Latar Belakang Uji toksisitas infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus secara subkronis

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003MenkesPerI2010 Pasal 1, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik, atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat Menteri Kesehatan RI, 2010. Atas dasar pengetahuan tradisional masyarakat secara turun-temurun dan didukung oleh berbagai penelitian tentang khasiat tanaman sirsak, kini pengobat tradisional di Indonesia bahkan sebagian dokter telah meresepkan tanaman sirsak untuk mengatasi beberapa penyakit Mardiana dan Ratnasari, 2011. Bagian dari tanaman sirsak yang paling sering digunakan sebagai obat tradisional adalah daunnya. Daun sirsak telah digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti abses, asma, batuk, diabetes, diuretik, demam, influensa, hipertensi, gangguan pencernaan, infeksi, cacingan, gangguan hati, malaria, reumatik, kurap, kejang, dan terutama penyakit kanker Mardiana dan Ratnasari, 2011. Penelitian ilmiah daun sirsak yang telah dilaporkan yaitu estrak air daun sirsak mempunyai potensi ketoksikan akut pada mencit dengan letal dosis tengah semu lebih dari 5000 mgkgBB secara oral. Penelitian ini juga menunjukkan pemberian ekstrak air daun sirsak dosis 100, 1000, dan 2500 mgkgBB selama 14 hari pada tikus menyebabkan hipoglikemik pada dosis 1000 mgkgBB dan hipolipidemik pada dosis 100 mgkgBB, sedangkan pada dosis 2500 mgkgBB dapat menyebabkan gagal ginjal dan efek toksik pada fungsi rahim Arthur, Woode, Terlabi, and Larbie, 2011. Penelitian ekstrak air daun sirsak ini belum dilakukan uji reversibilitas. Penelitian ilmiah lainnya antara lain ekstrak air daun sirsak dosis 50 mgkgBB dan 400 mgkgBB memiliki potensi menurunkan bilirubin sehingga efektif untuk penyakit hiperbilirubinemia atau penyakit kuning Arthur, Woode, Terlabi, and Larbie, 2012; ekstrak air daun sirsak juga memberikan efek hipoglikemik dan efek antioksidan dalam melindung sel β pankreas pada tikus jantan dan betina terinduksi streptozotocin dengan dosis 75 mgkgBB Adewole and Martins, 2006. Ginjal merupakan organ ekskresi yang sangat penting dan vital. Ginjal melakukan fungsi vital sebagai pengatur komposisi dan volume kimia darah dengan mengekskresikan solut dan air secara selektif yang dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi, dan sekresi tubulus Price and Wilson, 1985. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Sebagian besar produk sisa buangan yang dikeluarkan melalui urin diantaranya kreatinin. Kreatinin merupakan produk akhir dari metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat protein, disintese dalam hati, ditemukan dalam otot rangka dan darah, yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan, dan diekskresikan dalam urine Lu, 1995. Kreatinin adalah suatu metabolit kreatin dan diekskresi seluruhnya dalam urin melalui filtrasi glomerulus. Meningkatnya kadar kreatinin dalam darah merupakan indikasi rusaknya fungsi ginjal Lu, 1995. Daun sirsak memiliki khasiat sebagai antikanker yang pada umumnya digunakan masyarakat dalam jangka panjang yaitu secara rutin selama 1 bulan hingga hitungan tahun. Bukti empiris tentang penggunaan daun sirsak sudah banyak dilaporkan, namun bukti ilmiah tentang ketoksikan penggunaannya belum banyak dilaporkan khususnya risiko penggunaan pada jangka panjang. Sejauh ini pula belum ditemukan adanya penelitian mengenai toksilogi dari daun sirsak yang secara khusus bersifat khas memberikan efek terhadap ginjal, melainkan memberikan efek dalam spektrum yang luas. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus sebagai hewan uji secara subkronis selama 30 hari dan dilakukan uji reversibilitas pada hari ke-15 setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak. Penelitian uji subkronis yang akan dilakukan ini merupakan penelitian payung, namun dalam hal ini akan difokuskan pada kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, timbul beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut: a. seberapa besar spektrum efek toksik sediaan uji terhadap kadar kreatinin dalam darah dan organ ginjal yang dilihat dari histologis ginjal? b. apakah terdapat hubungan kekerabatan antara dosis infusa daun sirsak dengan efek toksisitas subkronis pada kadar kreatinin dan organ ginjal? c. apakah terjadi keterbalikan reversibilitas spektrum efek toksik?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang telah dipublikasikan adalah sebagai berikut: 1. Toksisitas Akut dan Subkronis Estrak Air Annona muricata Linn. terhadap Hewan Arthur, et al ., 2011. Ekstrak air daun sirsak mempunyai potensi ketoksikan akut pada mencit dengan LD 50 diperkirakan lebih dari 5000 mgkgBB oral. Uji toksisitas subkronis selama 14 hari pada tikus menyebabkan hipoglikemik pada dosis 1000 mgkgBB dan hipolipidemik pada dosis 100 mgkgBB, sedangkan pada dosis 2500 mgkgBB dapat menyebabkan gagal ginjal dan efek toksik pada fungsi rahim. 2. Perubahan Morfologi dan Efek Hipoglikemik dari Ekstrak Daun Annona muricata Linn. Annonaceae pada sel β pankreas dari Induksi Streptozotocin-Tikus Diabetes Adewole and Martins, 2006. Ekstrak air A. Muricata memberikan efek hipoglikemik dan efek antioksidan dalam melindung sel β pankreas, sehingga disimpulkan bahwa daun sirsak efektif untuk pengobatan penyakit diabetes melitus. 3. Perlindungan Efek Ekstrak Air Daun Annona muricata Linn. Annonaceae pada Profil Lipid Serum dan Stres oksidatif dalam Hepatosit dari Pengobatan Streptozotocin Tikus Diabetes Adewole and Ojowole, 2009. Pengobatan streptozotocin STZ berhubungan dengan stres oksidatif pada jaringan hati dan penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak air daun Annona muricata memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat danatau mencegah kerusakan oksidatif hati yang dihasilkan dari pengobatan STZ. 4. Antikanker Payudara dari Pengaruh Ekstrak Daun Annona muricata pada Sel T47D Rachmani, Suhesti, Widiastuti, and Aditiyono, 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun sirsak memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC 50 yaitu 17,149 mgmL. Hasil dari empat fraksi yang diperoleh dengan cara fraksinasi di mana fraksi F3 adalah fraksi yang memiliki aktivitas sitotoksik terbaik dengan nilai IC 50 30,112 mgmL. Hasil uji apoptosis menunjukkan bahwa fraksi F3 mampu menginduksi apoptosis sel. 5. Sirsak Annona muricata L.: Hematologi Darah dan Biokimia Serum pada Tikus Sprague Da wley Syahida, Maskat, Suri, Mamot, and Hadijah, 2012. Uji in vivo yang dilakukan selama 28 hari pada dosis bertingkat menunjukkan hasil bahwa ekstrak daging buah Annona muricata L . tidak menimbulkan efek negatif terhadap hematologi darah meskipun tercatat adanya peningkatan signifikan secara statistik p 0,05 pada tingkat platelet. Hasil dari uji biokimia serum menunjukkan bahwa ekstrak ini tidak menimbulkan gagal hati dan ginjal. Total a ntioxidant status TAS meningkat secara signifikan sebagai dosis meningkat. Namun peningkatan itu masih dalam batas normal. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini menguji ekstrak daging buah sirsak, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan bahan uji berupa infusa daun sirsak. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian uji toksisitas infusa daun sirsak Annona muricata L. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus secara subkronis selama 30 hari belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian, ilmu kedokteran, dan pengetahuan tentang obat-obat tradisional, khususnya daun tanaman sirsak. b. Manfaat praktis. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang wujud efek toksik subkronis pada kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal akibat pemberian infusa daun sirsak.

B. Tujuan Penelitian