Biaya tambahan Incremental Cost

menimbulkan berbagai kerugian dan hambatan terhadap kegiatan operasi dari perusahaan yang bersangkutan. Perencanaan sangatlah penting dijadikan landasan untuk pelaksanaan kerja seorang manajer agar organisasi-organisasi dapat mencapai tingkat hasil yang efektif. Perencanaan merupakan tugas penting dari organisasi. Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih itu. Indriyo Gitosudarmo,1988: 28

C. Biaya tambahan Incremental Cost

Suatu alternatif dalam suatu pengambilan keputusan adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika alternatif tersebut dipilih. Jadi biaya tambahan ini merupakan jumlah semua biaya relevan yang berhubungan dengan suatu alternatif. Dalam suatu alternatif, biaya relevan merupakan biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda-beda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan di antara berbagai macam alternatif. Mulyadi, 1984:16-19 Perusahaan perlu membuat analisis tambahan biaya terhadap masing- masing pola produksi untuk menentukan pola produksi mana yang paling tepat untuk diterapkan di perusahaan. Pola produksi yang dapat diterapkan adalah pola produksi yang menghasilkan biaya tambahan terendah. Macam-macam biaya tambahan itu tidak pasti terjadi setiap bulannya dan tergantung dari pola produksi yang diterapkan oleh perusahaan. Jadi Incremental cost ini hanya akan terjadi bila luas produksi dipecah-pecah dalam periode yang pendek. Setelah dikelompokkan dari masing-masing pola produksi, maka setiap pola produksi akan memiliki incremental cost yang berbeda-beda. Dari hasil perhitungan biaya tambahan tersebut maka dapat digunakan untuk memilih dan menentukan pola produksi yang optimal yang dapat menunjang terpenuhinya target penjualan dengan biaya minimal D. Pola produksi Pola produksi merupakan penentuan bagaimana kebijaksanaan produksi suatu perusahaan untuk dapat melayani penjualan perusahaan. Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dalam jumlah besar pasti akan menghadapi masalah dalam hal menentukan berapa jumlah yang akan diproduksi. Berapa jumlah barang yang akan diproduksi akan dijadikan suatu pertimbangan karena volume penjualan akan selalu berfluktuasi. Untuk dapat mengatasi volume penjualan yang berfluktuasi, maka manajer bagian produksi harus memilih pola produksi yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Manajer bagian produksi harus memili pola produksi yang tepat agar dalam pengelolaanya, biaya yang dikeluarkan minimal serta sesuai dengan permintaan konsumen. Secara umum ada 3 macam pola produksi : Agus Ahyari,1983:63 1. Pola produksi konstan stabil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Yaitu pola produksi dimana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama. Sebagai konsekuensinya dari jumlah produksi yang sama dari bulan ke bulan ini, maka apabila ada kenaikan penjualan, selisih penjualan dengan jumlah produksi pada bulan tersebut akan diambilkan dari persediaan. Pola produksi ini sering kali juga disebut sebagai pola produksi yang stabil lebih mementingkan adanya stabilitas produksi Contoh: Tabel 1 Perkiraan penjualan perusahaan Bulan unit Bulan unit JANUARI 2000 JULI 7000 FEBRUARI 4000 AGUSTUS 6000 MARET 5000 SEPTEMBER 4000 APRIL 8000 OKTOBER 2000 MEI 9000 NOVEMBER 2000 JUNI 8000 DESEMBER 3000 Perkiraan penjualan 1 tahun = 60.000 unit Persediaan awal = 10.000 unit Persediaan akhir = 10.000 unit Dalam pola produksi konstan persediaan awal sama ddengan persediaan akhir. Kebutuhan produksi sama dengan kebutuhan penjualan perusahaan =60.000 unit. Produksi per bulan adalah 60.000 unit : 12 = 5000 unit Tabel 2 Pola Produksi Konstan Bulan Persediaan awal produksi Penjualan Persediaan akhir JAN 10.000 