Kelancaran transportasi barang dan orang Kriteria biaya untuk biaya investasi Kriteria biaya untuk biaya operasional dan perawatan Implikasi Penanganan Jaringan Jalan Strategis terhadap Pengembangan

70 Setelah dilakukan evaluasi kriteria manfaat peningkatan hubungan antar daerah dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 34,67 . Berdasarkan kriteria peningkatan hubungan antar daerah maka jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan merupakan prioritas pertama yang harus ditangani.

c. Kelancaran transportasi barang dan orang

Setelah dilakukan evaluasi kriteria manfaat kelancaran transportasi barang dan orang dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 40,25 . Berdasarkan kriteria peningkatan kelancaran transportasi barang dan orang maka jaringan jalan Pangukitan – Parlilitan merupakan prioritas pertama yang harus ditangani.

d. Penghematan waktu tempuh

Setelah dilakukan evaluasi kriteria manfaat penghematan waktu tempuh dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa jaringan jalan Pargaulan – Bahal Imbalo mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 31,92 . Berdasarkan kriteria penghematan waktu tempuh maka jaringan jalan Pangukitan – Parlilitan merupakan prioritas pertama yang harus ditangani.

4.3.5. Skala Prioritas Penanganan Jaringan Jalan Straegis Berdasarkan

Kriteria Biaya Setelah dilakukan evaluasi biaya dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7. Rata-rata Skor Kriteria Biaya 71 No. Kriteria Biaya Skor 1. Biaya investasi 0.1122 2. Biaya operasional dan perawatan 0.8033 3. Biaya pengendalian lingkungan 0.0845 Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner Hasil skor penilaian di atas menunjukkan bahwa yang mempunyai skor tertinggi adalah biaya operasional dan perawatan yaitu sebesar 80,33. Artinya biaya operasional dan perawatan jalan tersebut lebih tinggi dari biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan tersebut. Hal ini berhubungan dengan kondisi wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dengan topografi yang bergelombang sampai berbukit, serta curah hujan yang cukup tinggi, sehingga potensi kerusakan jalan cukup tinggi. Artinya responden menolai bahwa biaya operasional dan perawatan jalan lebih tinggi kepentingannya dibandingkan dengan biaya investasi dan biaya pengendalian lingkungan. Tabel 4.8. Kriteria Biaya Jaringan Jalan Secara Menyeluruh Kriteria Biaya Jaringan Jalan BI BOP BPL Pargaulan - Bahal Imbalo 0.0303 0.0271 0.0221 Siabaksa - Bakkara 0.3027 0.3834 0.2711 Siborboron - Bonan Dolok 0.1213 0.1029 0.0964 Onan Ganjang - Bonan Dolok 0.0406 0.2206 0.1487 Pangungkitan - Parlilitan 0.0582 0.0451 0.0332 Parbotihan - Pulo Godang 0.3616 0.1695 0.2353 Gonting Bulu - Simangaronsang 0.0853 0.0514 0.1932 Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner 72

a. Kriteria biaya untuk biaya investasi

Setelah dilakukan evaluasi kriteria biaya untuk biaya investasi dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo mempunyai skor terendah yaitu sebesar 3,03 . Hal ini menurut responden bahwa biaya invetasi yang paling rendah untuk penanganan jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah pada jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo.

b. Kriteria biaya untuk biaya operasional dan perawatan

Setelah dilakukan evaluasi kriteria biaya untuk biaya operasional dan perawatan dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo mempunyai skor terendah yaitu sebesar 2,71 . Hal ini menurut responden bahwa biaya operasional dan perawatan yang paling rendah untuk penanganan jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah pada jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo.

c. Kriteria biaya untuk biaya pemeliharaan lingkungan

Setelah dilakukan evaluasi kriteria biaya untuk biaya pemeliharaan lingkungan dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo mempunyai skor terendah yaitu sebesar 2,21 . Hal ini menurut responden bahwa biaya pemeliharaan lingkungan yang paling rendah untuk penanganan jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah pada jaringan jalan Gonting Bulu - Simangaronsang.

