30
usahanya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan penghuni dunia gaib lainnya. Ritus atau upacara religi basanya berlangsung berulang-ulang, baik
tiap hari, setiap musim atau kadang-kadang saja. Tergantung dari isi acaranya, suatu ritus atau upacara religi biasanya terdiri dari suatu
kombinasi yang merangkaikan satu dua atau beberapa tindaan seperti berdoa, bersujud, bersaji, berkorban, makan bersma, menari dan menyanyi,
berprosesi, berseni drama suci, berpuasa intoxikasi, bertapa dan bersemedi. 4. Peralatan ritus dan upacara
Dalam ritus upacara religi biasanya dipergunakan bermaam- macamsarana dan peralatan, seperti tempat atau gedung pemujaan, patung
dewa, patung orang suci, alat bunyi-bunyian suci, dan para pelaku upacara seringkali mengenakan pakaianyang juga dianggap mempunyai sifat suci.
5. Umat agama Umat agama atau kesatuan social yang menganut system keyakinan
dan yang melaksanakan sistemritus serta upacara itu.
2.2.6 Makna Simbolis Upacara Tradisi
Hubungan budaya dengan manusia sangat erat, sehingga manusia pada hakekatnya disebut sebagai makhluk budaya. Kebudayaan sendiri terdiri dari
gagasan-gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai sebagai hasil karya dan perilaku manusia. Sehingga tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa “begitu eratnya
kebudayaan manusia itu dengan simbol-simbol sehingga manusia dapat dikatakan sebagai makhluk bersimbol”. Dengan perkataan lain dunia kebudayaan adalah
dunia penuh simbol. Manusia berfikir, berpesan dan bersikap dengan ungkapan
31
yang simbolis. Ungkapan-ungkapan yang simbolis ini merupakan ciri khas dari manusia, yang dengan jelas membedakan dari hewan.
Ernst Cassirer dalam Herusatoto, 1987:10 cenderung menandai manusia sebagai “animal symbolicum” atau hewan yang bersimbol, Cassirer
menandaskan bahwa manusia itu tidak pernah melihat, menemukan dan mengenal dunia secara langsung tetapi melalui berbagai simbol. Kenyataan
adalah selalu lebih daripadanya tumpukan fakta-fakta, tetapi mempunyai makna yang bersifat kejiwaan, dimana baginya di dalam simbol terkandung
unsur pembebasan dan perluasan pemandangan. Manusia membuat jarak antara apa yang nampak ada pada alam sekelilingnya.
Kata simbol berasal dari bahasa Yunani, symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang Herusatoto,
2001:10. Menurut The Liang Gie dalam Herosatoto, 2001 : 10 menyebutkan bahwa, simbol adalah tanda buatan yang bukan berujud kata-kata untuk
mewakili sesuatu dalam bidang logika saja, karena dalam kebudayaan simbol dapat berupa kata-kata.
Poerwodarminto dalam Herusatoto, 2001 : 10 disebutkan, simbol atau lambing adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, rencana dan
sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Menurut Herusatoto 2001:88-105 bentuk-bentuk simbolis dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni 1 tindakan simbolis dalam religi, ,seperti upacara selamatan, pemberian sesaji pada tempat-tempat yang
dianggap keramat, 2 tindakan simbolis dalam tradisi, seperti upacara
32
pernikahan, upacara mitoni dan 3 tindakan simbolis dalam kesenian, seperti pagelaran wayang.
2.2.7 Nilai-nilai Pendidikan