20
Tabel 5.3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia
Variables in the Equation
B S.E.
Wald Df
Sig. ExpB
Step 1
a
Umur -0.111
0.027 17.250
1 0.000
0.895 JenisKlmn
0.646 0.427
2.292 1
0.130 1.908
StatusKwn -0.088
0.192 0.212
1 0.645
0.916 Pendidik
0.074 0.256
0.085 1
0.771 1.077
StatusRT 0.725
0.485 2.232
1 0.135
2.064 Tanggungan
-0.047 0.441
0.012 1
0.914 0.954
StatKeshtn 0.242
0.346 0.488
1 0.485
1.274 TunjHariTua
-1.384 0.537
6.644 1
0.010 0.251
Pendptan 2.688
0.295 83.290
1 0.000
14.701 PendKeluarga
-0.464 0.257
3.265 1
0.071 0.629
PuasTarget -0.734
0.377 3.787
1 0.052
0.480 EkoTergntg
-0.678 0.399
2.883 1
0.090 0.507
Constant 6.069
2.389 6.455
1 0.011
432.323 a. Variables entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT,
Tanggungan, StatKeshtn, TunjHariTua, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5 dapat diputuskan variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur,
ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah:
tan 421
. 2
459 .
3 152
. 204
. 16
ˆ Pendp
a TunjHariTu
Umur x
g
1
Model 1 menunjukkan bahwa nilai OR untuk umur = 0,895 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,895 kali. Ketika
bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat
Tabel 5. 2 untuk status kesehatan yang signifikan sign. = 0.001 α = 0.05 dengan
status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.251 mengindikasikan bahwa ketika lansia
mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,251 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan
karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja.
21
Begitu pula pada variabel besaran pendapatan dengan nilai OR = 14,071 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk
bekerja sebesar 14,071 kali. Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika
lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan
jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif.
Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal.
5.3 Model Status Kasehatan Lansia
Bertambahnya umur pada lansia selalu berkaitan dengan kondisi kesehatan mereka. Ketika memasuki masa lansia adalah hal wajar bila diikuti pula dengan
menurunnya derajat kesehatannya. Hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia ini dapat dilihat dari model status kesehatan yang diperoleh baik
berdasarkan analisis univariat maupun analisis multivariat. Hasil uji univariat dengan analisis khi kuadrat pada status kesehatan lansia
terlihat pada Tabel 5.4. Analisis ini adalah untuk melihat ada tidaknya keterkaitan antara status kesehatan dengan karakteristik sosial ekonomi, dengan hipotesis yang diuji adalah
Ho: Tidak ada keterkaitan status kesehatan dengan variable karakteristik social ekonomi Hi: Ada keterkaitan status kesehatan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi.
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara sendiri-sendiri hanya variabel tingkat pendidikan yang menerima Ho. Artinya tingkat pendidikan lansia tidak mempunyai
keterkaitan dengan status kesehatan lansia. Ini mengindikasikan bahwa apapun pendidikannya tidak mempengaruhi derajat kesehatan para lansia. Lansia dengan
pendidikan rendah maupun yang mempunyai pendidikan tinggi beresiko sama untuk sakit maupun sehat. Sedangkan variabel lain hasil analisisnya adalah menolak Ho, yang
menunjukkan bahwa ada keterkaitan variable status kawin, status dalam rumah tangga, ada tidaknya tanggungan, jenis kelamin, pendapatan, pendapatan keluarga, puas tidaknya
22
pada kondisi ekonomi dan ada tidaknya ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain dengan status kesehatan.
Tabel 5.4. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi
Status Kesehatan vs Variabel Karakteristik
Nilai Khi kuadrat
Nilai Sign. Keputusan
1. Tingkat Pendidikan 94.182
0.000 Terima Ho
2. Status Kawin 4.143
0.246 Tolak Ho
3. Status dalam Rumah Tangga 10.848
0.001 Tolak Ho
4. Ada tidaknya Tanggungan 4.188
0.041 Tolak Ho
5. Jenis Kelamin 9.336
0.002 Tolak Ho
7. Pendapatan 45.152
0.000 Tolak Ho
8. Pendapatan Keluarga 39.478
0.000 Tolak Ho
9. Puastidak pd kondisi ekonomi 24.241
0.000 Tolak Ho
10. Ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain
13.191 0.000
Tolak Ho
Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian secara simultan atau serempak dan analisis secara parsial untuk mengetahui variabel karakteristik mana saja yang
berpengaruh pada status kesehatan lansia. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik biner dengan variabel responnya adalah status kesehatan berkategori
sehat dan tidak sehat. Berdasarkan Tabel 5.5 variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia
adalah variable dengan tingkat signifikansi sig. lebih kecil 0.05. Ada dua variabel yang signifikan berpengaruh yaitu variabel umur dan pendapatan keluarga, oleh karena itu
model terbaik yang diperoleh adalah: a
PendKelu Umur
x g
arg 309
. 033
. 180
. 1
ˆ
2
Koefisien regresi logistic B dalam Model 2 tidak dapat diinterpretasikan secara langsung, melainkan melalui nilai eksponen B nya exp B yang disebut nilai odd rasio.
Pada variabel umur dengan odd rasio 0.968 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia. Variabel kedua yang berpengaruh pada status
kesehatan adalah pendapatan keluarga dengan nilai odd rasio 0.374. Nilai ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi
responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang
23
tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat. Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung
mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat. Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia
Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
Step 1
a
Umur -0.033
0.016 4.024
1 0.045
0.968 JenisKlmn
0.340 0.303
1.253 1
0.263 1.405
StatusKwn -0.053
0.134 0.157
1 0.692
0.948 Pendidik
0.214 0.156
1.894 1
0.169 1.239
StatusRT 0.522
0.325 2.575
1 0.109
1.685 Tanggungan
0.271 0.261
1.076 1
0.300 1.311
TunjHariTua 0.488
0.331 2.171
1 0.141
1.629 StatKerja
0.239 0.328
0.529 1
0.467 1.269
Pendptan 0.298
0.168 3.138
1 0.076
1.347 PendKeluarga
-0.309 0.157
3.862 1
0.049 0.734
PuasTarget 0.453
0.239 3.604
1 0.058
1.574 EkoTergntg
0.288 0.246
1.373 1
0.241 1.334
Constant -1.180
1.674 0.497
1 0.481
0.307
a. Variables entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, TunjHariTua, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
5.4 Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia
Secara umum di Indonesia tunjangan hari tua biasanya diberikan hanya pada pekerja formal berupa uang pensiunan, hanya sedikit yang memberikan tunjangan hari
tua pada pekerja informal. Padahal sebagian besar masyarakat di Indonesia bekerja pada sector informal. Hasil analisis deskriptif menunjukkan dari 430 lansia yang menjadi
responden dalam penelitian ini hanya 81 orang 18,8 yang mempunyai tunjangan hari tua, sisanya 349 orang 81,2 tidak memiliki tunjangan hari tua. Variabel karakteristik
sosial mana saya yang terkait dengan ada tidaknya tunjangan hari tua ini dapat dilihat dari hasil analisis univariat pada Tabel 5.6.
Hasil analisis univariat dengan menggunakan uji khi kudrat menunjukkan bahwa hanya variabel status perkawinan saja yang tidak ada keterkaitan dengan status ada
tidaknya tunjangan hari tua. Artinya status kawin, lajang atau cerai tidak memiliki