4.3.6. Skala Prioritas Kriteria Manfaat dan Biaya Menyeluruh

73 Setelah dilakukan evaluasi manfaat secara menyeluruh dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9. Kriteria Manfaat Menyeluruh Tiap Jaringan Jalan No. Jaringan Jalan Skor 1. Pargaulan - Bahal Imbalo 0.2247 2. Siabaksa – Bakkara 0.0332 3. Siborboron - Bonan Dolok 0.0838 4. Onan Ganjang - Bonan Dolok 0.0687 5. Pangungkitan – Parlilitan 0.3662 6. Parbotihan - Pulo Godang 0.0339 7. Gonting Bulu – Simangaronsang 0.1895 Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner Dari skor penilaian diatas terlihat bahwa skor kriteria manfaat paling tinggi adalah jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan, yaitu sebesar 36,22. Berdasarkan kriteria manfaat, maka jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan merupakan jaringan jalan yang mempunyai prioritas tertinggi untuk ditangani dibandingkan jaringan jalan strategis lainnya. Tabel 4.10. Kriteria Biaya Menyeluruh Tiap Jaringan Jalan No. Jaringan Jalan Skor 1. Pargaulan - Bahal Imbalo 0.0263 2. Siabaksa – Bakkara 0.3388 3. Siborboron - Bonan Dolok 0.1099 4. Onan Ganjang - Bonan Dolok 0.1723 5. Pangungkitan – Parlilitan 0.0418 6. Parbotihan - Pulo Godang 0.2415 7. Gonting Bulu – Simangaronsang 0.0694 74 Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner Pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa skor penilaian kriteria biaya paling rendah adalah jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo, yaitu sebesar 2,63. Artinya, berdasarkan kriteria biaya maka penanganan jaringan jalan Pargaulan–Bahal Imbalo rnerupakan prioritas pertama dibandingkan jaringan jalan lainnya.

4.3.7. Skala Prioritas Penanganan Jalan Berdasarkan Kriteria Rasio Manfaat – Biaya

Setelah dilakukan evaluasi Rasio Manfaat-Biaya yaitu dengan cara membandingkan skor manfaat menyeruruh terhadap skor biaya menyeluruh jika dilaksanakan pekerjaan penanganan jaringan jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan, maka diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11. Evaluasi Rasio Manfaat- Biaya Tiap Jaringan Jalan No. Jaringan Jalan Rasio Manfaat – Biaya BC Rangking Prioritas 1. Pangungkitan – Parlilitan 8.7671 1 2. Pargaulan - Bahal Imbalo 8.5339 2 3. Gonting Bulu – Simangaronsang 2.7289 3 4. Siborboron - Bonan Dolok 0.7625 4 5. Onan Ganjang - Bonan Dolok 0.3990 5 6. Parbotihan - Pulo Godang 0.1402 6 7. Siabaksa – Bakkara 0.0979 7 75 Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner Pada Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan rasio manfaat – biaya secara berurutan, diperoleh skala prioritas sebagai berikut: a. Prioritas pertama 1 adalah jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan dengan rasio manfaat biaya sebesar 8,7671. b. Prioritas kedua 2 adalah jaringan jalan Pargaulan - Bahal Imbalo dengan rasio manfaat biaya sebesar 8,5359. c. Prioritas ketiga 3 adalah jaringan jalan Gonting Bulu – Simangaronsang dengan rasio manfaat biaya sebesar 2,7289. d. Prioritas ketiga 4 adalah jaringan jalan Siborboron - Bonan Dolok dengan rasio manfaat biaya sebesar 0.7625. e. Prioritas kelima 5 adalah jaringan jalan Onan Ganjang - Bonan Dolok dengan rasio manfaat biaya sebesar 0,3990. f. Prioritas keenam 6 adalah jaringan jalan Parbotihan - Pulo Godang dengan rasio manfaat biaya sebesar 0,1402. g. Prioritas ketujuh 7 adalah jaringan jalan Siabaksa - Bakkara dengan rasio manfaat biaya sebesar 0,0979. Dengan demikian berdasarkan rasio manfaat terdapat 4 empat ruas jaringan jalan strategis yang rasio manfaat – biayanya lebih besar dari satu BC l, yaitu jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan, Pargaulan - Bahal Imbalo, dan Gonting Bulu – Simangaronsang dan Siborboron - Bonan Dolok. Sedangkan 3 tiga jaringan jalan 76 lainnya yaitu jaringan Onan Ganjang - Bonan Dolok, Parbotihan - Pulo Godang, dan Siabaksa – Bakkara mempunyai rasio manfaat – biaya yang lebih kecil dari 1 satu.

