Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Ruas Jalan yang Akan Dikaji

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. 3.2. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer; yaitu data yang langsung dikumpulkan melalui hasil pengumpulan kuesioner dari responden yang mempunyai informasi yang cukup dan ahli pada bidang transportasi. Pemilihan responden berdasarkan kapabilitas dan kapasitas, karena metode AHP sangat mengandalkan intuisi dan pengalaman. Oleh karena itu, maka yang menjadi responden penelitian ini ditentukan sebanyak 15 orang dari pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan yang tinggi dan kuat dengan bidang transportasi kegiatan penanganan jalan. Selain itu dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah, maka diperlukan responden dari masyarakat yang ditentukan secara langsung, yaitu sebanyak 40 orang. Sampel ini diambil dari masyarakat yang tinggal di sekitar Jaringan Jalan strategis di Kabupaten Humbang Hasundutan. 2. Data sekunder; yaitu data maupun informasi yang dikumpulkan melalui kutipan pustaka dari instansi terkait.

3.3. Penentuan Ruas Jalan yang Akan Dikaji

Pertimbangan dan tahapan dalam menentukan ruas jalan yang dikaji adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kriteria Jaringan Jalan Strategis yaitu: a. Bagian ruas jalan negarapropinsi yang berada di dalam kabupaten secara otomatis merupakan bagian dari jaringan jalan strategis, walaupun pemeliharaan atau peningkatannya tidak masuk ke dalam program jalan kabupaten. b. Ruas jalan yang umumnya bersifat antar kota, yaitu menghubungkan kota kabupaten dengan pusat-pusat administrasi pemerintahan seperti kota kecamatan, dan pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti pasar utama ; ini akan meliputi jalan `kolektor yang menghubungkan kota orde kedua dan ketiga. c. Ruas jalan yang biasanya sudah menampung tingkat lalu lintas tinggi atau berpotensi tinggi pada wilayah yang jaringannya belum berkembang secara penuh pada kenyataannya tingkatan ini bisa berbeda, misalnya, mulai dari di atas 500 LHR di daerah padat penduduk di Pulau Jawa sampai di atas 50 LHR di daerah kurang berkembang di pulau lain. d. Ruas jalan yang melayani sumber-sumber penyebab meningkatnya lalu lintas selain perkotaan, seperti sumber material besar, pabrik atau daerah 35 perkebunan, dapat pula masuk ke dalam kriteria ini asalkan ruas jalannya terbuka bagi lalu lintas umum. e. Ruas jalan utama antar kabupaten bisa dimasukkan apabila tidak ada jalan negarapropinsi yang memadai untuk jalur tersebut. 2. Mengeliminasi ruas jalan negarapropinsi yang berada di wilayah kabupaten karena penanganannya tidak termasuk ke dalam program penanganan jalan kabupaten. 3. Berdasarkan kedua tahapan tersebut maka akan diperoleh ruas-ruas jalan strategis untuk ditangani, yaitu 1 Pargaulan–Bahal Imbalo, 2 Siabaksa- Bakkara, 3 Siborboron – Bonan Dolok, 4 Onan Ganjang – Bonan Dolok, 5 Pangungkitan – Parlilitan, 6 Parbotihan – Pulo Godang, 7 Gonting Bulu - Simangaronsang 4. Kemudian ruas-ruas jalan strategis yang ditentukan tersebut di atas ditentukan prioritas penanganannya dengan menggunakan metode AHP.

3.4. Teknik Analisis Data