dalam menyingkap dan menampilkan makna yang ada di balik simbol-simbol yang
menjadi objeknya. Filsafat hermeneutika berkembang dengan dua aliran pemikiran yang
berlawanan yakni pragmatika intensionalisme dan hermeneutika gadamerian. Intensionalisme memandang bahwa makna sudah ada karena dibawa oleh
penyusun teks – pengarang sehingga tinggal menunggu interpretasi penafsir dan makna berada di beakang teks – behind the teks. Hermeneutika gadamerian
memandang bahwa makna harus dikonstruksi dan direkonstruksi oleh penafsir itu sendiri sesuai konteksnya, sehingga makna berada di depan teks – in front of the
text.
I. 4. 3. 6 Beberapa Varian Hermeneutika
Hermeunitka Romantis
Dengan tokoh Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher, bapak hermeneutka
Makna hermeuneutika berubah dari sekedar kajian teleologis – teks
bible menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat.
Bagaimana pemahaman manusia dan bagaimana ia terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Dua teori pemahaman pertama pemahaman ketatabahasaan –
grammayical understanding, terhadap semua ekspresi, kedua pemahaman psikologis terhadap pengarang – dikembangkan menjadi
intuitive understanding yang operasionalisasi merupakan rekonstruksi – merekonstruksi pikiran pengarang.
Tujuan pemahaman lebih merupakan makna yang muncul dalam
pandangan pengarang yang telah direkonstruksi.
Tidak hanya melibatkan pemahaman konteks kesejarahan dan budaya pengarang tetapi juga pemahaman terhadap subjektivitas pengarang.
Ada lima unsur dalam pemahaman penafsir, teks, ,aksud pengarang,
konteks historis dan konteks kultural.Hasil interpretasi akan lebih baik jika penafsir mengatahui latar belakang sejarah pengarang teks.
Bagan Hermeneutika Romantisme
Konteksi Historis
Penafsir Teks
Maksud Pengarang
Konteks Kultural
Universitas Sumatera Utara
Hermeneutika Metodis
Tokoh Wilhem DiltheyManusia sebagai makhluk eksestensial.
Manusia adalah makhluk yang memahami dan menafsirkan dalam setiap aspek kehidupan.
Makna teks harus ditelusuri dari subjek tif pengarangnya.
Merupakan metode pemahaman – interpretative methode.
Hermeneutika adalah teknik memahami ekspresi tentang kehidupan
yang tersusun dalam bentuk tulisan.
Hermeneutika historis.
Hermeneutika Fenomologis
Tokoh Edmund Husserl.
Pengetahuan dunia objektif bersifat tidak pasti.
Proses pemikiran harus kembali pada data, bukan pada pemikiran, yakni pada halnya sendiri harus menanmpakan diri.
Pengetahuan sejati adalah kehadiran data dalam kesadaran budi, bukan
rekayasa pikiran untuk membentuk teori.
Membebaskan diri dari prasangka, yakni membiarkan teks berbicara sendiri.
Teks merefleksikan kerangka mentalnya sendiri dan penafsir harus
netral dan menjauhkan diri dari unsur-unsur subjektifnya atas objek.
Menafsirkan teks berarti secara metodologis mengisolasi teks dari semua hal yang tak ada hubungannya – termasuk bias –bias subjek
Universitas Sumatera Utara
penafsir dan membiarkannnya mengkomunikasikan maknanya sendiri pada subjek.
Ada tiga langkah yang harus dilakukan :
1. Reduksi fenomologis, dengan menempatkan dunia dalam tanda
kurung. 2.
Reduksi eiditik yang dikerjakan dengan memusatkan perhatian dan pengamatan pada esensi sesuatu yang coba dipahami.
3. Rekonstruksi dengan menghubungkan hasil reduksi fenomologis
dengan hasil reduksi eidetik.
Hermeneutika Dialektis
Dengan eksemplar Martin Heidegger.
