Proses Kerja Penskalaan Multi Dimensi

Gambar 3.2 Terlihat bahwa plot nilai similarities dan jarak tidak memenuhi sifat monoton sempurna. Dari kiri ke kanan, garis tidak selalu menurun. Untuk mengatasi hal ini, dibuat jarak penyesuaian baru yang dilambangkan dengan ij d  . Jarak baru ini diambil dari rata-rata jarak yang tidak memenuhi aturan monotonitas sempurna. Untuk kasus di atas jarak baru untuk 12 d  dan 34 d  adalah. 2 34 12 34 12 d d d d        Setelah ditentukan jarak penyesuaian yang baru, prinsip monotonitas terpenuhi di mana 34 24 13 34 12 23 d d d d d d            maka diagram Sheppard setelah dihitung jarak penyesuaian adalah: Gambar 3.3

B. Penyusunan Penskalaan Multi Dimensi

Untuk menyusun suatu penskalaan multi dimensi dilakukan langkah- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI langkah seperti yang akan diuraikan dibawah ini. .

1. Pemasukan Data

Data yang dimasukkan untuk diolah oleh MDS berupa nilai proximities yang berupa nilai-nilai kemiripan similarity atau ketidakmiripan dissimilarity antara semua atau hampir semua pasangan antara setiap anggota himpunan obyek. Menurut cara memperolehnya, data dibedakan menjadi:

a. Similaritas langsung

Data similaritas langsung diperoleh dengan meminta subyek untuk memberikan penilaian mengenai kemiripaan antara pasangan-pasangan stimuli. Subyek disodori sepasang stimuli dan diminta menaksir kemiripan dua stimuli itu. Proses diulangi sampai semua pasangan yang ada telah dinilai. Ada banyak metode untuk mengumpulan data similaritas langsung. Tiga metode yang paling sering dipakai adalah:

1. Penandaan Garis Line Marking. Subyek diberi sejumlah kertas sebanyak

jumlah pasangan yang ada. Penilaian dicatat dengan membuat tanda pada sebuah garis yang pada kedua ujungnya telah diberi label. Biasanya ujung kiri ditandai label ‘Persis Sama’ dan ujung sebelah kanan diberi label ‘Sangat berbeda’. Semakin tanda diletakkan ke kanan semakin rendah nilai kemiripan pasangan. Penilaian juga bisa dikodekan, misalnya dari angka 0 sampai 100, dengan skala disesuaikan dengan panjang garis.

2. Penyortiran. Subyek dihadapkan pada semua anggota himpunan stimulus dan

diminta untuk menyortir stimulus menjadi kelompok-kelompok. Banyaknya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok dapat ditentukan oleh peneliti atau dapat juga dibiarkan bebas ditentukan oleh subyek. Setelah penyortiran, peneliti mencatat banyaknya stimulus untuk tiap-tiap subyek. Kemudian disusun sebuah matriks bujursangkar untuk setiap subyek. Entri-entri matriks dikode 0 untuk pasangan yang disortir menjadi satu kelompok dan dikode 1 jika pasangan berada pada kelompok yang berbeda. Nilai kemiripan diperoleh dengan menjumlah matriks dari semua subyek.

3. Pemeringkatan terkondisi Conditional Rank Orders. Pada metode ini,

masing-masing stimulus secara bergiliran dijadikan standar perbandingan. Subyek diminta memperingkatkan stimulus-stimulus lain berdasarkan kemiripannya dengan standar perbandingan tersebut. Kemudian, disusun suatu matriks di mana masing-masing baris dari matriks tersebut menunjukkan nilai kemiripan atau ketidakmiripan stimulus terhadap standar perbandingan. Metode Pemeringkatan lainnya adalah dengan meminta subyek untuk mengurutkan semua kemungkinan pasangan obyek dari yang paling mirip sampai yang paling tidak mirip. Data ditampilkan dalam bentuk tabel atau matriks. Di bawah ini ditampilkan tampilan data hasil dari beberapa metode dalam bentuk tabel.: Contoh 3 Metode line marking. Semakin kecil nilai data, menunjukkan semakin kecilnya nilai proximity antar obyek. Stimulus A B C D E Tabel 3.1 Contoh 4 Metode penyortiran. Nilai 0 menunjukkan bahwa obyek berada dalam satu kelompok. Nilai 1 menunjukkan bahwa obyek berbeda kelompok. Data yang diolah adalah penjumlahan matriks untuk semua subyek. Contoh tampilan untuk satu subyek. Stimulus A B C D E A - 1 1 B - 1 1 C - 1 1 D 1 1 1 - E 1 1 1 - Tabel 3. 2 Contoh 5 Metode pemeringkatan, semakin kecil nilai data menunjukkan semakin besar nilai A - 20 50 80 100 B 20 - 50 30 40 C 50 50 - 70 50 D 80 30 70 - 20 E 100 40 50 20 -