3. keterangan penghasilan atau slip gaji, 4. laporan keuangan untuk wiraswasta,
5. NPWP Pribadi untuk kredit di atas Rp. 100 juta, 6. SPT PPh Pribadi untuk kredit di atas Rp. 50 juta,
7. foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan bila membelinya dari developer, 8. foto kopi sertifikat bila jual beli perorangan,
9. foto kopi IMB. Selain syarat administrasi diatas, pemohon juga akan dikenakan beberapa
biaya, diantaranya adalah: a. biaya Appraisal ,
b. biaya Notaris Provisi Bank , c. biaya Asuransi Kebakaran,
d. biaya Premi Asuransi Jiwa selama masa kredit, e. biaya Legalisir Notaris,
f. biaya Administrasi ,
g. biaya APHT Surat Kuasa .
Secara khusus, perbedaan sistem pembiayaan KPR Bank Konvensional dan sistem pembiayaan KPR Bank Syariah adalah sebagai berikut :
1. Akad Perjanjian Bank Konvensional
Bank CIMB Niaga Bank Syariah Bank CIMB Niaga
Syariah
Pada bank konvensional hubungan antara bank dan nasabah adalah
hubungan debitur dan kreditur. Nasabah sebagai pihak yang
mempunyai kewajiban kepada bank selaku kreditur. Dan pada saat yang
Pada bank syariah hubungan antara bank dan nasabah adalah hubungan
kemitraan, artinya adanya transparansi atas kegunaan uang yang dipakai
tersebut. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi saw. yang mengatakan
sama, bank memiliki piutang terhadap nasabah sebagai debitur. Perjanjian
diantara keduanya, perhitungan kewajiban nasabah dihitung
berdasarkan sistem bunga yang ditetapkan oleh bank. Pada
pembiayaan KPR Subsidi CIMB Niaga, nasabah dikenakan bunga flat
selama 3 tiga tahun yakni sebesar 7 bunga sebenarnya 15
berdasarkan bunga di pasar. Tahun
ke-4 empat bunga sebesar 10,5, tahun ke-5 dan tahun ke-6 bunga
sebesar 11,75. Setelah tahun ke-6 bunga yang dikenakan oleh nasabah
adalah bunga yang berlaku di pasar 15. Selain KPR Subsidi, KPR CIMB
Niaga mengenakan bunga flat selama 1 tahun, setelah 1 tahun bunga yang
dipakai adalah bunga yang berlaku di pasar. Oleh sebab itu angsuran atau
cicilan nasabah pada tahun pertama tetap. Setelah itu angsurancicilan
nasabah pada tahun selanjutnya berubah-ubah sesuai dengan bunga yang
berlaku di pasar.
bahwa setiap pinjaman yang menghasilkan manfaat adalah riba,
sedangkan para ulama sepakat bahwa riba itu haram. Karena itu, dalam
perbankan syariah, pinjaman tidak disebut kredit, tapi pembiayaan
financing. Pada PKR Pembiyaan Kepemilikan Rumah akad yang di
pakai
adalah nasabah dan bank berkongsi
dalam pengadaan suatu barang, misalnya 30 dari nasabah sebagai
DP down payment dan 70 dari bank. Untuk memiliki rumah tersebut,
nasabah harus membayar kepada bank sebesar porsi yang dimiliki bank.
Karena pembayarannya dilakukan secara angsuran, penurunan porsi
kepemilikan bank pun berkurang secara proporsional sesuai dengan
besarnya angsuran. Barang yang telah dibeli secara kongsi tadi baru akan
menjadi milik nasabah setelah porsi nasabah menjadi 100 dan porsi bank
0. Misalkan harga rumah sebesar Rp100.000.000,00. Bank
berkontribusi Rp70.000.000,00 dan nasabah Rp30.000.000,00. Karena
kedua pihak bank dan nasabah telah berkongsi, bank memiliki 70 saham
rumah, sedangkan nasabah memiliki 30 kepemilikan rumah. Dalam
syariah
Analisa : Oleh karena itulah perbedaan yang mendasar dari bank syariah dan
bank konvensional terletak pada akadnya. Antara nasabah dan bank memiliki hubungan yang sesuai dengan kebutuhan. Tidak semua permohonan nasabah pada
Bank Muamalat Indonesia dipenuhi oleh bank tersebut. Akan tetapi bank juga melihat skim yang sesuai dengan prinsip syariah. Bank Konvensional tidak
melakukan hal yang demikian, karena bank menganggap nasabag tersebut
meminjam sejumlah uang kepadanya dan pada jangka waktu tertentu nasabah itu harus mengembalikan uang tersebut ditambah dengan bunga pinjaman.
2. Perlakuan nasabah yang telat bayar