Prasangka historis atas objek merupakan sumber pemahaman, karena prasangka adalah bagian dari eksistensi yang harus dipahami.
Pemahaman adalah sesuatu yang muncul dan sudah ada mendahului
kognisi.
Keragaman makna dan dinamika eksistensial.
Memahami teks yang sama secara baru dengan makna baru.
Hermeneutika Dialogis
Dengan eksemplar Hans-Georg Gadamer.
Pemahaman dimuai dengan pra-penilaian – pre-judgement.
Pemahaman yang benar adaah pemahaman yang mengarah pada tingkat ontologis.
Universitas Sumatera Utara
Kebenaran dapat dicapai melalui dialektika denga mengajukan
beberapa pertanyaan.
Bahasa menjadi medium pendting bagi terjadinya dialog.
Pembangkitan kembali makna teks.
Proses pemahaman adalah proses peleburan horizon-horizon.
Hermeneutika Kritis
Dengan tokoh Jurgen Habermas.
Merupakan teori kritis, menemukan kesalahan dan kekurangan pada kondisi yang ada.
Mempertautkan antara beragam domain realitas, antara partikular dan
universal, antara kulit dan isi dan antara teori dan praktek.
Pemahaman didahului kepentingan, kepentingan sosial dan kepentingan kekuasaan.
Merupakan refleksi kritis penafsir.
Penafsir mengambil jarak atau melangkah keluar dari tradisi dan
prasangka.
Setiap penafsiran dipastikan ada bias-bias dan unsur-unsur kepentingan politik, ekonomi, sosial termasuk bias strata kelas, suku
dan gender.
Hermeneutika Integrasi Dialektis
Integrasi daliketis antara penjelasan – explanatory dan pemahaman – understanding.
Universitas Sumatera Utara
Merupakan perbedaan fundamental antara paradigma interpretasi teks
tertulis dan wacana – discourse dan percakapan – dialogue.
Berbagai interpretasi yang dapat diterima menjadi mungkin.
Hermeneutika Dekonstruksionis
Dengan eksemplar Jacques Derrida.
Bahasa merupakan sistem yang tidak stabil.
Makna tulisan – teks, selalu mengami perubahan, tergantung pada konteks pembacanya.
Menolak makna esensial yang tunggal dan utuh.
Lebih menekankan pencarian makna eksistensial.
Perkembangan hermenetika dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Scheleiermacher, mengubah makna hermenetika dari sekedar kajian teks keagamaan – bible menjadi kajian pemikiran filsafat.
2. Wilhelm Dilthey, makna herneneutika menjadi kajian sejarah.
3. Edmund Husserl, pengetahuan dunia objektif bersifat tak pasti, karena
pengetahuan sesungguhnya diperoleh dari apparatus sensor yang tak sempurna.
4. Martin Heidegger, Hermeneutika sebagai kajian ontologis.
5. Hans –Georg Gadamer, Menekankan dialektika – dialogis.
6. Jurgen Habermas, Menggeser makan hermeneutika kepada pemahaman yang
diwarnai oeh kepentingan. 7.
Paul Ricoeur, Aspek pandangan hidup interpreter sebagai faktor utama.
Universitas Sumatera Utara
I. 5. METODOLOGI PENELITIAN
Kajian ilmu sosial terhadap satu fenomena sosial sudah tentu membutuhkan kecermatan. Sebagai suatu ilmu tentang metode atau tata cara
kerja, maka metodologi adalah pengetahuan tentang tata cara mengkonstruksi bentuk dan instrument penelitian. Konstruksi teknik dan istumen yang baik dan
benar akan mampu menghimpun data secara obyektif, lengkap dan dapat dianalisa untuk memecahkan suatu permasalahan. Menurut Antonius Birowo, metodologi
akan mengkaji tentang proses penelitian yaitu bagaimana peneliti berusaha menjelaskan apa yang diyakini dapat diketahui dari masalah penelitian yang akan
dilakukan.
14
I. 5. 1 Metode Penelitian