2.4. Penelitian Sebelumnya
Pamoto 2004 melakukan penelitian dengan judul: Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antarkota di Daerah Perkotaan Sumatera Utara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunakan AHP, maka diperoleh rangking prioritas penanganan jalan antarkota pada daerah perkotaan Sumatera Utara secara berurutan
sebagai berikut: prioritas pertama adalah ruas jalan lingkar Rantau Prapat; prioritas kedua adalah ruas jalan Panyabungan Bypass; prioritas ketiga adalah ruas jalan
Pancur Batu Bypass; prioritas keempat adalah Aek Nabara Bypass; prioritas kelima adalah ruas jalan Sei Rampah; prioritas keenam adalah ruas jalan Perbaungan Bypass;
dan prioritas ketujuh adalah ruas jalan Padang Sidempuan Bypass. Lubis 2007 melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh
pembangunan jalan penghubung terhadap pengembangan wilayah studi kasus Jalan Industri Kecamatan Medan Sunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pembangunan jalan penghubung terhadap perubahan harga lahan, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembangunan jalan dengan tenaga
kerja. Dengan dibangunnya jalan penghubung maka terbukalah kesempatan berusaha masyarakat disekitarnya yang berarti pembangunan jalan penghubung mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan berusaha. Kondisi ini pada akhirnya akan mempengaruhi peningkatan pendapatan masyarakat.
Depari 2009 melakukan penelitian untuk mengkaji kebutuham jaringan jalan untuk menunjang pengembangan wilayah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ruas jalan memiliki kapasitas yang
Universitas Sumatera Utara
mencukupi, namun tingkat kecepatan laju angkutan umum hanya ruas jalan Tigapanah – Sukadame yang memenuhi standard.
2.5. Kerangka
Berpikir
Proses pembangunan dipengaruhi oleh kelancaran transportasi di suatu wilayah, dimana kelancaran transportasi tersebut dipengaruhi oleh kondisi jalan-jalan
yang ada di daerah dimaksud. Dari seluruh jalan yang terdapat di suatu daerah terdapat beberapa jalan strategis yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
pengembangan wilayah, baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam upaya meningkatkan pelayanan umum, pemerintah bertanggung jawab
dalam penanganan jalan-jalan tersebut, khususnya jalan-jalan yang bersifat strategis. Namun keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah, khususnya Pemerintah
Kabupaten Humbang Hasundutan, menyebabkan perlunya skala prioritas penanganan jalan-jalan terutama jalan-jalan strategis. Skala prioritas ini bertujuan agar
penanganan jalan-jalan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam mendukung pengembangan wilayah. Dalam penelitian ini, penetapan prioritas
penanganan jalan-jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan dilakukan dengan dengan metode AHP Analytical Hierarchy Process sebagai alat analisis
dalam teknik pengambilan keputusan. Selanjutnya penetapan prioritas penanganan jalan-jalan strategis tersebut akan
berimplikasi terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Humbang Hasundutan. Secara umum kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah seperti yang disajikan
Universitas Sumatera Utara
pada Gambar 2.4 berikut ini.
Keterbatasan Dana Penanganan Jalan
Rencana Tata Ruang Kabupaten
Ruas Jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan
Jaringan Jalan Strategis untuk Ditangani
Analytical Hierarchy Process AHP
Prioritas Penanganan Jalan-jalan Strategis
Pengembangan Wilayah
Gambar 2.4. Kerangka Berpikir Penelitian
2.6. Hipotesis