Pengaturan Hukum Mengenai Corporate Sosial Responsibility CSR

Jika dikaji lebih lanjut sebenarnya ada dua hal yang berkaitan dengan ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan yaitu: a. Internal, merupakan tanggung jawab kedalam perusahaan itu sendiri, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawannya, terhadap mutu bahan yang dipergunakan agar menghasilkan barang yang baik atau hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi. b. Eksternal, merupakan tanggung jawab ke luar perusahaan, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap lingkungan yang berada disekitar perusahaan sertaakibat-akibat yang ditimbulkannya, bertanggung jawab terhadap barang-barang yang dibuat dipasarkan atau pasca produksi.

D. Pengaturan Hukum Mengenai Corporate Sosial Responsibility CSR

Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility yang dilakukan di Indonesia tentunya harus memiliki dasar hukum agar para pengusaha dapat melaksanakan CSR sebaik-baiknya dan tidak dilakukan tanpa melihat pengaturan yang ada.Dasar hukum daripada CSR adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT. 2. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal UU PM. 3. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4. Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara UU BUMN. 5. Peraturan Menteri BUMN No. PER-05MBU2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT pengaturan CSR dapat dilihat dalam Bab V. hal ini merupakan masalah baru dalam hukum Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas tidak mengaturnya. Akan tetapi pengaturan CSR dalam Undang-Undang PT sangat minim sekali.Hanya terdiri dari 1 Pasal saja, yakni Pasal 74 Undang-Undang No. 40 tahun 2007. 27 Bunyi Pasal 74 UUPT yang mewajibkan CSR bagi Perseroan Terbatas, adalah : 28 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan pemerintah. Dalam penjelasan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas jelas disebutkan bahwa kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam ini tidak hanya melihat pada bisnis inti dari perusahaan tersebut. Walaupun perusahaan tersebut tidak secara langsung melaksanakan 27

M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2009,