Restrukturisasi Internal Sejarah Umum PT TELKOM

45 tetap menjadi suatu Perusahaan Negara PN. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961 tentang pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi disebutkan bahwa perusahaan memacu pembangunan sektor lainnya. Selain hal tersebut, penyelenggara telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional. Oleh karena itu, perlu meningkatkan bentuk perusahaan. Sehingga berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, maka bentuk perusahaan PERUM dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan PERSERO sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969. Sejak itulah berdiri Perusahaan Perseroan PERSERO Telekomunikasi Indonesia atau PT TELKOM. Dalam rangka mengantisipasi era persaingan bebas yang ditandai dengan mulai berlakunya perdagangan bebas yang dipelopori oleh WTO World Trade Organization, PT. TELKOM berusaha menjadi aktor persaingan bebas tersebut dengan menjadi perusahaan telekomunikasi yang tergolong World Class Operator. Maka pada tahun 1995 PT TELKOM melakukan beberapa rencana strategis manajemen, yaitu :

1. Restrukturisasi Internal

Pada saat awal perubahan dari Perumtel ke PT TELKOM organisasi TELKOM bersifat sentralisasi dan tidak dinamis. Pada saat itu TELKOM terbagi atas Kantor Pusat sebagai pengendali operasi dan 12 Wilayah Telekomunikasi WITEL sebagai unit strategis. Mengingat PT TELKOM dihadapkan kepada persaingan global yang semakin keras menghantam, maka pihak manajemen TELKOM memandang 46 perlu untuk diadakan restrukturisasi internal. Dari bentuk lama kemudian dipecah-pecah menjadi unit yang lebih kecil tetapi solid, terdiridari: a. Divisi Bisnis Utama, meliputi penyelenggaraan jasa telepon lokal dan jarak. Jauh dalam negeri terdiri atas Divisi Network, Divisi Multimedia dan tujuh Divisi Regional b. Divisi pengembangan bisnis Sistem Telepon Bergerak Selular STBS, sirkit langganan, teleks, penyewaan transponder satelit, VSAT dan jasa nilai tambah tertentu Divisi RistiRiset dan Teknologi. Dalam bidang usaha ini ada yang diselenggarakan TELKOM dan ada juga yang bekerja sama dengan pihak ketiga perusahaan patungan. c. Divisi Pendukung, bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa telekomunikasi. Namun, keberadaannya mendukung kelancaran bidang utama dan bidang terkait. Yang termasuk dalam bidang usaha ini adalah pelatihan sistem informasi, atelir, properti, riset teknologi informasi Divisi Pelatihan, Divisi Kesehatan dan Divisi Atelir Sementara itu di tingkat Direksi terdapat satu Direktur Utama dan empat direktur, yaitu Direktur Operasi dan Pemasaran Diropsar, Direktur Keuangan Dirkeu, Direktur Perencanaan Teknologi Dirprantek dan Direktur SDM. Masing-masing direktur membawahi divisi sebagai berikut : a. Diropsar membawahi Divisi Bisnis Utama b. Dirprantek membawahi Pengembangan Bilros c. Dir SDM membawahi Divisi Pendukung 47 Dalam penempatan bidang usaha-usaha tersebut, mulai 1 Juli 1995 TELKOM telah menghapus struktur Wilayah Usaha Telekomunikasi WITEL dan secara de facto meresmikan berdirinya divisi yang terbagi dalam tujuh Divisi Regional dan satu Divisi Network. Divisi Regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing, sedangkan Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Divisi Regional PT TELKOM mencakup wilayah-wilayah sebagai berikut : a. Divisi Regional I Divre I, beroperasi di wilayah Sumatera, b. Divisi Regional II Divre II, beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi c. Divisi Regional III Divre III, beroperasi di wilayah Jawa Barat d. Divisi Regional IV Divre IV, beroperasi di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta e. Divisi Regional V Divre V, beroperasi di wilayah Jawa Timur f. Divisi Regional VI Divre VI, beroperasi di wilayah Kalimantan g. Divisi Regional VII Divre VII, beroperasi di wilayah Kawasan Indonesia Timur yang meliputi Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip desentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi divisi regional dan pusat keuntungan divisi network dan divisi 48 lainnya serta mempunyai laporan keuangan internal yang terpisah. Sedangkan divisi-divisi pendukung meliputi divisi properti, divisi pelatihan, divisi sisiem informasi, divisi atelir dan divisi riset teknologi informasi. Beralihnya kebijakan sentralisasi, kebijakan dekonsentrasi dan desentralisasi kewenangan, maka struktur dan fungsi kantor pusat juga mengalami perubahan. Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi kantor perusahaan, dan yang semula sebagai pusat investasi disederhanakan menjadi pusat biaya {cost centre. Berlakunya kebijakan dekonsentrasi menjadikan jumlah sumber daya manusia kantor perusahaan juga lebih sedikit. Kantor perusahaan PT. TELKOM berdasarkan akte perusahaan yang terakhir berkedudukan di Jalan Japati No. 1 Bandung, bertanggung jawab atas penyampaian sasaran pengelolaan perusahaan melalui kegiatan unit kerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan divisi, kantor perusahaan hanyalah menetapkan hal-hal yang strategis, sedangkan penjabaran rasionalnya dilaksanakan oleh masing-masing divisi.

2. Kerjasama Operasi KSO