42
3.4.1 Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan dialog komunikasi verbal antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan kepada beberapa
informan dengan tujuan mengetahui nilai-nilai pendidikan fungsi sosial masyarakat terhadap upacara tradisi Metri Desa.
Wawancara dilakukan untuk mengungkap data yang berupa pernyataan yang tidak bisa terjaring dengan cara teknik pengambilan data
yang lain. Wawancara pada penelitian upacara tradisi Metri Desa dilakukan kepada beberapa informan yang dianggap menguasai dan dipercaya untuk
menjadi sumber data yang jelas. Informan yang dipilih antara lain juru kunci, sesepuh desa, pengunjung, pedagang, perangkat desa, dan para
pedagang. Hasil wawancara dengan beberapa informan yang ditunjuk dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang valid mengenai
bentuk, keterlibatan informan, asal-usul sejarah dan latar belakang tradisi, nilai-nilai yang diungkap terkait dengan kehidupan masyarakat sebagai
bentuk budaya, nilai-nilai pendidikan dan fungsi sosial upacara tradisi Metri Desa.
Menurut Sudikan 2001:90 wawancara terbagi menjadi dua jenis, yaitu wawancara terarah dirrected dan wawancara tidak terarah non
dirrected. Wawancara tidak terarah adalah wawancara yang bersifat bebas, santai, dan memberi informan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk
memberikan keterangan yang ditanyakan.
43
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terarah di mana segala pertanyaan yang akan digunakan dalam
interview dengan informan adalah pertanyaan terstruktur, sehingga tidak melenceng jauh dari pokok permasalahan yang ada. Wawancara ini
bertujuan untuk memperoleh data yang valid. Wawancara tidak terarah akan memudahkan peneliti dalam
memperoleh informasi yang lengkap sesuai dengan keberadaan upacara tradisi Metri Desa. Informan yang diwawancarai akan merasa nyaman
ketika memberi informasi tanpa ada hal-hal yang dirahasiakan.
3.4.2 Observasi
Teknik observasi ini merupakan tindak lanjut dari teknik wawancara, yang bertujuan untuk memperoleh data yang valid. Untuk
mendapatkan data yang valid maka seorang peneliti harus mengadakan pengamatan dilapangan, sehingga peneliti tahu dan mengerti apa yang
terjadi dilapangan. Teknik observasi dalam penelitian upacara tradisi Metri Desa,
peneliti menggunakan observasi dengan partisipasi dengan pengamatan dilapangan secara langsung, mengamati jalannya prosesi upacara tradisi
Metri Desa. Danandjaya 1991:197, mengartikan pengamatan adalah cara
melihat suatu kejadian dari luar sampai ke dalam dan melukiskan secara tepat seperti apa yang kita lihat. Pengamatan yang dimaksud tidak terbatas
44
pada penglihatan visual saja, melainkan pengalaman yang diperoleh dari perasaan indera seperti pendengaran, bau dan rasa.
Selain itu peneliti harus memperlihatkan hal-hal yang berhubungan dengan pengamatan, antara lain :
1. Lingkungan fisik dari tempat pelaksanaan upacara tradisi Metri Desa, 2. Lingkungan sosial dari upacara tradisi Metri Desa, baik masyarakat desa
Limbangan maupun masyarakat pendukung folk yang berada disekitar desa Limbangan maupun di luar Kabupaten Kendal.
3. Interaksi para peserta atau masyarakat yang sedang malakukan upacara tradisi Metri Desa.
4. Prosesi ritual upacara tradisi Metri Desa. 5. Masyarakat pelaku tradisi yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi Metri
Desa.
3.4.3 Dokumentasi