Konsep Psikologi Humanistik Maslow
Maslow menetapkan hirarki kebutuhan pokoknya menjadi dua bagian yaitu Deficiency needs D-needs dan Being needs B-needs. D-needs adalah
kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan untuk bertahan hidup dan dipenuhi berdasarkan kekurangan. Yang termasuk dalam D-needs adalah
kebutuhan-kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, dan penghargaan. Kebutuhan ini juga terkait dengan homeostatis, yaitu sistem keseimbangan tubuh. Tubuh
manusia dengan sendirinya akan memberi tanda jika mengalami kekurangan. Dalam keadaan lapar tubuh akan meminta makanan, jika sudah kenyang maka
tubuh tidak akan meminta makanan lagi. Kebutuhan-kebutuhan pada tahap ini terkait dengan insting karena tubuh individu sendiri yang memintanya.
Kepuasan yang muncul dari pemenuhan D-needs berasal dari luar diri individu, oleh karena itu maka sangat penting bagi individu untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang merupakan sumber pemuas D-needs. Setiap kebutuhan dalam D-needs dilalui per tahap berdasarkan perkembangan umur biologis. Individu
yang baru lahir sangat membutuhkan pemuasan kebutuhan fisiologisnya. Setelah itu yang dibutuhkan adalah rasa aman, dan kemudian sadar bahwa ia
membutuhkan cinta dan perhatian dari orang lain. Ini semua dirasa belum cukup jika individu belum mendapatkan penghargaan, terutama dari orang lain
di sekitarnya Maslow dalam Boeree, 2004. Pada D-needs sangat dimungkinkan individu yang sudah memenuhi
kebutuhannya pada tahap penghargaan melalui pekerjaan yang sekarang ia tekuni akan kembali pada tahap kebutuhan fisiologis. Ini terjadi jika kebutuhan
fisiologis yang biasa didapat tiba-tiba menghilang. Kejadian ini membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu tersebut akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya, bahkan mengabaikan pekerjaannya yang selama ini membuatnya mendapatkan
penghargaan sebagai orang yang sukses. Ini disebut regresi ke tingkat kebutuhan
yang lebih rendah, dikarenakan
kebutuhan yang biasanya
terpuaskan hilang keberadaannya Maslow, 1984. Bagian kebutuhan selanjutnya disebut Being needs B-needs. Kebutuhan-
kebutuhan pada bagian ini sangat berbeda dengan D-needs. Kebutuhan ini tidak dipenuhi untuk menyeimbangkan homeostatis tubuh. Kebutuhan ini
meliputi hasrat dan dorongan yang berkesinambungan untuk memenuhi potensi yang ada dalam diri individu Maslow dalam Boeree, 2004. Individu akan
terus menerus melakukan sesuatu untuk memenuhi dorongan yang membuat dirinya menjadi lebih baik, sesuai dengan apa yang ia inginkan. Kebutuhan ini
membuat individu menjadi lengkap dan sepenuhnya, menjadi individu yang mengaktualisasikan diri.
Berdasarkan fokus penelitian yang meneliti proses pencapaian aktualisasi diri, berikut akan dipaparkan hirarki kebutuhan pokok Maslow dari puncak
hirarki kebutuhan sampai kebutuhan yang paling dasar, yaitu Schultz,1991: a.
Aktualisasi Diri Ini adalah puncak dari hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh
Maslow, yaitu sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat individu, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas individu.
Pada tahap ini, individu akan didorong oleh Being Motivation B- Motivation
atau Metamotivation,
yang berarti ia akan bertindak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan dorongan karena pertumbuhan bukan karena kekurangan. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak berjuang, mereka
berkembang. Mereka terus mengeksplorasi semua kemampuan yang mereka miliki dan mengembangkannya, demi mencapai apa yang mereka
cita-citakan. Cita-cita yang dapat mereka wujudkan akan meningkatkan kegembiraan dalam hidup mereka Maslow dalam Schutz,1991.