5.000 2.000 13.000 FEB 13.000 5.000 4.000 14.000 MAR 14.000 5.000 5.000 14.000 APRIL 14.000 5.000 8.000 11.000 MEI 11.000 5.000 9.000 7.000 JUNI 7.000 5.000 8.000 4.000 JULI 4.000 5.000 7.000 2.000 AGUTUS 2.000 5.000 6.000 1.000 SEPT 1.000 5.000 4.000 2.000 OKT 2.000 5.000 2.000 5.000 NOV 5.000 5.000 2.000 8.000 DES 8.000 5.000 3.000 10.000 2. Pola produksi bergelombang Yaitu pola produksi dimana distribusi dari jumlah produksi selama satu tahun ke dalam jumlah produksi setiap bulan, dimana jumlah produksi dari bulan ke bulan tersebut adalah selalu berubah mengikuti perubahan tingkat penjualan dalam perusahaan yang bersangkutan. Besarnya jumlah produksi mengikuti jumlah penjualan. Jumlah persediaan barang jadi yang ada di dalam perusahaan yang mempergunakan pola produksi yang bergelombang adalah stabil atau relatif stabil, maka pola produksi bergelombang ini kadang-kadang juga disebut sebagai pola produksi yang menitik-beratkan kepada adanya stabilitas persediaan, dimana jumlah persediaan dalam perusahaan ini relatif sama setiap bulannya. Contoh: Tabel 3 Pola produksi bergelombang Bulan Pers. Awal Produksi Penjualan Pers. Akhir JAN 10.000 2.000 2.000 10.000 FEB 10.000 4.000 4.000 10.000 MAR 10.000 5.000 5.000 10.000 AP 10.000 8.000 8.000 10.000 MEI 10.000 9.000 9.000 10.000 JUNI 10.000 8.000 8.000 10.000 JULI 10.000 7.000 7.000 10.000 AGUST 10.000 6.000 6.000 10.000 SEPT 10.000 4.000 4.000 10.000 OKT 10.000 2.000 2.000 10.000 NOV 10.000 2.000 2.000 10.000 DES 10.000 3.000 3.000 10.000 Jumlah produksi berubah-ubah sesuai dengan perubahan penjualan. 3. Pola produksi moderat Yaitu pola produksi yang bergelombang, tetapi gelombang produksinya tidak terlalu tajam, sehingga mendekati konstan. Pola produksi ini juga merupakan suatu pola produksi yang berada ditengah-tengah apabila diperbandingkan dengan kedua jenis pola produksi yang pertama dan kedua di atas. Perubahan yang terjadi di dalam penjualan produk perusahaan setiap bulannya akan bersama-sama ditutup oleh perubahan persediaan barang jadi dan kegiatan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Kenaikan atau penurunan jumlah penjualan produk perusahaan setiap bulannya akan dibagi sebagian pada tingkat produksi dan sebagian lagi pada jumlah persediaan barang jadi dalam perusahaan. Contoh: Table 4 Pola produksi Moderat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bulan Pers. awal Produksi Penjualan Pers. Akhir JAN 10.000 4.000 2.000 12.000 FEB 12.000 5.000 4.000 13.000 MAR 13.000 5.000 5.000 13.000 APR 13.000 6.000 8.000 11.000 MEI 11.000 7.000 9.000 9.000 JUNI 9.000 7.000 8.000 8.000 JULI 8.000 6.000 7.000 7.000 AGS 7.000 4.000 6.000 5.000 SEPT 5.000 4.000 4.000 5.000 OKT 5.000 4.000 2.000 7.000 NOV 7.000 4.000 2.000 9.000 DES 9.000 4.000 3.000 10.000 E. Pemilihan pola produksi Didalam pemilihan pola produksi, perlu diperhatikan hal-hal atau faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam memilih pola produksi. Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi pemilihan pola produksi tersebut adalah: 1. Pola penjualan Volume penjualan dapat mempengaruhi pola produksi. Apabila suatu pola penjualan tidak konstan dipenuhi dengan konstan, maka akan terjadi masalah dalam penyimpanan barang-barang yang belum laku terjual. Pada saat gelombang penjualan itu turun di bawah volume produksinya, sebagai akibat masalah penyimpanan baik biaya sewa gudang, biaya asuransi, biaya pemeliharaan untuk menjaga agar barang-barang tetap dalam kondisi yang baik selama penyimpanan. 