65
masyarakat sekitar yaitu memberikan hidangan makanan kecil dan penyelenggaraan hiburan kepada masyarakat sekitar dalam upacara tradisi
Metri Desa. Wujud norma sosial yang terdapat dalam upacara tradisi Metri Desa
merupakan cerminan bagi masyarakat pendukungnya, sehingga norma- norma ini dapat dipakai sebagai social control pengendali sosial dan
pedoman dalam berperilaku bagi masyarakat pendukung upacara tradisi Metri Desa.
4.2.2 Kesempatan Perbaikan Sosial
Kesempatan perbaikan sosial dalam upacara tradisi Metri Desa ini merupakan fungsi sosial dari suatu adat atau pranata sosial pada tingkat
abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya, seperti yang
dikonsepsikan oleh warga masyarakat sekitar. Upacara tradisi Metri Desa mempunyai fungsi yaitu sebagai objek
sikap emosional yang menghubungkan masa lampau dengan masa sekarang. Seperti diketahui upacara tradisi Metri Desa dapat dipakai untuk melakukan
rekontruksi apa yang dilaksanakan sejak leluhurnya pada masa lalu yang sampai sekarang tetap dilanjutkan oleh generasi penerusnya.
Upacara tradisi Metri Desa ini dapat pula dipakai sebagai alat untuk mengutarakan pikiran, memuat pesan, emosi, kepentingan, dan kebutuhan
yang menjadi hajat hidup orang banyak. Pesan atau nasehat yang disampaikan melalui upacara ini memaksa masyarakat desa Limbangan
66
bertindak sesuai dengan pesan tersebut. Selain itu, bagi masyarakat pendukung khususnya masyarakat desa Limbangan digunakan sebagai
sarana untuk ngalap barokah dari Kyai dan Nyai Danyang Limbangan, misalnya dalam prosesi mengiring gunungan banyak masyarakat yang
saling berebut sesaji. Masyarakat percaya bahwa dengan mengambil sesaji akan
mendapatkan barokah berupa hasil pertanian, dan hasil lain yang akan di petik melimpah, dan terhindar dari segala bentuk marabahaya. Sedangkan
bagi masyarakat sekitar, pelaksanaan upacara tradisi Metri Desa ini sangat bermanfaat untuk melakukan kegiatan ekonomi, yakni diantaranya dengan
kegiatan berdagang karena banyak pengunjung yang datang dalam upacara tradisi Metri Desa tersebut.
4.2.3 Integritas Sosial
Integritas sosial dalam upacara tradisi Metri Desa ini merupakan fungsi sosial dari suatu adat atau pranata sosial pada tingkat abstraksi ketiga
mengenai pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara terintegrasi dari suatu sistem sosial tertentu.
Integritas sosial dalam upacara tradisi Metri Desa ini dapat di lihat dari semua masyarakat pendukung upacara yang berusaha membuat
jalannya upacara menjadi lancar dan sukses. Suatu masyarakat dapat terwujud karena adanya keteraturan, hubungan sosial antar anggotanya,
sehingga terjadi interaksi yang efektif dan tertib. Untuk mewujudkan interaksi yang efektif dan tertib ini, para pendukungnya terpaksa
67
mengidentifikasikan dirinya dengan nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dengan demikian, nilai-nilai yang terdapat dalam upacara tradisi Metri Desa di desa Limbangan tersebut, dapat mengikat seseorang dalam
kelompok sosial yang bersangkutan sehingga masyarakat terintegrasi. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang menghadiri rangkaian upacara
yaitu sejak melakukan bersih kubur, bersih sendang tejo, sampai ruwatan dengan pentas wayang. Bahkan ada sejumlah warga desa Limbangan yang
pergi merantau dan pada saat upacara tradisi Metri Desa dilaksanakan mereka menyempatkan diri pulang ke desanya untuk mengikuti upacara
tradisi Metri Desa yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Masyarakat pendukung upacara tradisi Metri Desa dapat terintegrasi
tanpa melihat status sosial mupun golongan demi kelancarannya pelaksanaan upacara tradisi Metri Desa. Masyarakat saling membaur dari
kalangan bawah, menengah, maupun masyarakat kalangan atas. Hal ini terlihat adanya usaha menyatukanya masyarakat dengan para pemimpin
pemerintah sehingga tercipta hubungan yang harmonis diantara mereka.
4.2.4 Pelestarian Budaya dan Hiburan