Individu yang memiliki metamotivation akan merasa aman, memiliki jati diri, dan merasa dicintai. Metamotivation mendorong individu
mengaktualisasikan diri untuk memenuhi metaneeds atau B-Values, yaitu keadaan-keadaan
pertumbuhan yang
mengarahkan ke
arah mana
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bergerak sesuai dengan nilai-nilai kebutuhan yang ada dalam dirinya. Akan tetapi jika terjadi kegagalan
dalam pemenuhan Metaneeds maka akan menyebabkan Metapatologi, yaitu pengurangan tenaga atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang penuh Maslow, 1971; Maslow dalam Crapps, 1993; Maslow dalam Schultz, 1991.
Bagaimanapun individu memilih prioritas tingkat kebutuhan hidupnya sebagai seseorang yang ingin berfungsi secara penuh, ia akan
bergerak ke arah pengembangan seluruh potensi dirinya, yaitu aktualisasi diri.
Karakteristik pengaktualisasi diri didapat dari penelitian Maslow terhadap teman-teman, tokoh-tohoh publik dan sejarah yang menggunakan
dan mengeksploitasi penuh bakat, kapasitas dan potensinya. Selain itu semua subyek memiliki perasaan aman, dicintai dan mencintai, juga
mampu menentukan sikap hidup mereka Maslow, 1984. Berdasarkan hasil penelitian yang ia lakukan ia menemukan ada kesamaan karakteristik
dalam diri subyek. Pada saat ia menemukan adanya karakteristik yang terdapat dalam
diri setiap orang yang sukses, maka Maslow menyimpulkan ada karakteristik yang mendukung orang tersebut untuk mengaktualisasikan
diri. Dalam Kamus Lengkap Psikologi Chaplin, 2002, karakter adalah satu kualitas atau sifat tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan
ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik-karakteristik ini tidak hanya
muncul pada
saat individu
tersebut akan
mulai berjuang
mengaktualisasikan dirinya,
tapi sudah
merupakan bagian
dari kepribadiannya. Hal ini juga berarti pada tahap-tahap sebelumnya ia pun
sudah memiliki karakter tersebut, yaitu Maslow dalam Schultz, 1991 : 1 Mengamati Realitas Secara Efisien
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri memiliki B-Cognition atau Being Cognition
yang membuat mereka mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif. Mereka juga mampu
melihat realitas yang tersembunyi. Kemampuan ini didukung oleh sifat mereka yang tidak hanya bergantung pada hal-hal yang mereka
kenal, tetapi juga sifat mereka yang tidak begitu saja mengabaikan hal-hal yang tidak mereka ketahui dengan berusaha mempelajarinya
dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Kemampuan persepsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka lebih tepat dibandingkan kebanyakan orang karena lebih sedikit dicemari oleh hasrat-hasrat, kecemasan, ketakutan, harapan,
optimisme palsu ataupun pesimisme. Ini membuat mereka memiliki pengertian yang jelas mengenai mana yang benar dan mana yang
salah. Pandangan mereka akan masa depan juga lebih tepat dikarenakan pemahaman mereka tentang apa yang sekarang tengah
terjadi dan apa akibat yang akan ditimbulkan dimasa depan Maslow dalam Goble,1987;
dalam Koeswara,1989; Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991.
2 Penerimaan Umum atas Alam, Kodrat Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka apa adanya tanpa mengeluh, baik itu kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka. Penerimaan diri yang baik membuat mereka menampilkan diri mereka apa adanya, tanpa kepura-puraan,
sifat defensif, maupun bersembunyi di belakang peranan sosial Maslow dalam Schultz,1991. Apabila mereka melakukan kesalahan-
kesalahan, mereka menerima dan mengakuinya dengan lapang hati. 3 Spontanitas, Kesederhanaan, dan Kewajaran
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri
adalah individu
yang bertingkah laku terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka
dapat memperlihatkan emosi mereka dengan jujur. Kejujuran mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disertai dengan kebijaksanaan, sehingga apa yang mereka ungkapkan tidak melukai perasaan orang lain Maslow dalam Schultz,1991.