2. Pola biaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di dalam pemilihan pola produksi harus diperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan kebijakan tersebut. Disamping itu harus diperhatikan pula batasan-batasan yang dimiliki perusahaan seperti kapasitas mesin, tenaga kerja dan sebagainya. Biaya-biaya yang harus diperhatikan: a. Biaya simpan yaitu biaya penyimpanan barang-barang hasil produksi yang belum laku terjual karena pada saat itu volume produksi lebih besar daripada volume penjualannya atau biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan lagi sehubungan dengan naiknya jumlah produk yang disimpan. b. Biaya peputaran tenaga kerja yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh, melatih atau mengeluarkan tenaga kerja selama satu periode produksi. Ongkos ini biasanya terjadi pada pola produksi yang bergelombang atau moderat, sebab pada pola produksi ini dapat terjadi perubahan, baik penambahan maupun penurunan volume produksi. c. Biaya lembur yaitu tambahan biaya yang diberikan karena adanya kerja lembur. Pekerjaan lembur ini dilakukan oleh perusahaan untuk mengejar unit pruduksi sehingga menyebabkan naiknya volume produksi, dimana volume produksi ini tidak melebihi kapasitas maksimal. d. Biaya sub kontrak, pada umumnya apabila perusahaan tidak mampu melayani permintaan pasar atau konsumen akan produknya, seringkali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengadakan sub kontrak untuk komponen-komponen produk tersebut. Jadi biaya sub kontrak adalah biaya yang timbul karena perusahaan memesan atau membeli barang pada perusahaan lain yang membuat atau menjual barang yang diproduksi oleh perusahaan pemesan atau pembeli.Agus Ahyari, 1983:72-73 Contoh persoalan yang dihadapi suatu perusahaan untuk memahami perencanaan pola produksi adalah sebagai berikut: Suatu perusahaan manghadapi pola penjualan bergelombang yang tergambar sebagai berikut: Sukanto Reksohadiprodjo, 1986:97-104 Triwulan Jumlah penjualan I 200 unit II 450 unit III 1100 unit IV 400 unit Perusahaan akan memenuhi penjualan itu dengan salah satu dari tiga alternatif pola produksi: 1 Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan 2 Pola bergelombang mengikuti atau sesuai dengan gelombang penjualan hanya akan sebesar kapasitas maksimal produksi yang dimiliki oleh fasilitas produk yaitu sebesar 1000 unit per triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai. Jadi harus ditutup dari persediaan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain. 3 Pola produksi moderat yaitu sebesar 400 unit tiap triwulan, pada triwulan I dan II, sedangkan pada triwulan III dan IV masing- masing sebesar 800 unit. Data yang ada pada perusahaan menunjukkan: a Biaya penyimpanan barang hasil produksi = Rp 80,- persatuan triwulan b Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 unit, diperlukan biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp 4000,- peesatuan triwulan. c Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar dari 700 unit dengan premi sebesar Rp 100,- persatuan triwulan. d Harga beli barang kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah Rp 100,- persatuan. Biaya Pola produksi konstan Pola produksi moderat Pola produksi bergelombang Biaya perputaran tenaga kerja Rp 0 Rp 8000 Rp 16000 Biaya simpan Rp 60000 Rp 60000 Rp 0 Biaya lembur Rp 0 Rp 20000 Rp 30000 Biaya sub kontrak Rp 25000 Rp 15000 Rp 10000 Rp 85000 Rp 103000 Rp 56000 Dari perhitungan itu maka dapat diambil kesimpulan bahwa pola produksi yang paling baik adalah pola produksi yang ketiga yaitu pola produksi yang bergelombang, karena terdapat biaya tambahan yang terendah dibanding pola yang lain Perhitungan angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: a. Pola produksi konstan 1 Biaya perputaran tenaga kerja = Rp 0,- karena tidak pernah ada perubahan volume produksi 2 Biaya simpan Triwulan I terdapat kelebihan produksi sehingga perlu ada biaya penyimpanan sebesar 