I. 4. 3. 2 Cara Kerja Hermeneutika
Pada dasarnya semua objek itu netral, sebab objek adalah objek. Arti atau makna diberikan kepada objek oleh subjek, sesuai dengan cara pandang subjek.
Untuk dapat membuat interpretasi, lebih dahulu harus memahami atau mengerti. Mengerti dan interpretasi menimbulkan lingkaran hermeneutik. Mengerti secara
sungguh-sungguh hanya akan dapat berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang benar.
Hukum Betti tentang interpretasi”Sensus non est inferendus sed efferendus” makna bukan diambil dari kesimpulan tetapi harus diturunkan.
Penafsir tidak boleh bersifat pasif tetapi merekonstruksi makna. Alatnya adalah cakrawala intelektual penafsir. Penagalam masa lalu, hidupnya saat ini, latar
belakang kebudayaan dan sejarah yang dimiliki.
I. 4. 3. 3.Bahasa Sebagai Pusat Kajian
Karena objek utama hermeneutika adalah teks dan teks adalah hasil atau produk praksis berbahasa, maka antara hermeneutika dengan bahasa akan terjalin
hubungan sangat dekat. Dalam Gadamer’s Philoshopical hermeneutics dinyatakan, Gadamer places language at the core of understanding. Menurut
folosof bahasa Wittgenstein “ Batas bahasaku adalah batas duniaku”. Menurut Gadamer, asal mula bahasa adalah bahasa tutur, yang kemudian disusl bahasa
tulis untuk efektivitas dan kelestarian bahasa tutur.
Universitas Sumatera Utara
I. 4. 3. 4 Hermeneutika Dalam Pandangan Filosofi 1. Friedrich Ernst Daniel Schleiermarcher
Hermeneutika sebagai metode interpretasi dan menganggap semua teks dapat menjadi objek kajian hermeneutka. Hermeneutika adalah sebuah teori
tentang penjabaran dan interpretasi teks mengani konsep-konsep tradisional kitab suci dan dogma. Makna bukan sekedar isyarat yang dibawa oleh bahasa, sebab
bahasa dapat mengungkakan sebuah realitas dengan jelas, tetapi pada saat yang sama dapat menyembunyikan rapat-rapat.
Schleiermacher menawarkan sebuah metode rekonstruksi histories, objektif dan subjektif terhadap sebuah pernyataan, membahas dengan bahasa
secara keseluruhan. Tugas utama hermeneutika adalah memahami teks sebaik atau bahkan lebih baik daripada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks
lebih baik daripada memahami diri sendiri. Model hermeneutika Schleiermacher meliputi dua hal :
1. Pemahaman teks melalui penguasaan terhadap aturan-aturan sintaksis
bahasa pengarang sehingga menggunakan pendekatan linguistic. 2.
Penangkapan muatan emosional dan batiniah pengarang secara intuitif dengan menempatkan diri penafsir ke dalam dunia batin pengarang.
Dengan demikian, terdapat makna autentik dari sebuah teks, sebua teks tidak mungkin bertujuan telos.
2. Wilhelm Dilthey
Hermeneutika pada dasarnya bersifat menyejarah, makna tidak pernah berhenti pada satu masa, tetapi selalu berubah menurut modifikasi sejarah.
Universitas Sumatera Utara
3. Martin Heidgger
Pemikiran filsafat Heidgger meliputi dua periode sebagai berikut : 1.
Periode 1 meliputi hakikat tentang “ada” dan “waktu”. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang menanyakan tentang “ada”. Sebab, manusia
pada hakikatnya”ada” tetapi tidak begitu saja ada, melainkan senantiasa secara erat berkaitan dengan “adanya” sendiri.
2. Periode 2 Menjelaskan pengertian”kehre” yang berarti “pembalikan”.
Ketidaktersembunyian ”ada” merupakan kejadian asli. Berpikir pada hakikatnya adalah terikat pada arti. Oleh karena itu, manusia bukanlah
pengauasa atas apa yang ”ada” melainkan sebagai penjaga padanya.
Bahasa bukan sekedar alat untuk menyampaikan dan memperoleh informasi. Bahas pada hakikatnya adalah”bahasa hakikat” artinya berpikir adalah
suatu jawaban, tanggapan atau respons dan bukan manipulasi ide yang hakikatnya telah terkandung dalam proses penuturan bahasa dan bukan hanya sebagai alat
belaka. Dalam realitas, bahasa lebih menentukan daripada fakta atau perbuatan. Bahasa adalah tempat tinggal ” sang ada”. Bahasa merupakan ruang bagi
pengalaman yang bermakna. Pengalaman yang telah diungkapkan adalah pengalaman yang telah mengkristal, sehingga menjadi semacam substansi dan
pengaaman menjadi tak bermakna jika tidak menemukan rumahnya dalam bahasa. Sebaliknya, tanpa pengalaman nyata, bahasa adalah ibarat ruang kosong tanpa
kehidupan. Pemahaman teks terletak pada kegiatan mendengarkan lewat bahasa manusia perihal apa yang dikatakan dalam ungkapan bahasa. Bahasa adalah suatu
proses, suatu dinamika, atau suatu gerakan.