4 Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka Orang-orang yang mengaktualisasikan diri pada umumnya sangat
dipusatkan pada persoalan-persoalan di luar diri mereka sendiri, atau terpusat pada persoalan dan bukan pada ego. Mereka menyadari akan
adanya tugas atau misi yang harus dijalankan dalam kehidupan, dimana untuk melaksanakannya, mereka harus mengerahkan seluruh
energi yang dimiliki. Pekerjaan adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan. Mereka mencintai pekerjaannya dan tahu bahwa pekerjaan
itu adalah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Dilakukan tidak semata-mata untuk mendapatkan penghasilan,
popularitas, atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan-metakebutuhan,
menantang dan
mengembangkan kemampuan-kemampuan
mereka Maslow,1984;Maslow
dalam Schultz,1991.
5 Kebutuhan akan Privasi dan Independensi Orang-orang yang mengaktualisasikan diri membutuhkan privasi
dan independensi untuk menentukan sikap dan tindakan apa yang harus
dilakukan. Ketidaktergantungan
pada orang
lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya membuat mereka sedikit menjauhkan diri dari orang lain dan memberi kesan sebagai orang yang tidak
ramah dan sombong. Namun, ini semua bukan berarti mereka adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang yang sengaja menghindari keberadaan orang lain, tetapi mereka hanya tidak memiliki suatu kebutuhan yang kuat akan orang-orang
lain. Independensi mereka juga tampak dari tanggung jawab yang muncul dari setiap pilihan yang mereka buat Maslow,1984;Maslow
dalam Schultz, 1991. 6 Berfungsi secara Otonom
Motivasi orang-orang
yang mengaktualisasikan
diri tidak
tergantung pada dunia luar untuk kepuasan mereka karena pemuasan datang dari dalam diri sendiri. Mereka lebih bergantung pada potensi
dan sumber-sumber daya yang terpendam dalam diri sendiri bagi perkembangan dan kelangsungan pertumbuhan dirinya masing-
masing. Mereka memandang diri sebagai orang yang berkompeten, mampu menentukan nasib sendiri, aktif, dan bertanggung jawab.
Maslow dalam Koeswara,1989;Maslow dalam Schultz,1991. 7 Apresiasi yang Senantiasa Segar
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri
senantiasa menghargai
pengalaman-pengalaman tertentu dengan perasaan terpesona dan kagum, meskipun pengalaman-pengalaman itu terulang setiap hari dan
bahkan tidak diperhatikan oleh kebanyakan orang. Ini membuat mereka tidak menjadi puas atau bosan oleh pengalaman-pengalaman
hidup sebagaimana pengalaman hidup sehari-hari itu membosankan bagi orang lain Maslow dalam Schultz,1991.
Menurut Maslow 1984, hal ini juga termasuk mensyukuri nikmat yang didapat sekarang, meskipun itu adalah hal yang sering
kita tidak sadari keberadaannya, seperti kehadiran teman dan orang tua, kesehatan fisik, kebebasan politik dan kesehjateraan ekonomi.
8 Pengalaman-pengalaman Mistik atau Puncak Menurut
Maslow 1971
pengalaman puncak
adalah penyamarataan untuk moment terbaik dari manusia, moment yang
paling membahagiakan dalam hidup, pengalaman kegembiraan yang meluap-luap
dan rasa
terpesona. Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri mengalami pengalaman-pengalaman mistik
atau puncak pada saat mereka berada dalam kondisi terbaiknya, dimana timbul perasaan tenang, kebahagiaan yang mendalam, dan
ketentraman. Momen-momen yang menandai pengalaman puncak dialami sebagai hasil dari penyatuan, penemuan, dan pemahaman
terhadap alam. Pengalaman ini tidak selalu berupa pengalaman keagamaan atau pengalaman spiritual, melainkan bisa dialami melalui
buku, musik,
kegiatan-kegiatan intelektual,
dan dari
kegiatan berhubungan dengan sesama. Pengalaman puncak membuat individu
lebih tegas dan kuat, mampu menetapkan tujuan dalam hidupnya, menumbuhkan keyakinan diri sehingga mampu menghadapi tantangan
yang dihadapi. Pengalaman puncak tidak hanya membawa efek positif bagi yang mengalaminya, tetapi juga membawa efek positif bagi
lingkungannya Maslow
dalam Goble,1987;
Maslow dalam
Koeswara,1989. Dalam pengalaman puncak terdapat B-Languange atau Being
Languange, yaitu komunikasi pada level mistik. Komunikasi ini
penuh arti dan mengarah ke transendensi, yaitu keadaan melampaui Maslow, 1969.
