Akad dan Aspek Legalitas Perbedaan Falsafah Konsep Pengelolaan Dana Nasabah

f. tahap akhir adalah dilakukan pembayaran yang dapat dilakukan dengan tunai atau tangguh sesuai kesepakatan antara bank syariah dengan nasabah. Syarat-syarat Murabahah jual beli adalah : 1 penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah , 2 kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan , 3 kontrak harus bebas dari riba , 4 penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian , 5 penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

C. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah

Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi computer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Namun, terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya.

1. Akad dan Aspek Legalitas

Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar kesepakatanperjanjian yang telah dilakukan bila hokum itu hanya berdasarkan hokum positif berkala, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumul qiamah nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad, seperti: Rukun, seperti : a. penjual b. pembeli c. barang d. harga e. akadijab qabul Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut : 1 barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal demi hukum syariah , 2 harga barang dan jasa harus jelas, 3 tempat penyerahan delivery harus jelas karena akan berdampak pada biaya transfortasi , 4 barang yang ditranskasikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan. Tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai seperti yang terjadi pada transaksi short sale dalam pasar modal.

2. Perbedaan Falsafah

Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan system bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank konvensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, di mana untuk menghindari system bunga maka system yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Pada dasarnya, semua jenis transaksi perniagaan melalui bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsure bunga riba. Riba secara sederhana berarti system bunga berbunga atau compoung interest yang dalam semua prosesnya bias mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak.

3. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah

Dalam system bank syariah dana nasabah dikelola dalm bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan deposito pada bank konvensional di mana deposito merupakan upaya membungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana. Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyaluran dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam transaksi perniagaan yang diperbolehkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya.

4. Kewajiban Mengelola Zakat