Universitas Sumatera Utara
4. Hans-Georg Gadamer
Konsep Gadamer yang menonjol dalam hermeneutika adalah menekankan apa yang dimaksud ”mengerti”. Lingkaran hermeneutika – hermeneutic circle ,
bagian teks disa dipahami lewat keseluruhan teks hanya bisa dipahami lewat bagian- bagiannya. Setiap pemahaman merupakan sesuatu yang bersifat historis,
dialetik dan peristiwa kabahasaan. Hermeneutika adalah ontologi dan fenomologi pemahaman.
5. Jurgen Habermas
Hermeneutika bertujuan untuk memahami proses pemahaman – understanding the process of understanding. Pemahaman adalah suatu kegiatan
pengalaman dan pnegertian teoritis berpadu menjadi satu. Tidak mungkin dapat memahami sepenuhnya makna sesuatu fakta, sebab selalu ada juga fakta yang
tidak dapat diinterpretasikan. Bahasa sebagai unsur fundamental dalam hermeneutika. Sebab, analisis suatu fakta dilakukan melalui hubungan simbol-
simbol dan simbol-simbol tersebut sebagai simbol dari fakta.
6. Paul Ricoeur
Teks adalah otonom atau berdiri sendiri dan tidak bergantung pada maksud pengarang. Otonomi teks ada tiga macam sebagai berikut :
1. Intensi atau maksud pengarang. 2. Situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks.
3. Untuk siapa teks dimaksud.
Universitas Sumatera Utara
Tugas hermeneutika mengarahkan perhatiannya kepada makna objektif dari teks itu sendiri, terlepas dari maksud subjektif pengarang ataupub orang lain.
Interpretasi dianggap telah berhasil mencapai tujuannya jika ”dunia teks” dan ” dunia interpreter” telah berbaur menjadi satu.
7. Jacques Derrida
Dalam filsafat bahasa – dalam kaitan dengan hermeneutika, membedakan antara ”tanda” dan ”simbol”. Setiap tanda bersifat arbitrer. Bahasa menurut
kodartnya adalah ”tulis”Objek timbul dalam jaringan tanda, dan jaringan atau rajutan tanda ini disebut ”teks”. Segala sesuatu yang ada selalui ditandai dengan
tekstualitas. Tidak ada makna yang melebihi teks. Makna senantiasa tertenun dalam teks.
8. Beberapa Kaidah Hermeneutika
b. Dibutuhkan keterlibatan dan atau partisipasi
c. Setiap usaha penafsiran, tidak bisa dihindari adanya akibat ikutan dari
partisipasi dan latar belakang penafsi. d.
Upaya penafsiran harus dilihat sebagao proses pendekatan – approximation kepada makna sejati.
e. Walaupun ada wilayah perbedaan karena partisipasi dan latar belakang
penafsir, niscaya ada pula wilayah yang mempertemukan atar penafsir, pamahaman bersama – shared understanding, mutual understanding yang
melahirkan cross cutting affiiation.
Universitas Sumatera Utara
I. 4. 3. 5 Peran Hermeneutika Terhadap Martabat Manusia
Manusia selain sebagai makhluk yang berpikir – hayawan al-natiq, hewan yang berpikir, disebut juga sebagai animalsymbolicum, makhluk yang senantiasa
bergulat dengan simbol. Hermeneutika memilki tanggungjawab utama dalam menyingkap dan menampilkan makna yang ada di balik simbol-simbol yang
menjadi objeknya. Filsafat hermeneutika berkembang dengan dua aliran pemikiran yang
berlawanan yakni pragmatika intensionalisme dan hermeneutika gadamerian. Intensionalisme memandang bahwa makna sudah ada karena dibawa oleh
penyusun teks – pengarang sehingga tinggal menunggu interpretasi penafsir dan makna berada di beakang teks – behind the teks. Hermeneutika gadamerian
memandang bahwa makna harus dikonstruksi dan direkonstruksi oleh penafsir itu sendiri sesuai konteksnya, sehingga makna berada di depan teks – in front of the
text.
I. 4. 3. 6 Beberapa Varian Hermeneutika