Sama seperti pengalaman puncak yang sukar diterjemahkan dalam kata-kata maka bagaimana wujud bahasa yang
digunakan dalam B-languange pun sulit dijabarkan. Berdasarkan jumlah dan intensitas pengalaman puncak yang
dialami oleh orang-orang yang mengaktualisasikan diri, maka mereka dapat dikelompokan dalam dua tipe yaitu pengaktualisasi yang “bukan
pemuncak” atau
nonpeakers dan
“pemuncak” atau
peakers Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991.
Nonpeakers cenderung menjadi orang-orang yang praktis dan
efektif berinteraksi dengan dunia nyata, dan kurang dengan B-living yang lebih tinggi. Mereka menggunakan kapasitas dan potensi mereka
untuk menjadi pelaku yang efektif dan pragmatis yang bekerja menggunakan kemampuan kognitif mereka seperti politisi, pekerja
sosial, pembaharu dan pejuang Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991.
Peakers hidup dalam B-living, dekat dengan kehidupan agama,
nilai-nilai hidup yang bersifat mistik juga pribadi. Ini membuat mereka menjadi lebih mistik, puitis, saleh dan lebih tanggap terhadap
keindahan sehingga punya potensi untuk menjadi pembaharu dan penemu, penulis syair dan musik Maslow,1984;Maslow dalam
Schultz,1991. 9 Minat Sosial
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri memiliki rasa keterikatan yang mendalam dengan sesama. Minat sosial yang sangat besar ini
membuat mereka merasa menjadi bagian dari umat manusia di seluruh dunia. Ini ditunjukkan dengan perasaan empati, sikap penuh belas
kasih dan hasrat yang tulus untuk membantu sesamanya Maslow, 1984.
Kesadaran diri mereka akan kemampuan untuk berfungsi pada suatu tingkat yang lebih tinggi membuat mereka memposisiskan diri
sebagai saudara yang lebih tua, sehingga sama seperti seseorang dapat mencintai dan berfihak pada saudaranya yang lebih muda, demikian
juga pengaktualisasi-pengaktualisasi diri mencintai kemanusiaan Maslow dalam Schultz, 1991.
10 Hubungan Antarpribadi Hubungan antarpribadi orang-orang yang mengaktualisasikan diri
adalah hubungan yang mendalam dan kuat. Mereka memiliki cinta dan keakraban yang besar dalam menjalin relasi dengan sesamanya
meskipun tidak dalam jumlah yang besar. Relasi ini hanya terjadi dalam lingkup yang kecil karena mereka lebih suka memilih sahabat
yang memiliki persamaan karakter, bakat dan minat dengan mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri sabar dan berbudi baik terhadap orang-orang lain khususnya terhadap anak-anak Maslow dalam
Koeswara,1989;Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991. Cinta yang dirasakan oleh pengaktualisasi-pengaktualisasi diri
terhadap orang lain adalah suatu cinta khusus yaitu Being-love B-love berlawanan dengan Deficiency-love D-love yang didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan karena kekurangan dan cinta yang egois. Dalam D-love
cinta dibutuhkan untuk mengisi lubang kesepian dalam diri yang jika tidak dipenuhi akan menimbulkan patologi. Ini ditunjukkan
dengan dependensi yang kuat pada orang yang dicintai dan ketakutan kehilangan
cinta. Apabila
kehilangan cinta,
mereka sangat
mengharapkannya seperti orang yang lapar sangat mengharapkan, meminta dan membutuhkan makanan Maslow, 1968; Maslow dalam
Schutz,1991. B-love
adalah cinta yang membuat orang lain tumbuh dan berkembang, tidak menuntut dan tidak egois. Cinta ini tumbuh setiap
waktu dan tidak lekang dimakan waktu. Orang yang memiliki B-love lebih
mandiri, kurang
cemburu, dan
tidak tergantung
pada pasangannya. Yang paling penting adalah mereka mendorong agar
orang yang mereka cintai mengaktualisasikan dirinya, bangga dengan keberhasilan pasangannya. Cinta membuat mereka melakukan segala
hal lebih baik dan optimal bahkan saling mendorong untuk
mengaktualisasikan diri Maslow, 1968. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 Struktur Watak Demokratis Dalam kesehariannya orang-orang yang mengaktualisasikan diri
tidak sekadar bertoleransi dengan sesamanya. Namun, mereka membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas
sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras atau warna kulit Maslow dalam Schutz,1991.