500-200 x Rp 80 = Rp 24000,-. Triwulan II ada kelebihan produksi sebesar 500-450 Rp 800= Rp 4000 Di samping itu masih harus menanggung biaya simpan kelebihan produksi pada triwulan I sebesar Rp 24000,-. Jadi besarnya biaya total adalah Rp 24000,- + Rp 4000,- = Rp 28000,- Triwulan III terdapat kekurangan produksi terhadap permintaan meskipun sudah dipenuhi dengan persediaan-persediaan yang ada, jadi tak ada biaya penyimpanan, bahkan harus ada biaya sub kontrak untuk memenuhi permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Triwulan IV terdapat ongkos penyimpanan sebesar 500-400 x Rp 80,- = Rp 8000,- Jadi biaya penyimpanannya adalah Rp 24000,- + Rp 28000+ Rp 8000,- = Rp 60000 3 Biaya kerja lembur Karena volume produksi hanya sebesar 500 unit per triwulan tidak lebih dari 700 unit per triwulan maka tidak terdapat biaya lembur. Bagi pola produksi konstan tidak ada biaya kerja lembur karena jumlah produksi selalu sama tiap triwulan. 4 Biaya sub kontrak Pada triwulan III terdapat biaya sub kontrak sebesar [1100- 500+50+300] x Rp 100,- = Rp 25000,- Jadi total biaya berdasar pola produksi konstan adalah Rp 60000+25000 b. Pola produksi moderat 1 Biaya tenaga kerja dari Tw I ke Tw II naik dari 400 menjadi 800 unit. Perhitungannya 400200 x Rp 4000 = Rp 8000 2 Biaya simpan Tw I 400-200 x Rp 80,- =Rp 16000,- Pada Tw II permintaan 450 unit, produksi hanya 400 jadi kekurangan 50 unit. Kekurangan ini ditutup dari persediaan Tw I sebesar 200 unit sehingga masih harus menyimpan barang 150 unit. perhitungannya 150 x Rp 80,- =Rp 12000,- Pada Tw IV, produksi 800 unit, permintaan sebesar 1100 unit jadi kekurangan 300 unit, tetapi masih ada persediaan dari Tw II sebesar 150 unit tidak ada biaya simpan tetapi ada biaya sub kontrak Pada Tw IV, 400 x Rp 80,- =Rp 32000,- Jadi total biaya simpan sebesar Rp 60.000 3 Biaya lembur 100 x Rp 100 Tw III Rp 10000 100 x Rp 100 Tw IV Rp 10000 Rp.20000 Biaya sub kontrak pada Tw III ada kekurangan produksi dan persediaan untuk menutupi permintaan. Kekurangan tersebut adalah Rp 1100-850+150 = 150 unit. Jadi biaya sub kontraknya adalah 150 x Rp 100 =Rp 15000 Total biaya bagi pola produksi moderat adalah Rp.8000+60000+20000+15000 =Rp 103000 c. Pola produksi bergelombang 1 Biaya tenaga kerja naik dari 200 ke 450 250200 x Rp 4000,- Rp 5000 naik dari 450 ke 1000 saja, 100 sub kontrak Rp 11000 Rp 16000 2 Biaya simpan Rp 0 3 Biaya lembur 300 xRp 100,- Rp 30000 4 Biaya sub kontrak 1100-1000 x Rp 100 Rp 10000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jumlah biaya total Rp 56000, F. Peramalan Perencanaan atau rancang bangun sebagai salah satu fungsi pengambilan keputusan manajemen produksi dan operasi, membutuhkan sebuah ramalan tentang permintaan yang biasa disebut ‘Demand” terhadap produk barang dan jasa yang akan dihasilkan oleh sistem produksi ini. Kebutuhan akan jawaban tentang perubahan pasar yang cepat akan memerlukan peramalan yang tepat. Peramalan penting artinya karena dengan peramalan yang tepat guna diharapkan akan meningkatkan efisiensi produksi. Pengertian dari peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu dimasa yang akan datang. 1. Metode-metode peramalan a. Metode Kualitatif Metode ini biasanya digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu yang tersedia, Dalam metode ini pendapat pakar dan prediksi mereka dijadikan dasar untuk menetapkan permintaan yang akan datang. Metode kualitatif yang banyak dikenal adalah metode Delphi dan metode kelompok nominal. b. Metode Kuantitatif 1 Metode Time Series Metode Time Series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Untuk membuat suatu peramalan diperlukan data historis. Dalam time series ada empat jenis pola permintaan, yaitu: a. Pola Trend Pola