4.4. Implikasi Penanganan Jaringan Jalan Strategis terhadap Pengembangan

Wilayah Penanganan jaringan jalan strategis berfungsi untuk meningkatkan aktivitas perekonomian di wilayah-wilayah yang dihubungkan oleh ruas-ruas jalan strategis tersebut. Penanganan jaringan jalan akan berimplikasi terhadap pengembangan wilayah, yang dilihat dari: 1 Kemudahan Aksesibilitas antar Daerah KAD; 2 Peningkatan Hubungan antar Daerah PHD; 3 Kelancaran Transportasi Barang dan Orang KTBO, dan 4 Penghematan Waktu Tempuh PWT. Berdasarkan kuesioner diperoleh jawaban responden terhadap keempat indikator tersebut Lampiran 4, kemudian diuji berdasarkan uji Chi-Square dengan hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 4.12. Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai Chi-square sebesar 23.333 dengan tingkat signifikansi 0.005, yang berarti bahwa penanganan jaringan jalan strategis secara signifikan berimplikasi terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Humbang Hasundutan. Infrastruktur jalan mempunyai peranan untuk mendorong pengembangan semua sarana wilayah, pengembangan dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata. Artinya infrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah, hal ini disebabkan perannya dalam menghubungkan serta meningkatkan pergerakan manusia dan barang, karena dengan tersedianya infrastruktur jalan yang mantap maka arus 77 transportasi barang dan orang akan lancar sehingga dapat menghemat waktu tempuh dan meningkatkan kerjasama antar wilayah . Tabel 4.12. Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Pearson Chi-Square 23.333 a 9 .005 Likelihood Ratio 26.947 9 .001 Linear-by-Linear Association 7.246 1 .007 N of Valid Cases 160 a. 8 cells 50.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00. Jalan-jalan strategis yang ditangani di Kabupaten Humbang Hasundutan pada umumnya menghubungkan antar wilayah dengan pusat perekonomian daerah, baik di Dolok Sanggul sebagai pusat perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan, maupun ibukota-ibukota kecamatan sebagai sub pusat perekonomian. Adapun tujuan akhir dari pengembangan jaringan jalan tersebut adalah untuk mewujudkan keseimbangan antar daerah dalam hal tingkat pertumbuhannya. Keseimbangan antar daerah selain memenuhi tuntutan keadilan sosial, juga memungkinkan berlangsungnya perdagangan antar daerah yang berimbang yang akan mendorong lahirnya perdagangan yang efisien. Perdagangan yang efisien mendorong semakin intensifnya perdagangan yang akan merangsang timbulnya spesialisasi daerah yang membuka kesempatan masing-masing daerah untuk berkembang. Semakin baiknya kondisi jalan, akan memperlancar arus hasil produksi dari wilayah-wilayah pertanian ke pusat-pusat perekonomian sebagai daerah 78 pemasaran hasil pertanian, sehingga akan meningkatkan perekonomian wilayah yang pada akhirnya akan berimplikasi pada pengembangan wilayah tersebut. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisa untuk mendapatkan prioritas penanganan jaringan jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan menggunakan AHP, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis manfaat dapat disimpulkan bahwa kelancaran transportasi orang dan barang merupakan variabel yang terpenting dalam penentuan prioritas penanganan jaringan jalan strategis, sedangkan berdasarkan analisis biaya variabel yang terpenting adalah biaya operasional dan pemeliharaan. Berdasarkan analisis rasio manfaat dan biaya secara keseluruhan terhadap 7 tujuh jaringan jalan strategis di kabupaten Humbang Hasundutan ditemukan 3 tiga ruas jaringan jalan strategis yang rasio manfaat – biayanya lebih besar dari satu BC l, yaitu jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan, Pargaulan - Bahal Imbalo, dan Gonting Bulu – Simangaronsang. Prioritas penanganan jaringan jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dinyatakan dalam urutan sebagai berikut: a. Prioritas pertama, jaringan jalan Pangungkitan – Parlilitan b. Prioritas kedua, jaringan jalan Pargaulan - Bahal Imbalo c. Prioritas ketiga, jaringan jalan Gonting Bulu – Simangaronsang 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa penanganan jaringan jalan strategis secara signifikan berimplikasi terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Humbang 61