Ciri-Ciri Program Pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif

26 rangsang cahaya dari luar. Sedangkan yang low vision masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebh dari 621 atau hanya mampu melihat headline pada surat kabar. Karakteristikciri-ciri dari anak tunanetra menurut Frieda Mangunsong 2014: 57 terutama pada penglihatannya yang tidak normal. Bentuk-bentuk ketidaknormalannya dapat dilihat dari: 1 Penglihatan samar-samar untuk jarak dekat atau jauh. 2 Medan penglihatan yang terbatas, misalnya hanya jelas melihat tepiperifer atau sentral. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua bola mata. 3 Tidak mampu membedakan warna. 4 Adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat. 5 Sangat sensitifpeka terhadap cahaya atau ruang terang atau photophobic. Proses pembelajaran pada anak tunanetra menekankan pada alat indera peraba dan indera pendengaran, prinsip dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, seperti pengunaan tulisan Braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. Sedangkan yang bersuara seperti tape tecorder. b. Tunarungu Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan atau ketidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai 27 rangsang terutama melalui indera pendengaran dan mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Menurut Moores dalam Frieda Mangunsong, 2014: 82 definisi dari ketunarunguan adalah kondisi dimana individu tidak mampu mendengar dan hal ini tampak dalam wicara atau bunyi- bunyian lain, baik dalam derajat frekuensi dan intensitas. Kategorisasi dari ketulian tampak sebagai berikut: 1 Kelompok 1: Hilangnya pendengaran yang ringan 20-30 dB. Orang-orang dengan kehilangan pendengaran sebesar ini mampu berkomunikasi dengan menggunakan pendengarannya. 2 Kelompok 2: Hilangnya pendengaran yang marginal 30-40 dB. Orang-orang dengan gangguan ini sering mengalami kesulitan untuk mengikuti suatu pembicaraan pada jarak beberapa meter, masih dapat mendengar dengan telinganya namun harus dilatih. 3 Kelompok 3: Hilangnya pendengaran yang sedang 40-60 dB. Dengan bantuan alat bantu dengar dan bantuan mata, orang-orang ini masih bisa belajar berbicara dengan mengandalkan alat-alat pendengaran. 4 Kelompok 4: Hilangnya pendengaran yang berat 60-75 dB. Orang-orang ini tidak bisa belajar berbicara tanpa