Sistematika Penulisan Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility CSR

5. Analisis Data Dalam suatu penelitian analisis data merupakan suatu tahap yang sangat penting, dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif.Kemudian data yang diperoleh disusun secara sistematis sehingga didapat gambaran yang komprehensif.Selanjutnya ditarik satu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berasal dari studi kepustakaan dan didukung dengan studi lapangan sehingga diperoleh penelitian yang bersifat deskriptif.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan satu sama lainnya untuk dapat memudahkan dalam penyelesaiannya sehingga merupakan satu kesatuan yang sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bagian pendahuluan menjelaskan secara singkat tentang latar belakang,permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Dalam babini diuraikan tentang sejarah perkembangan CSR, pengertian CSR, ruang lingkup CSR, serta pengaturan hukum mengenai CSR. BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA ILANGSA SEBAGAI BUMN DALAM MELAKSANAKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Dalam bab ini dibahas hal-hal yang menguatkan topik permasalahan dalam skripsi ini yaitu Deskripsi PT. Perkebunan Nusantara I Langsa, PerananPT. Perkebunan Nusantara I Langsa dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR, Manfaat Penerapan Corporate Social ResponsibilityCSR pada PT. Perkebunan Nusantara I Langsa. BAB IV : PENERAPAN PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Bab ini menyajikan data yang diperoleh melalui hasil penelitianstudi lapangan yang berisikan tentang latar belakang pelaksanaan CSR pada PT. Perkebunan Nusantara I Langsa, prosedur pelaksanaan CSR pada PT. Perkebunan Nusantara I Langsa, manfaat penerapan CSR melalui PKBL pada PT. Perkebunan Nusantara I Langsa, serta hambatan pelaksanaan CSR pada PT. Perkebunan Nusantara I Langsa. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian yang dikaji dalam skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR

A. Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility CSR

Tanggung jawab sosial perusahaan dalam teori ekonomik klasik, sebuah perusahaan bertindak secara bertanggung jawab sosial jika perusahaan itu menggunakan sumber-sumber daya seefisien mungkin untuk menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat pada harga yang para konsumen bersedia membayar.Tujuan satu-satunya perusahaan ialah memaksimumkan profit sambil bertindak sesuai dengan undang-undang. Jika hal ini dilakukan, menurut para ekonom klasik, perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab sosial utamanya.Akan tetapi, pendapat yang berasal dari buku Adam Smith, The Wealth of Nations, ini tidak pernah diikuti tanpa syarat.Dunia usaha dan orang-orang bisnis telah melakukan modifikasi kepada prinsip pemaksimuman profit yang kaku itu untuk memberi perhatian kepada keprihatinan sosial. 7 Tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility atau yang lebih dikenal dengan sebutan CSR, menjadi sebuah topik diskusi yang menarik perhatian dunia usaha bisnis di Eropa dan Amerika Serikat sejak lebihkurang satu abad yang lalu. Pada awalnya khusus mengenai CSR mengarah pada suatu kondisi dilematis antara stakeholdersyang dihasilkan perusahaan dan upaya memaksimalkan kepentingan publik. Dengan kata lain, keterlibatan 7 Sukaria Sinulingga, Analisis Lingkungan Usaha, Medan: USU Press, 2007, hal. 172. perusahaan dalam sebuah tanggung jawab sosial selalu meningkatkan konflik tentang fungsi direksi yang harus mengabdi pada kepentingan yang terbaik bagi perusahaan atau menjadikan perusahaan sebagai warga negara yang baik good corporate citizen. CSR yang kini marak diimplementasikan banyak perusahaan, berkembang setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produk dan pembayaran pajak kepada negara.Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggungjawab secara sosial.Karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyarakat disekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasional perusahaan.Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep CSR yang paling primitif serta kedermawanan yang bersifat karitatif. 8 Gema CSR semakin terasa pada Tahun 1960-an saat dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang Dunia II, dan mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan. Pada waktu itu, persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan.Persoalan ini telah mendorong berkembangnya beragam 8 http:ngenyiz.blogspot.com200902csr-sekilas-sejarah-dan-konsep.html aktivitas yang terkait dengan pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan dengan mendorong berkembangnya sektor produktif dari masyarakat. Gema CSR pada dekade itu juga diramaikan oleh terbitnya buku “Silent Spring 1962”. Rachel Louise Carson May 27, 1907-April 14, 1964 adalah seorang marine biologist dan nature writer asal Amerika Serikat, bukunya menceritakan masalah penggunaan obat pemberantas hama yang tidak terkontrol sehingga berdampak matinya dimana pengertian judulnya mencerminkan tidak ada lagi kicauan burung-burung di musim semi karena burung-burungnya mati akibat obat pembunuh hama. Judul tersebut merupakan inspirasi dari syair by John Keats. Prinsip duty to Act bonafide in the interest of the company yang dikenal luas dalam hukum perseroan menuntut seorang direksi agar mengelola perseroan untuk kepentingan dan keuntungan perseroan.Tentunya tujuan akhirnya adalah optimalisasi nilai value bagi para pemegang saham. Disisi lain, perseroan sebagai sebuah legal entity subjek hukum yang memiliki legal personality ditengah-tengah masyarakat memiliki kewajiban terhadap subjek hukum lainnya atau anggota dalam pergaulan masyarakat secara umum. 9 9 Soerjono, Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Sensi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993, hal. 41. Tuntutan ini merupakan wujud dari kewajiban perseroan sebagai salah satu subjek yang eksistensinya dipengaruhi oleh interaksi yang baik dengan subjek lainnya ditengah pergaulan masyarakat.Sebelum merambah ke masyarakat yang lebih luas, semestinya CSR dilakukan untuk lingkungan terdekat, yaitu masyarakatnya sendiri atau karyawannya.Bila tanggung jawab ini dipenuhi, tidak menutup kemungkinan, karyawan pun ikut menyalurkan kepedulian sosial terhadap lingkungannya, seperti yang dilakukan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. CSR yang kini marak diimplementasikan banyak perusahaan mengalami evolusi dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup panjang.Konsep ini tidak lahir begitu saja.Ada beberapa tahapan sebelum gemanya lebih terasa pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari untung belaka.Mereka memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara.Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukannya karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyarakat disekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan disekitar operasi perusahaan. 10 Perkembangan CSR semakin menguat seiring munculnya globalisasi ekonomi global sejak berakhirnya Perang Dunia II yang mendorong timbulnya transisi sistem ekonomi yang akandialami oleh suatu negara dari perencanaan negara menuju sistem pasar. Transisi ekonomi kearah sistem ekonomi pasar tentunya akan memunculkan berbagai resiko, baik sosial maupun ekonomi, 10 https:www.scribd.comdoc78033388Sejarah-CSR misalnya kekhawatiran punahnya kultur dan ekonomi global, kerusakan lingkungan, eksploitasi pekerja anak, pelanggaran hak buruh, beban hutang negara, imperialisme gaya baru perusahaan multinasional. Pada awal abad ke-20 muncul pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi.Lester Thurow mengatakan bahwa hal tersebut bertolak dari pergeseranmainstream tentang kapitalisme pada saat itu. Menurutnya, kapitalisme saat itu tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, namun juga memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang disebut dengan suistainablesociety. 11 Masalah degradasi daya dukung lingkungan kemudian menjadi kekuatan internasional baru untuk menekan dunia usaha tentang pentingnya CSR yang berdimensi lingkungan.Pada kurun waktu 1970-anClub of Rome, mempublikasikan pemikiran mereka dalam “The Limits to Growth”, karya ini mengingatkan masyarakat dunia bahwa bumi memiliki keterbatasan daya dukung,sementara disisilain jumlah manusia terus bertambah.Oleh sebab itu, eksploitasi sumber daya alam harus dilakukan secara lebih hati-hati agar pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan.Sejalan dengan itu, berkembang wacana tentang kepedulian lingkungan, kegiatan kedermawanan terus berkembang dalam kemasanphilanthropy serta community development. 12 Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diwarnai dengan beragam pendekatan seperti pendekatan integral,pendekatan stakeholder maupun pendekatancivil society. CSR kembali menarik perhatian dunia pada saat 11 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Surabaya: Ashaf Media Garfika, hal. 3. 12 Ibid, hal. 15. diselenggarakan KTT Bumi Earth Summit di Rio de janeiro, Brazil. Pentingnya CSR terkait dengan peran strategis dari perusahaan dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan suistainable developmentyang berbasis pada keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. 13 Pertemuan ini menghendaki agar eksploitasi ekonomi dalam aktifitas-aktifitas perusahaan tetap memperhatikan keseimbangan dan daya dukung lingkungan hidup.Perusahaan semestinya melakukan upaya-upaya untuk menyeimbangkan peran-peran ekonominya dengan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh aktifitas ekonomi tersebut baik terhadap manusia maupun lingkungan hidup di sekitarnya.CSR dalam konteks ini tidak saja penting bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menyangkut keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.Namun demikian, KTT Rio tidak sampai pada sebuah konvensi politik yang menyarankan negara-negarauntuk mengatur kewajiban CSR dalam peraturan perundang-undangan nasionalnya. 14 Terobosan besar konteks CSR ini dilakukan oleh John Elkington melalui konsep “3P” profit, people, planet atau disebut juga TBL The Triple Bottom Line,Economic, Social, Environmental, yang dituangkan dalam bukunya “Cannibals with Forks, The triple Bottom Line Twentieth Century Business“yang direlease pada tahun 1997. Ia berpendapat bahwa jika perusahaan ingin suistain, maka ia perlu memperhatikan 3P yakni, bukan Cuma profit yang diburu, namun 13 Bambang Rudito dan Melia Femiola, Op.cit, hal. 234. 14 Ibid, hal 104 juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat people dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. 15

B. Pengertian Corporate Social ResponsibilityCSR