Trend adalah bila data permintaan menunjukkan pola kecenderungan gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Data yang kelihatan berfluktuasi apabila dilihat pada rentang waktu yang panjang akan dapat ditarik suatu garis. Garis tersebut inilah yang disebut trend. Metode peramalan yang sesuai adalah: 1 Metode Regresi Linear bt a t f + = Dimana ft= nilai dari fungsi permintaan pada periode t a= intercept b= Slope t = Periode 2 Metode Exponential Smoothing 1 ˆ 1 ˆ − − + = t t t f f f α α 1 t periode pada permintaan Perkiraan fˆ t periode pada aktual Permintaan f objektif secara ditentukan yang 1 nilai suatu α t periode pada permintaan Perkiraan fˆ 1 t t t − = = = = − α 3 Metode Double Exponential Smoothing 1 2 2 − + = t X Xt Xt β α Ft Xt - 1 dan smoothing Faktor α smoothing l exponentia double Peramalan : t F Xt 2 = = = = α β b. Pola Musiman Bila data yang kelihatannya berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan terlihat berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut berpola musiman. Disebut pola musiman karena permintaa ini biasanya dipengaruhi oleh musim, sehingga biasanya interval perulangan data ini adalah satu tahun. Metode peramalan yang sesuai dengan pola musiman adalah : 1 Metode Winter t a a f Dengan C t a a t t t t 1 1 2 0,2 1 2 1 0,2N 1 , Ct 2 1 N a f a N f f a 2Na a a . + = − + = − = − = = + = 2 Metode Moving Average m f f f f t f M t t t t − − − − + + + = ..... ˆ 3 2 1 Di mana: m = adalah jumlah periode yang digunakan sebagai dasar peramalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI t periode pada aktual permintaan t periode untuk real permintaan ramalan ˆ = = ft f t 3 Metode Weight Moving Average m t m t t f c f c f c f − − − + + = 2 1 2 1 1 ˆ digunakan yang data masing masing bobot c 1 − = c. Pola Siklikal Pola siklikal adalh bila fluktuasi permintaan secara jangka panjang membentuk pola sinusoid atau gelombang atau siklus. Pola ini mirip dengan pola musiman. Metode yang sesuai adalah metode moving average, weight moving average dan exponential smoothing, double exponential smoothing. d. Pola EratikRandom Pola ini adalah apabila fluktuasi data permintaan dalam jangka panjang tidak dapat digambarkan oleh ketiga pola lainnya.tidak ada metode peramalan yang direkomendasikan untuk pola ini. 2. Kriteria Pemilihan Metode Peramalan yang terbaik a Mean Absolute Deviation MAD b Mean Square of ErrorMSE ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = ∑ = m t fˆ ft MAD m 1 t 2 1 ˆ ∫ ∑ = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = m t m t f ft MSE c Mean Absolute Procentage of Error MAPE [ ] ∑ = − = m t ft t f Ft MAPE 1 m 100 x ˆ F. Kerangka Pemikiran Teoritis Dalam menentukan pola produksi yang optimal, harus diperhitungkan dahulu pola biaya dan pola penjualan yang terjadi. Berdasar data-data yang ada tersebut kemudian dapat dianalisis pola produksi apakah yang paling optimal untuk diterapkan, apakah pola produksi konstan, pola produksi bergelombang, ataukah pola produksi moderat. Keputusan Penentuan Pola Produksi Pola Biaya Pola Penjualan Pola Prod. Konstan Pola Prod. Bergelombang Pola Prod. moderat Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keputusan penentuan pola produksi dipengaruhi oleh pola biaya, seperti biaya simpan, biaya tenaga kerja, biaya lembur, dan biaya sub kontrak serta dipengaruhi oleh pola penjualannya. b. Dari data-data yang ada kemudian dihitung pola produksi berdasar incremental cost dengan 3 alternatif, yaitu pola produksi konstan, pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat. c. Dari hasil analisis kemudian dapat ditentukan pola manakah yang paling optimal diterapkan pada perusahaan berdasar data-data yang telah diketahui.

BAB III METODE PENELITIAN