PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda youth dalam rangka menetapkan tahun 1985 sebagai Tahun
Pemuda Internasional Sanderowitz Paxman, dalam Sarwono, 1989. Santrock 2003 sendiri memberikan batasan usia remaja yaitu 1012 tahun sampai dengan
1822 tahun. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa remaja
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan psikologis, pertumbuhan alat-alat kelamin atau kematangan
seksuil serta peralihan lingkungan pergaulan sosialnya.
b. TugasBPerkembanganBRemaja
Setiap orang dalam masa hidupnya selalu mempunyai tugas-tugas perkembangan. Begitu pula dengan masa remaja yang juga mempunyai tugas-
tugas perkembangan sendiri. Tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havigurst Gunarsa, 1984 adalah sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita. 3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya. 6. Mempersiapkan karir ekonomi.
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.
3. STRGSBPADABRGMAJA
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa peralihan tersebut remaja mengalami perubahan dalam aspek
fisik dan psikologisnya. Remaja cenderung bersikap ambivalen terhadap perubahan tersebut. Pada satu sisi remaja menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain remaja takut untuk bertanggung jawab terhadap akibat yang dapat terjadi dan juga remaja meragukan kemampuannya dalam mengatasi tanggung jawab
tersebut. Pada saat remaja dihadapkan pada berbagai masalah, tuntutan, tugas-tugas
perkembangan serta tanggung jawab yang harus dipegangnya, remaja dihadapkan pada suatu harapan masyarakat atau lingkungan di sekitarnya yang menginginkan
agar remaja dapat berhasil dalam mengatasi masalah, tuntutan maupun tugas-tugas perkembangannya agar ia dapat diterima oleh lingkungannya Hurlock, 1990.
Bila remaja tidak dapat memenuhi tugas tersebut maka ada suatu perasaan tertekan yang menjadi suatu sumber timbulnya stres pada remaja. Hurrelman dan
Losel Smet, 1994 menjelaskan stres sebagai suatu keadaan tegang secara biopsikososial karena tugas-tugas perkembangan yang dihadapi orang sehari-hari
baik dalam kelompok sebayanya, keluarga, sekolah maupun pekerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Goodyer Smet, 1994 berpendapat bahwa pada setiap tahap perkembangannya manusia dihadapkan pada tuntutan lingkungan yang spesifik,
sehingga ada stressor-stressor yang spesifik. Pada tahap perkembangan yang berbeda, stressor yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda dan memberikan
tingkat stres yang berbeda pula. Menurut Watson Zefanja, 1988 ada beberapa masalah pada diri remaja
pada umumnya yang dapat menjadi sumber stres pada saat remaja menghadapi perubahan di masa peralihan yang sedang mereka jalani yaitu:
a. Kematangan Fisik. Secara tidak langsung bila remaja menuju dewasa, mereka ingin mempunyai hak untuk bebas dan mengatur dirinya sendiri sehingga
mereka memberontak pada batasan-batasan dari orang tua. b. Kesenjangan antar generasi. Remaja melawan kekuasaan orang dewasa karena
pertentangan pandangan antar kedua belah pihak. Hal ini dikarenakan perbedaan latar belakang kehidupan yang menyebabkan adanya system nilai
yang berbeda. c. Tingkat intelegensi yang rendah. Hal ini menimbulkan ketidaktahuan remaja
tentang apa yang baik dan yang buruk serta kurang dapat mengendalikan emosinya.
d. Frustrasi yang terjadi karena adanya peraturan-peraturan, harapan-harapan dari lingkungan yang harus diikuti oleh remaja.
e. Pengaruh lingkungan rumah. Pola asuh otoriter maupun permisif berasal dari keluarga yang tidak harmonis broken home.
f. Pengaruh teman sebaya. Remaja lebih berorientasi pada kelompok teman
sebayanya. Mereka menyesuaikan diri dalam cara berpakaian, bertingkah laku walaupun tidak sesuai dengan nilai-nilai dari orang tua mereka.
g. Pengaruh media masa. Pemberitaan atau pemuatan gambar-gambar pada media masa tentang harapan masyarakat merupakan salah satu penyebab
tingkah laku remaja untuk memberontak, karena mereka beranggapan apa yang dimiliki oleh kelompoknya ternyata kurang diakui oleh standar orang
dewasa. h. Idealisme. Adanya idaman-idaman yang melambung dan membahagiakan
unrealistic aspiration mengakibatkan remaja memperlihatkan suatu ketidaksenangan terhadap ketidakadilan.
i. Status sosial ekonomi. Adanya keterbatasan financial dan fasilitas dapat
menimbulkan perasaan kecewa serta iri yang dapat mengakibatkan ketegangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Meer Darley, Glucksberg Kinchla, 1991 terhadap 172 remaja menunjukkan beberapa masalah yang secara signifikan
menjadi sumber stres pada remaja: a. Gagal memperoleh nilai peringkat yang bagus dalam buku raport.
28 b. Pertengkaran antara kedua orang tuanya.
28 c. Penyakit serius yang diderita salah satu anggota keluarga.
28 d. Putus atau berpisah dengan pacarkekasih.
24 e. Kematian dalam keluarga.
22 f.
Masalah dengan saudara laki-laki atau perempuan. 21