Simplisia Infusa Uji toksisitas infusa daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus secara subkronis

acetogenins dalam daun sirsak bersifat selektif mematikan sel-sel kanker usus besar dan memiliki kekuatan 10.000 kali lebih besar dibandingkan dengan adriamycin obat kemoterapi. Hasil penelitian Wu, Gu, Zeng, Zhao, Zhang, dan McLaughlin 1995 menunjukkan senyawa annonaceous acetogenins selektif sebagai agen sitotoksik terhadap sel tumor paru-paru pada manusia. Menurut hasil penelitian di Brazil pada tahun 2010 menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas anti-inflamasi pada hewan percobaan Zuhud, 2011. Selain itu, menurut Hasrat, Bruyne, De Backer, Vauquelin, dan Vlietinck 1997, terdapat efek antidepresi pada daun sirsak disebabkan oleh 3 senyawa alkaloid yang berupa annonaine, nornuciferine dan asimilobine yang diujikan kepada tikus. Alkaloid tersebut mampu menghambat pengambilan serotonin di otak. Ekstrak air daun sirsak juga memiliki potensi menurunkan bilirubin sehingga efektif untuk penyakit hiperbilirubinemia atau penyakit kuning Arthur, et al , 2012.

C. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimiawi murni. Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa bahan utuh bagian hewan atau zat-zat yang berguna, yang dihasilkan oleh hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995 c. Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995 c.

D. Infusa

Salah satu metode penyarian adalah infusa. Bahan yang digunakan dalam infusa berasal dari bahan yang lunak simplisia daun dan bunga Suranto, 2004. Pembuatan sediaan dalam bentuk infusa merupakan cara yang sederhana dan mudah dilakukan serta untuk menyari kandungan zat aktif yang larut dalam air. Infusa adalah sediaan yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986 a. Pembuatan infusa dilakukan dengan cara simplisia yang telah dihaluskan sesuai derajat kehalusan yang telah ditetapkan dimasukkan dalam air secukupnya. Kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90 C sambil berkali-kali diaduk, diserkai selagi panas melalui kain flanel, menambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki. Jika infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986 a. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986 a.

E. Ginjal