Pengertian Corporate Social ResponsibilityCSR

juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat people dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. 15

B. Pengertian Corporate Social ResponsibilityCSR

Jika berbicara tentang CSR kita langsung berfikir tentang perilaku korporasi.Padahal jika ditelaah lebih jauh, pemerintah pun tidak dianjurkan untuk menjalankan aktivitas CSR, dengan beberapa penyesuaian tentunya.Hal ini berkaitan dengan posisi pemerintah sebagai konsumen terbesar bagi seluruh kegiatan konsumsi.CSR memberikan petunjuk penting yang dapat menjadi panduan bagaimana perusahaan dan pemerintahan sebaiknya dijalankan. Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada, dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain, merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas,atau dapat dikatakan sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan kegiatan bisnis dari pihak-pihak lain yang berkepentingan baik secara internal yaitu pekerja, pemegang saham, dan penanam modal maupun eksternal, yaitu kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil, dan perusahaan lain. 16 15 Yusuf Wibisono, Op.Cit., hal. 6-7. 16 Bambang Rudito, Op.Cit., hal 207. Sebagaimana berdasarkan UU Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74, CSR disebut dengan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah 17 : Komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, bagi perseroan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya, belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR berikut ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi: 1. World Bussiness Council for Suistainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. 2. International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan. 3. Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelolaan bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi pemegang saham stakeholders mereka. 4. Canadian Government: 17 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 angka 3. Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan, dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggungjawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. 5. European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan. 6. CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders. Definisi lainnya adalah The World Bussiness Council for Suistainable DevelopmentWBCSD mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai: komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. World Bank mendefinisikan CSR, sebagai “The Commitment of business to contribute to suistainable economis development working with amployees and their representatives the local community and society at large to improve quality of live, in ways that are both goog for business and good for development”.Yang artinya adalah komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. 18 Komisi eropa membuat definisi yang lebih praktis, yang pada dasarnya bagaimanaperusahaan yang secara sukarela memberi kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian pada peningkatan kualitas perusahaan, masyarakat, khususnya komunitas sekitar, serta lingkungan hidup. The Commission for European Communities dalam publikasi Green Paper-nya memandang CSR sebagai sebuah konsep yang penting pada suatu perusahaan yang memutuskan secara sukarela untuk memberi kontribusi bagi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih besar.Green Paper mencatat bahwa bagi sebuah organisasi untuk menjadi bertanggung jawab secara lingkungan berarti tidak hanya memenuhi sebuah kewajiban hukum, tetapi juga menginvestasikan lebih dalam hal sumber daya manusia, lingkungan dan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.Green Paper juga mendeskripsikan CSR dalam dua kategori yaitu dimensi internal diinterpretasikan termasuk dalam manajemen sumber daya manusia, kesehatan dan keamanan saat kerja, adaptasi pada perubahan dan manajemen dari dampak lingkungan dan sumber daya alam.Dimensi eksternal termasuk komunitas lokal, rekan bisnis termasuk pemasok dan konsumen dan kepedulian lingkungan global. 19 Dengan memperhatikan keterkaitan antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah seperti telah diuraikan sebelumnya, pada zaman sekarang ini, sudah merupakan keharusan agar perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial, pemerintah dan masyarakat dapat menilai kinerja perusahaan, seandainya perusahaan hanya mengejar target keuntungan dengan tanpa dibarengi tanggung jawab sosial. Dengan berdasarkan pada uraian diatas, dimana sebenarnya keharusan perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial.Hal ini menjadi dilema, karena pada dasarnya perusahaan didirikan semata-mata untuk kepentingan ekonomis dalam hal ini mencari keuntungan.Sehingga apabila 18 Martono Anggusti .Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Bandung: Books Terrace and Library, 2010, hal. 12. 19 Amin Widjaja, Business Ethics dan Corporate Social Responsibility Konsep dan Kasus,Jakarta : Harvarindo, 2008, hal. 22. perusahaan dibebani tanggung jawab sosial, apakah mungkin terjadi tarik-menarik spanning antara kepentingan mencari untung dan kepentingan sosial. Untuk melihat perlu atau tidaknya perusahaan, maka terlebih dahulu harus dilihat status perusahaan, apa sebenarnya perusahaan itu. Pada negara-negara modern, kehadiran perusahaan dalam masyarakat merupakan suatu aset nasional yang sangat penting, dengan alasan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut setidaknya dapat membantu negara pemerintah untuk turut serta membantu segala kebutuhan hidup masyarakat yang tidak bisa dipenuhi oleh pemerintah.Bahkan dalam keadaan-keadaan tertentu, perusahaan dianggap sebagai “pribadi” yang mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana adanya pribadi manusia yang dalam tindakannya terwujud oleh badan pengurus perusahaan. Berkaitan dengan status perusahaan tersebut, disini perlu dikemukakan pendapat dari Richard T. de George mengenai status perusahaan yang memandang perusahaan dari dua segi yaitu: 20 1. Perusahaan sebagai legal-creator, yang melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan hukum, ada hanya berdasarkan hukum. Menurut pandangan ini, perusahaan diciptakan oleh negara dan tidak mungkin ada tanpa negara. Negara dan hukum sendiri adalah ciptaan masyarakat. Perusahaan diciptakan oleh masyarakat. Maka kalau perusahaan tidak lagi berguna bagi masyarakat, masyarakat bisa saja mengubah atau meniadakannya. Mengkaji perusahaan sebagai legal-creator, dengan tidak melepas keberadaannya dari negara, 20 Habib Adjie, Op.Cit, hal. 63-65. begitu juga keberadaan negara tidak akan ada tanpa ada masyarakat yang menghendaki adanya negara, jadi antara masyarakat, negara, dan perusahaan, merupakan tiga komponen yang tidak bisa saling melepaskan diri, maka dari itu jika perusahaan sudah tidak lagi memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan negara, perusahaan tersebut harus diberhentikan keberadaannya. 2. Perusahaan sebagai legal-recognition, yang melihat perusahaan tidak memusatkan perhatiannya pada status legal dari perusahaan, melainkan pada perusahaan sebagai suatu usaha bebas dan produktif. Menurut pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh para anggotanya yang mengikat dirinya, mengorganisasi diri dan melakukan suatu kegiatan tertentu dengan cara tertentu secara bebas. Dalam hal ini perusahaan tidak dibentuk oleh negara. Negara hanya mendaftar dan mengakui operasi perusahaan itu. Perusahaan juga bukan suatu organisasi bentukan masyarakat. Menurut pandangan yang kedua ini, bahwa kehadiran perusahaan dalam masyarakat hanya karena keinginan, inisiatif para anggota masyarakat yang saling mengikatkan dirinya membentuk perusahaan dan negara hanya mencatatkan keberadaan perusahaan, sehingga menurut pandangan ini perusahaan merupakan suatu usaha yang bebas dan produktif, hanya semata-mata mencari keuntungan. Apabila pandangan yang pertama yang diuraikan diatas, dikaitkan dengan kehadiran perusahaan-perusahaan negara di Indonesia, yaitu lembaga perusahaan badan usaha hadir ditengah masyarakat karena dibentuk oleh hukum, misalnya apa yang tersebut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD yang telah mengatur berbagai bentuk, jenis perusahaan yang diperkenankan hadir dalam masyarakat. Dengan berpijak pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena perusahaan hadir dibentuk oleh masyarakat, negara yang harus bergerak dengan tujuan mencari untung atau tanggung jawab dari segi ekonomi, bukan berarti mengabaikan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat karena tidak mungkin dan akan sulit sendiri apabila perusahaan tidak membutuhkan masyarakat dan tidak berhubungan dengan masyarakat dan negara. Oleh karena itu antara perusahaan, masyarakat, dan negara saling membutuhkan. 