Dasar Pengenaan Pajak DPP

26 PPN yang dipungut berdasarkan undang-undang PPN. Penetuan nilai impor BKP didasarkan pada undang-undang Pabean yang menggunakan Dasar Pengenaan Bea Masuk, yaitu harga faktur cost, baiaya asuransi antar-Daerah Pabean insurance, dan freight ongkos angkut dan pengapalan antar-Daerah Pabean atau disingkat dengan CIF. Rumus menghitung nilai impor sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah. Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Pungutan lain yang sah 4 Nilai ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh ekportir. Nilai ekspor tercantum dalam dokumen tertentu yang dapat dijadikan sebagai faktur pajak untuk ekspor, yaitu Pemberitahuan Ekspor Barang PEB, yang tidak difiatmuat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Berapa pun yang tercantum dalam dokumen ekspor PEB, tidak ada perhitungan PPN karena tarif PPN untuk barang ekspor adalah 0 nol persen maka PKP dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran restitusi PPN dalam rangka ekspor BKP. 5 Nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak Nilai lain adalah jumlah yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak. Nilai tersebut ditetapkan sebagai berikut. 1 Untuk pemakaian sendiri BKP danatau JKP adalah harga jual atau penggantian setelah dikurangi laba kotor. 27 2 Untuk peberian Cuma-Cuma BKP danatau JKP adalah harga jual atau penggantian setelah dikurangi laba kotor. 3 Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata. 4 Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film. 5 Untuk persediaan BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan adalah harga wajar. 6 Untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar. 7 Untuk kendaraan bermotor bekas adalah 10 sepuluh persen dari harga jual. 8 Untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10 sepuluh persen dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih. 9 Untuk jasa pengiriman paket adalah 10 sepuluh persen dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih. 10 Untuk jasa anjak piutang adalah 5 lima persen dari jumlah seluruh imbalan yang diterima berupa service charge dan diskon. 28 11 Untuk penyerahan BKP danatau JKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP danatau JKP antarcabang adalah harga jual atau penggantian setelah dikurangi laba kotor. 12 Untuk penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang adalah harga lelang.

2.2.7 Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Mardiasmo 2016:344 menyebutkan tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10 sepuluh persen. Sedangkan tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0 nol persen. Pengenaan tarif 0 nol persen bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN, tetapi Pajak Masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor dapat dikreditkan. Berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi danatau peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan, dengan Peraturan Pemerintah tarif PPN dapat diubah serendah-rendahnya 5 lima persen dan setinggi-tingginya 15 lima belas persen dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal. 29 2.3 E-Faktur 2.3.1 Pengertian e-Faktur Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak PPN yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak PKP yang melakukan penyerahan barang kena pajak BKP atau jasa kena pajak JKP. E-Faktur Pajak adalah aplikasi perpajakan yang dibuat melalui sistem elektronik yang ditentukan dan atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pemberlakuan e-Faktur dimaksudkan untuk memberikan kemudahan, kenyamanan bagi Pengusaha Kena Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan khususnya pembuatan faktur pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. PKP yang diwajibkan membuat Faktur Pajak berbentuk elektronik ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal pajak melalui keputusan No. KEP 136PJ2014 dan PER- 16PJ2014 telah menetapkan 45 Pengusaha Kena Pajak yang membuat e-Faktur mulai 1 Juli 2014. Pada bulan Juli 2015 Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak KPP Jawa dan Bali wajib menggunakan e-Faktur, sedangkan pemberlakuan e-Faktur secara nasional akan serentak dimulai tanggal 1 Juli 2016. Yang mendasari Direktorat Jenderal Pajak DJP membuat aplikasi ini adalah karena memerhatikan masih terdapat penyalahgunaan Faktur Pajak, diantaranya wajib pajak non PKP yang menerbitkan faktur pajak padahal tidak berhak menerbitkan faktur pajak, faktur pajak yang terlambat diterbitkan, faktur pajak fiktif, atau faktur pajak ganda. Juga karena beban administrasi yang begitu besar bagi pihak DJP maupun bagi PKP.