Pendekatan Studi Kepemimpinan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru 1. Hakikat kepemimpinan

dipengaruhi pasti bereaksi, apapun reaksinya. Dalam proses mempengaruhi terkandung pengertian timbal balik. Jadi kepemimpinan merupakan proses timbal balik antara mereka ingin memimpin dengan mereka yang memilih untuk mengikuti. Artinya kepemimpinan merupakan hubungan antara orang-orang yang terpanggil untuk memimpin dan orang-orang yang memilih untuk mengikuti. Cara pemimpin mempengaruhi bawahan dapat bermacam-macam antara lain, dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik, memberikan perintah, memberikan imbalan, melimpahkan wewenang, memberikan motivasi, mempercayai warga dengan kesadaran diri, pengendalian diri, empati dan seni mempengaruhi warga sekolah. Pemimpin sebagai pengembang mampu mendengarkan, empati, berbicara terbuka dan mengarahkan. Pendelegasian oleh pemimpin kepada bawahan dapat memberikan peluang kepada bawahan untuk kreatif melakukan tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki bawahan. Pengendalian diri adalah pemimpin yang mampu mengelola emosinya sekalipun selama krisis. Demikian transparansi adalah pemimpin yang terbuka kepada bawahan mengenai perasaan, keyakinan dan tindakannya. Sementara pemimpin yang menjinakkan “anomi” adalah pemimpin yang memiliki integritas diri. Dan harmonis adalah pemimpin yang mampu menciptakan keselarasan dengan bawahan.

2. Pendekatan Studi Kepemimpinan

J. Riberu mengemukakan bahwa persoalan utama kepemimpinan dapat dibagi ke dalam tiga masalah pokok, yaitu : 58 1 bagaimana seseorang dapat menjadi seorang pemimpin, 2 bagaimana para pemimpin itu berprilaku dan 3 apa yang membuat pemimpin itu berhasil. Sehubungan dengan masalah di atas, studi kepemimpinan yang terdiri dari berbagai macam pendekatan pada hakikatnya merupakan usaha untuk menjawab atau memberikan pemecahan persoalan yang terkandung di dalam ketiga permasalahan tersebut. Hampir seluruh penelitian kepemimpinan dapat dikelompokkan ke dalam empat macam pendekatan, yaitu : 58 J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987, h. 2. 1. Pendekatan pengaruh kewibawaan Menurut pendekatan ini, keberhasilan memimpin dipandang dari segi sumber dan terjadinya sejumlah kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan cara yang bagaimana para pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut kepada bawahan. Pendekatan ini menekankan proses saling mempengaruhi, sifat timbal balik dan pentingnya pertukaran hubungan kerjasama antara para pemimpin dengan bawahan. 2. Pendekatan sifat Pendekatan ini menekankan pada kualitas pemimpin. Keberhasilan pemimpin ditandai oleh daya kecakapan luar biasa yang dimiliki oleh pemimpin, seperti tidak kenal lelah, intuisi yang tajam, wawasan masa depan yang luas, dan kecakapan meyakinkan yang sangat menarik. Berdasarkan pendekatan sifat, keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi, melainkan ditentukan pula oleh keterampilan skill pribadi pemimpin. Hal ini sejalan dengan pendapat Yulk 59 , yang menyatakan bahwa sifat-sifat pribadi dan keterampilan seorang pemimpin berperan dalam keberhasilan seorang pemimpin. 3. Pendekatan perilaku Menurut Purwanto, 60 pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan ole pemimpin dalam kegiatannya sehari-hari dalam hal bagaimana cara memberi perintah, membagi tugas dan wewenang, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan dan cara mengambil keputusan. 59 Gary Yulk, Leadeship in Organization,Kepemimpinan Dalam Organisassi, Alih bahasa, Budi Supryanto..., h. 70. 60 M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003, h. 32. 4. Pendekatan situasional Pendekatan situasional menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri- ciri pribadi ini dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional. Pendekatan situasional dalam kepemimpinan ditentukan tidak berdasarkan sifat kepribadian individu-individu, melainkan berdasarkan persyaratan situasi sosial.

3. Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah a. Kepala Sekolah Sebagai Penanggung Jawab

Dokumen yang terkait

Implementasi komunikasi organisasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 102

Pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa - Repository UIN Sumatera Utara Tesis Ari Irwan PDF

0 1 136

Manajemen kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 4

Manajemen kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 11

Manajemen kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 56

Pola komunikasi kepala sekolah dalam mensosialisasikan peraturan-peraturan di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Negeri Besitang Kabupaten Langkat - Repository UIN Sumatera Utara tesis NURUL AINI

0 1 88

Hubungan kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru di mts negeri lubuk pakam - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 109

Hubungan persepsi guru terhadap supervisi dan koordinasi tugas kepala madrasah dengan efektivitas pembelajaran pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Langkat - Repository UIN Sumatera Utara Tesis M. Hasbullah

0 0 121

Kompetensi sosial guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Tebing Tinggi. - Repository UIN Sumatera Utara Tesis Farida Rahman

0 0 113

Strategi manajemen humas dalam membangun citra madrasah di madrasah tsanawiyah negeri lubuk pakam kab. Deli Serdang Repository UIN Sumatera Utara SKRIPSI EMA LENGKAP

1 3 92