Kerjasama Operasi KSO Sejarah Umum PT TELKOM

48 lainnya serta mempunyai laporan keuangan internal yang terpisah. Sedangkan divisi-divisi pendukung meliputi divisi properti, divisi pelatihan, divisi sisiem informasi, divisi atelir dan divisi riset teknologi informasi. Beralihnya kebijakan sentralisasi, kebijakan dekonsentrasi dan desentralisasi kewenangan, maka struktur dan fungsi kantor pusat juga mengalami perubahan. Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi kantor perusahaan, dan yang semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya {cost centre. Berlakunya kebijakan dekonsentrasi menjadikan jumlah sumber daya manusia kantor perusahaan juga lebih sedikit. Kantor perusahaan PT. TELKOM berdasarkan akte perusahaan yang terakhir berkedudukan di Jalan Japati No. 1 Bandung, bertanggung jawab atas penyampaian sasaran pengelolaan perusahaan melalui kegiatan unit kerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan divisi, kantor perusahaan hanyalah menetapkan hal-hal yang strategis, sedangkan penjabaran rasionalnya dilaksanakan oleh masing-masing divisi.

2. Kerjasama Operasi KSO

Diadakannya Kerja Sama Operasi KSO ini merupakan salah satu perwujudan dari program T-2001. Memasuki abad 20, telekomunikasi menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk meningkatkan Satuan Sambungan Telepon SST di seluruh Indonesia, pemerintah Indonesia menyadari bahwa industri pertelekomunikasian memerlukan keikutsertaan pihak swasta. 49 Hal itulah yang mendorong terciptanya deregulasi dalam sektor telekomunikasi Indonesia dengan memperkenalkan modus KSO antara PT TELKOM dan beberapa perusahaan. Maka pada bulan Januari 1996, PT TELKOM mengalihkan pengoperasian lima dari tujuh divisi regionalnya ke unit-unit KSO. Kelima divisi tersebut adalah DIVRE I Sumatera, D1VRE III Jawa Barat, DIVRE IV Jateng dan DIY, DIVRE VI Kalimantan dan DIVRE VII Kawasan Timur Indonesia. KSO adalah suatu organisasi kemitraan yang tidak membentuk suatu badan hukum. Namun tetap sebagai divisi dari PT TELKOM. Divisi KSO dikelola oleh mitra KSO yang merupakan konsorsium dari berbagai perusahaan dalam dan luar negeri. Adapun maksud dan tujuan KSO adalah: a. Mempercepat pembangunan telekomunikasi untuk kurun waktu REPELITA VI, karena pendanaan disediakan oleh mitra KSO. b. Memperoleh alih teknologi dari operator kelas dunia yang tergabung dalam mitra KSO. c. Meningkatkan kemampuan berkompetisi dalam era pasar bebas. 3. Go Public atau Internasional Initial Public Offering Disamping KSO, PT. TELKOM juga menghimpun dana dari masyarakat melalui pasar modal, baik di dalam maupun di luar negeri dengan cara menjual sahamnya go public tertera dalam Akte Berita Acara No. 52 tanggal 17 Juli 1995. Saham-saham PT TELKOM telah tercatat pada Bursa Efek Surabaya, New York Stock Exchange dan London Slack Exchange. 50 Kepemilikan saham juga diperuntukkan bagi karyawan PT TELKOM yaitu sebesar 10 dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umumdi Indonesia. Program kepemilikan saham oleh karyawan atau Employee Stock OwnershipPlan ESOP, mengharuskaa karyawan tidak menjual dalam jangka waktu 1 tahun setelah pencatatan saham pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Penerimaan bersih dari emisi saham baru akan digunakan untuk membiayai program investasi perusahaan. Sekitar 39,22 digunakan untuk perluasan kapasitas transmisi dan sentral, penambahan kapasitas dan pengembangan jaringan kabel melalui penggantian kabel tembaga dengan kabel serat optik serta pengadaan Wireless Local Loop WLL. Selain itu 39,51 akan digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan 21,27 dipersiapkan untuk pengembangan sistem teknologi baru serta peningkatan sumber daya manusia. Semua usaha tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dilaksanakannya perdagangan bebas baik regional maupun internasional. Peningkatan kemampuan kompetitif ini diharapkan dapat menjadikan PT TELKOM menjadi salah satu kelas dunia World Class Operator.

B. Tentang TELKOM