94
Sebagai karyawanpekerja, internal auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi di mana dia bekerja, hal ini berarti internal auditor sangat bergantung
kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Disini internal auditor menghadapi ‘ketergantungan’ hasil kerja dan kariernya dengan hasil auditnya yang merupakan
salah satu faktor terbentiknya struktur pengendalian intern yang efektif. Internal auditor sebagai pekerja di dalam organisasi yang diauditnya akan menghadapi
dilema ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin mempengaruhi atau tidak menguntungkan kinerja dan karirnya. Independensi internal auditor
akan dipengaruhi oleh pertimbangan sejauh mana hasil internal audit akan berdampak terhadap kelangsungan kerjanya sebagai karyawanpekerja. Pengaruh
ini dapat berasal dari manajemen atau dari kepentingan pribadi internal auditor. Dengan begitu memungkinkan adanya hubungan antara independensi pengawas
intern terhadap efektifitas strutur pengendalian intern pada BPR-BKK.
4.12. Hubungan Keahlian Profesional Terhadap Efektivitas
Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada BPR.
Dalam penelitian ini ukuran keahlian profesional pengawas intern yang diukur menggunakan jumlah anggota pengawas intern, tidak berhasil
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern. Dengan nilai p sebesar 0,645 yang lebih besar dari 0,05 maka
variabel keahlian profesional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel efektifitas penerapan sistem pengendalian intern, maka disimpulkan
bahwa H diterima. Artinya bahwa H
2
yang menyatakan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial ditolak.
95
Salah satu unsur dalam struktur pengendalian intern adalah perencanaan dan kebijakan, salah satunya adalah ketika seorang pengawas intern atau internal
auditor menetapkan kebijakan audit, termasuk mengatur dan mengarahkan fungsi- fungsi audit, serta mengevaluasi prosedur yang ada untuk memastikan bahwa
tujuan dan sasaran BPR dapat tercapai secara optimal dan melakukan audit atas efektivitas semua tingkatan manajemen dalam pengelolaan sumber-sumber daya
BPR serta ketaatan kepada kebijakan dan prosedur serta peraturan perundangan yang berlaku, untuk melakukan hal tersebut seorang auditor memang harus lah
dituntut untuk memiliki keahlian profesional. Komponen keahlian berdasarkan model yang dikembangkan oleh Abdolmohammadi dkk 1992 yang dikutip dari
Artikel Murtanto 1999 dalam Desyanti 2006 dapat dibagi menjadi 5 yaitu : 1
Komponen pengetahuan knowledgecomponent yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur, dan
pengalaman; 2
Ciri-ciri psikologis pshycological traits yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja
dengan orang lain; 3
Kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi;
4 Strategi penentuan keputusan, baik formal maupun informal
5 Analisis tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman audit yang
mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan.
96
Maka dengan keterangan diatas dapat dimungkinkan adanya hubungan antara keahlian profesional terhadap penerapan sistem pengendalian intern yang efektif
serta berkualitas.
4.13. Hubungan Antara Independensi Pengawas Intern dan