21 Dalam pandangan lain yang dikemukakan oleh Theodore Levvit “bahwa harus ada pemisahan tanggung jawab sosial dari tanggung jawab ekonomi.”Perusahaan dalam pandangan ini hanya mempunyai tanggung jawab tetapi terbatas pada tanggung jawab ekonomi.Isi dari tanggung jawab ekonomi perusahaan adalah memperbesar usahanya serta berusaha mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya.Sebaliknya tanggung jawab sosial hanyalah urusan negara, karena negara dibentuk oleh masyarakat untuk menjalankan fungsi-fungsi sosial masyarakat. 22 Jika pendapat dari Theodore Levvit ini diterima dengan pandangan sebelah mata, bahwa hanya mencari keuntungan saja, maka hal ini akan menimbulkan efek ataupun akibat-akibat yang sangat merugikan masyarakat, bahwa memang benar dalam konsep negara modern yaitu untuk mewujudkan “welfare state’ menjadi kewajiban bagi penyelenggara negara, tapi dalam hal ini perusahaan tidak bisa hidup menyendiri terlepas dari masyarakat dan negara. Oleh karena itu perusahaan disamping mengejar keuntungan atau laba perlu juga menjalankan 21 Ibid, hal 65 22 Theodore Levvit, The Danger of Social Responsibility, dalam Tom L. Beauschamp dan Norman E. Bowie, hal 85-86, sebagaimana dikutip oleh A. Sony Keraf, Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Yogyakarta : Kanisius, 1991, hal. 86. fungsi sosial atau mempunyai tanggung jawab sosial, sebagai salah satu kontribusi untuk turut serta mensejahterakan rakyat.Untuk lebih memahami secara komprehensif perlu atau tidak perlu perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial ini, perlu dikemukakan argumen-argumen yang menyatakan bahwa perusahaan tidak harus mempunyai tanggung jawab sosial dan argumen-argumen yang menyatakan bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial yaitu: 23 1. Argumen yang menyatakan perusahaan tidak harus mempunyai tanggung jawab sosial atau menentang perlunya tanggung jawab sosial bahwa: a. Tujuan bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar-besarnya. b. Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan. c. Biaya keterlibatan sosial. d. Bisnis mempunyai kekuasaan yang sudah memadai. e. Kurangnya tenaga terampil. f. Perusahaan tidak mampu membuat pilihan moral. 2. Argumen yang menyatakan perusahaan harus mempunyai perlunya tanggung jawab sosial, bahwa: a. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah. b. Kewajiban moral. c. Terbatasnya sumber-sumber daya. d. Lingkungan sosial yang lebih baik. 23 Habib Adjie, Op.cit. hal 66. e. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan. f. Bisnis mempunyai sumber daya-sumber daya yang berguna. g. Keuntungan jangka panjang. Dari kedua pernyataan yang saling bertentangan tersebut, saya lebih setuju untuk menyatakan bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial, hal ini dilandasi oleh suatu kenyataan yang tidak akan terbantah dengan maraknya dunia bisnis, dengan berbagai persaingan yang sehat dengan yang tidak sehat hampir sebanding, dan pada akhirnya hanya perusahaan yang memperhatikan kebutuhan, keinginan masyarakat akan dapat bertahan, karena kecenderungan masyarakat sekarang membutuhkan produk biaya yang bermutu. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka wujud tanggung jawab sosial perusahaan dapat dirumuskan dalam dua wujud, yaitu: a. Positif : melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan didasarkan pada perhitungan untung rugi, melainkan didasarkan pada pertimbangan demi kesejahteraan sosial. b. Negatif : tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dari segi ekonomis menguntungkan, tetapi dari segi sosial merugikan kepentingan dan kesejahteraan sosial. Pembahasan bahwa perusahaan harus mempunyai tanggung jawab sosial ini, sangat terasa penting dan tepat dengan berdasarkan Pancasila, yang menjadi dasar dalam segala bidang kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Substansi dari Pancasila yaitu harus ada keselarasan, keharmonisan, keseimbangan, diantara berbagai sektor kehidupan, sehingga dengan demikian perusahaan-perusahaan yang ada di bumi Indonesia, mempunyai kewajiban, disamping mencari keuntungan ekonomis tanggung jawab ekonomi, juga mempunyai tanggung jawab sosial, dengan memberikan keselarasan, keseimbangan dan keharmonisan diantara tanggung jawab tersebut. 24 Berdasarkan uraian diatas sebenarnya tanggung jawab sosial perusahaan merupakan rasa kepedulian sosial perusahaan terhadap segala aspek yang berkaitan dan menunjang hidupnya perusahaan, dengan menyelaraskan, menyeimbangkan, dan harmonisasi antara tanggung jawab ekonomi mencari untung dan tanggung jawab sosial.

C. Ruang Lingkup Corporate Sosial Responsibility CSR