4. Hans-Georg Gadamer
Konsep Gadamer yang menonjol dalam hermeneutika adalah menekankan apa yang dimaksud ”mengerti”. Lingkaran hermeneutika – hermeneutic circle ,
bagian teks disa dipahami lewat keseluruhan teks hanya bisa dipahami lewat bagian- bagiannya. Setiap pemahaman merupakan sesuatu yang bersifat historis,
dialetik dan peristiwa kabahasaan. Hermeneutika adalah ontologi dan fenomologi pemahaman.
5. Jurgen Habermas
Hermeneutika bertujuan untuk memahami proses pemahaman – understanding the process of understanding. Pemahaman adalah suatu kegiatan
pengalaman dan pnegertian teoritis berpadu menjadi satu. Tidak mungkin dapat memahami sepenuhnya makna sesuatu fakta, sebab selalu ada juga fakta yang
tidak dapat diinterpretasikan. Bahasa sebagai unsur fundamental dalam hermeneutika. Sebab, analisis suatu fakta dilakukan melalui hubungan simbol-
simbol dan simbol-simbol tersebut sebagai simbol dari fakta.
6. Paul Ricoeur
Teks adalah otonom atau berdiri sendiri dan tidak bergantung pada maksud pengarang. Otonomi teks ada tiga macam sebagai berikut :
1. Intensi atau maksud pengarang. 2. Situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks.
3. Untuk siapa teks dimaksud.
Universitas Sumatera Utara
Tugas hermeneutika mengarahkan perhatiannya kepada makna objektif dari teks itu sendiri, terlepas dari maksud subjektif pengarang ataupub orang lain.
Interpretasi dianggap telah berhasil mencapai tujuannya jika ”dunia teks” dan ” dunia interpreter” telah berbaur menjadi satu.
7. Jacques Derrida
Dalam filsafat bahasa – dalam kaitan dengan hermeneutika, membedakan antara ”tanda” dan ”simbol”. Setiap tanda bersifat arbitrer. Bahasa menurut
kodartnya adalah ”tulis”Objek timbul dalam jaringan tanda, dan jaringan atau rajutan tanda ini disebut ”teks”. Segala sesuatu yang ada selalui ditandai dengan
tekstualitas. Tidak ada makna yang melebihi teks. Makna senantiasa tertenun dalam teks.
8. Beberapa Kaidah Hermeneutika
b. Dibutuhkan keterlibatan dan atau partisipasi
c. Setiap usaha penafsiran, tidak bisa dihindari adanya akibat ikutan dari
partisipasi dan latar belakang penafsi. d.
Upaya penafsiran harus dilihat sebagao proses pendekatan – approximation kepada makna sejati.
e. Walaupun ada wilayah perbedaan karena partisipasi dan latar belakang
penafsir, niscaya ada pula wilayah yang mempertemukan atar penafsir, pamahaman bersama – shared understanding, mutual understanding yang
melahirkan cross cutting affiiation.
Universitas Sumatera Utara
I. 4. 3. 5 Peran Hermeneutika Terhadap Martabat Manusia