4. Pendekatan situasional
Pendekatan situasional menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri-
ciri pribadi ini dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat
kepribadian dan situasional. Pendekatan situasional dalam kepemimpinan ditentukan tidak berdasarkan
sifat kepribadian individu-individu, melainkan berdasarkan persyaratan situasi sosial.
3. Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah a. Kepala Sekolah Sebagai Penanggung Jawab
Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan
tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya.
Sejalan dengan di atas Tati Rosmiati dan Dedi Achmad Kurniady mengatakan bahwa,
61
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang
baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru meningkat dalam membimbing pertumbuhan murid-muridnya.
b.Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan Sekolah
Fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan Planning
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dilakukan siapa dan kapan
61
Taty Rosmiati dan Dedy Achmad Kurniady, Kepemimpinan Pendidikan..., h. 125.
dilakukan. Kegiatan sekolah seperti tersebut di atas harus direncanakan oleh kepala sekolah. Hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku
pada tahun ajaran berikutnya.
2. Pengorganisasian Organizing
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan- kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan lancar. Kepala
sekolah perlu mengadakan pembagian kinerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kinerja yang baik, pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan
dapat tercapai.
3. Pengarahan Directing
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi perintah komando, memberi petunjuk, mendorong semangat kinerja,
menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar mereka dalam melakukan pekinerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk,
peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
4. Pengkoordinasian Coordinating
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas- tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan,
tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, kekosongan tindakan.
5. Pengawasan Controlling
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekinerjaan serta hasil kinerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau
ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.
c. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Supervisi adalah tugas pokok dalam administrasi pendidikan bukan hanya tugas para inspektur ataupun pengawas saja melainkan juga tugas para Kepala
sekolah terhadap guru dan pegawai sekolahnya. Supervisi adalah aktifitas menentukan kondisi syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya
tujuan pendidikan. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa Ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana saja yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang kurang maksimal.
Prinsip-prinsip supervisi menurut Moh. Rifai yaitu:
62
ketika menjalankan tindakan-tindakan supervisi sebaiknya, kepala sekolah memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut : 1.
Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus menimbulkan dorongan untuk berkinerja.
2. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya
realitis, mudah dilaksanakan. 3.
Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru pegawai sekolah yang disupervisi.
4. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
5. Supervisi harus didasarkan pada hubungan professional bukan atas dasar
hubungan pribadi. 6.
Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan sikap dan mungkin prasangka guru-guru atau pegawai sekolah.
7. Supervisi tidak bersifat mendesak otoriter, karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau antisipasi dari guru atau pegawai. 8.
Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi.
9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan.
10. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh
cepat merasa kecewa.
62
Daryanto, Admiistrasi Pendidikan..., h. 85.
11. Supervisi hendaknya bersifat preventif, korektif dan kooperatif.
Faktor-faktor yang menghubungi keberhasilan supervisi 1.
Lingkungan masyarakat dimana sekolah berada. 2.
Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. 3.
Tingkat dan jenis sekolah. 4.
Keadaan guru-guru yang tersedia. 5.
Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
membantu guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar mengajar. Disamping itu termasuk juga dalam kegiatan melakukan usaha-usaha membantu
pegawai non guru agar semakin mampu melaksanakan tugas administratif yang menunjang peningkatan daya dan hasil guna.
Supervisi kepala sekolah adalah menilai kemampuan setiap personil sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya, guna membantu yang bersangkutan
melakukan pebaikan-perbaikan bilamana diperlukan, dengan menunjukan kekurangan-kekurangan atau kelemahan masing-masing dalam kinerja agar diatasi
dengan usaha sendiri. Dengan kata lain tujuan supervisi kepala sekolah adalah menumbuhkan kesadaran gurupegawai untuk berusaha dengan kemampuan
sendiri memperbaiki kekurangan atau kelemahannya dalam melaksanakan tugas, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan kepala sekolah.
63
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, selanjutnya untuk mengukur kepemimpinan kepala sekolah dilakukan melalui tanggapan guru mengenai
perilaku kepala sekolah, dimana kepemimpinan kepala sekolah didasarkan indikator : 1 mengatur pekerjaan guru, 2 mengkoordinasi kegiatan guru, 3
menyediakan keperluan, peralatan, bantuan teknis, penuh perhatian dan bertindak ramah, 4 mendukung dan membantu tugas guru, 5 memperlihatkan
kepercayaan, 6 memberi informasi pada bawahan, 7 memberi pengakuan terhadap kontribusi dan keberhasilan bawahan.
63
Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru..., h. 72.
4. Pengertian dan Unsur- Unsur Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja