Prosedur Pemberian Kredit Prosedur Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah

b Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya Bank Syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut.

B. Prosedur Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah

1. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sejak permohonan kredit diajukan oleh Calon Debitur sampai disetujui oleh bank. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak. Menurut Dendawijaya 2005:74 ada sekitar delapan tahap proses kredit yang secara umum berlaku di bank yaitu permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, perjanjian kredit, pencairan kredit, pengawasan kredit, pelunasan kredit dan penyelesaian kredit bermasalah. a. Permohonan Kredit Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut : 1 KTP suami dan atau istri bila sudah menikah, 2 Kartu Keluarga, 3 Keterangan penghasilan atau slip gaji, 4 Laporan keuangan untuk wiraswasta, 5 NPWP Pribadi untuk kredit di atas Rp. 100 juta, 6 SPT PPh Pribadi untuk kredit di atas Rp. 50 juta, 7 Foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan bila membelinya dari developer, 8 Foto kopi sertifikat bila jual beli perorangan, 9 Foto kopi IMB. b. Analisis Kredit Setelah permohonan kredit diterima oleh bank biasanya yang menerima adalah account officer wira kredit atau kepala bagian kredit, maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. c. Persetujuan Kredit Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wira kredit diperiksa dahulu oleh atasannya, kepala bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada system dan prosedur yang dimiliki bank, antara lain : 1 laporan analisis kredit, 2 laporan analisis permohonan kredit, 3 laporan rekomendasi kredit, 4 appraisal study, 5 laporan study kelayakan . Berdasarkan laporan analisis kredit di atas, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh lembaga yang mungkin berbeda-beda, tergantung pada system dan prosedur yang berlaku pada bank. d. Perjanjian Kredit Perjanjian kredit dipersiapkan oleh seorang notaris publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah atas dasar kesepakatan bersama antara bank dan calon nasabah. Bank mengirimkan ahli hukumnya untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian kredit. Ketentuan-ketentuan tersebut sebagian besar diambil dari hasil analisis kredit yang dituangkan dalam laporan analisis kredit yang telah disetujui termasuk revisi atau perubahan yang telah ditetapkan oleh komite kredit maupun direksi bank. Perjanjian kredit yang dibuat di hadapan notaris publik tersebut ditandatangani oleh bank, nasabah dan notaris publik. Dalam hal terjadi penambahan kredit biasanya dibuatkan tambahan pada perjanjian kredit yang pertama dan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. e. Pencairan Kredit Pencairan kredit yang diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai syarat seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang telah dibuat. Pencairan kredit oleh bank dilakukan dengan berbagai cara, ada yang langsung dikirimkan ke rekening nasabah dan ada pula yang dialamatkan ke rekening-rekening perusahaan yang menjadi rekanan nasabah, misalnya kontraktor bangunan, supplier mesin dan peralatan, dan lain- lain. f. Pengawasan Kredit Pengawasan monitoring kredit yang dilakukan oleh bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit, selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu menganalisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit. g. Pelunasan Kredit Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit atau pinjaman bank dinyatakan lunas. h. Penyelamatan Kredit Bermasalah Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah, pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut : 1 rescheduling, merupakan penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur, 2 reconditioning, merupakan perubahan sebagian atau seluruh persyaratan yang semula disepakati bersama pihak debitur, 3 restructuring, merupakan perubahan komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit, 4 kombinasi 3-R, merupakan kombinasi dari rescheduling dan reconditioning; rescheduling dan restructuring; restructuring dan reconditioning; rescheduling , restructuring dan reconditioning sekaligus, dan 5 Eksekusi, jika semua usaha penyelamatan seperti di atas gagal, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara, antara lain dengan menyerahkan kewajiban kepada BUPN Badan Urusan Piutang Negara dan menyerahkan perkara ke pengadilan negeri perkara perdata. Sebelum melaksanakan kegiatan analisa kredit, yaitu membahas aspek- aspek yang mempengaruhi kegiatan usaha yang secara detail dan secara kritis, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Pemilihan pendekatan approach yang akan dipakai dalam melaksanakan analisa kredit itu sendiri , 2. Proses pengumpulan informasi yang lengkap yang akan diperlukan dalam kegiatan suatu analisa kredit, 3. Penentuan titik kritis suatu proyek. Pemberian kredit yang diberikan oleh pihak lembaga atau bank harus melalui persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dengan tujuan untuk menjaga kredit yang diberikan agar mengurangi risiko kredit bermasalah. Menurut Rahmat Firdaus 2001 : 39. Prinsip-prinsip pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Character watak kepribadian Charakter watakkepribadian yaitu bank harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang berwatak baik dan dibuktikan dengan tingkah laku yang baik, selalu memegang teguh dan sebagainya, 2. Capacity kemampuan Capacity kemampuan yaitu bank harus yakin bahwa calon peminjam mampu menjalankan usahanya dengan baik atau mampu memdapatkan uang untuk sumber pelunasan utangnya, 3. Capital modal Capital modal yaitu bank harus mengetahui beberapa banyak modal yang telah dimiliki oleh calon peminjam, sehingga tidak seluruhnya mengandalkan pinjaman dari bank, 4. Condition of Economy kondisi ekonomi Condition of Economy kondisi ekonomi yaitu bank harus yakin bahwa kondisi ekonomi akan menunjang sekurang-kurangnya tidak menghambat kelancaran usaha yang akan dijalankan oleh calon peminjam, 5. Collateral jaminan atau agunan Collateral jaminanagunan yaitu jaminan atau agunan apa yang dapat diberikan calon peminjam untuk tambahan pengamanan bagi bank atau kredit yang akan dilepas.

2. Prosedur Pembiayaan Murabahah