Mereka tidak meremehkan orang lain yang memiliki inteligensi dan kemampuan yang kurang dari diri mereka. Orang-orang yang
mengaktualisasikan diri siap belajar mengenai segala sesuatu dari siapapun. Mereka menyadari betapa sedikit pengetahuan mereka
dibandingkan dengan apa yang dapat mereka ketahui dan yang diketahui oleh orang-orang lain, karena itu mereka akan sangat kagum
dan hormat dengan keahlian
yang dimiliki oleh orang lain. Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991.
12 Perbedaan antara Sarana dan Tujuan, antara Baik dan Buruk Orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak pernah ragu antara
benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari. Mereka jarang menampilkan
kekalutan, kebingungan,
ketidaktaatan terhadap
peraturan umum, atau mengalami konflik-konflik yang begitu umum dalam urusan etika seperti yang dialami oleh banyak orang
Maslow,1984. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menganggap banyak
pengalaman dan kegiatan mereka sebagai tujuan yang bagi orang- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang lain hanya merupakan cara. Hal ini terjadi karena mereka menikmati proses yang harus dilalui untuk mencapai tujuan seperti
pada akhirnya
mereka menikmati
ketika tujuan
itu tercapai
Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991. 13 Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menganggap humor lebih dekat pada falsafah dan bersifat filosofis, yaitu humor yang
menertawakan manusia pada umumnya bukan kepada seorang individu secara khusus. Bagi mereka humor adalah suatu pendidikan dalam
bentuk yang lebih menyenangkan. Humor ini bersifat instruktif dan bijaksana, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju namun tetap
menimbulkan anggukan atau tawa. Humor semacam ini hanya dihargai oleh orang-orang lain yang juga sehat. Mereka tidak menertawakan
tiga macam humor yang yang biasanya ditertawakan oleh orang-orang yang kurang sehat, yaitu humor yang bersifat permusuhan dengan
menyakiti perasaan orang lain, humor yang menertawakan kekurangan orang lain, dan humor yang berhubungan dengan situasi oedipus atau
percakapan cabul. Individu-individu biasa umumnya tidak merasa bahwa pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri sangat lucu dan mungkin
menjauhi mereka, karena terkesan kaku dan serius Maslow,1984; Maslow dalam Schultz,1991.
14 Kreativitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki ciri yang menonjol sebagai orang yang kreatif. Mereka adalah asli, inventif, dan
inovatif. Mereka mampu mengemukakan ide-ide yang sangat luar biasa, namun juga mereka sangat memahami akan ada dari ide-ide
mereka tersebut yang tidak dapat diwujudkan. Orang kreatif juga bersifat fleksibel, mampu menyesuaikan diri jika situasinya berubah,
mampu menghentikan kebiasaan-kebiasaan, dan mampu menghadapi kebimbangan serta perubahan-perubahan kondisi tanpa mengalami
ketegangan yang tidak perlu. Maslow menyamakan kreativitas ini dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu
cara yang tidak berprasangka dan langsung melihat kepada sasarannya. Kreativitas mereka akan tampak dalam jenis pekerjaan apapun yang
mereka tekuni
Maslow dalam
Goble,1987; Maslow
dalam Schultz,1991.
15 Resistensi Terhadap Inkulturasi Orang-orang yang mengaktualisasikan diri mampu menentukan
apa yang harus mereka lakukan tanpa terpengaruh situasi sosial, termasuk kebudayaan mereka sendiri. Apabila timbul masalah penting
yang menyangkut moral, mereka akan terus terang menentang aturan- aturan dan norma-norma masyarakat Maslow dalam Shultz,1994.
Peraturan dan norma yang ada tidak membelenggu mereka untuk melakukan sesuatu yang mendukung pencapaian aktualisasi diri
mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan, yaitu penghargaan yang berasal dari orang-orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Penghargaan yang
berasal dari
luar dapat
berdasarkan reputasi,
kekaguman, status,
popularitas, prestise atau
keberhasilan dalam
masyarakat, semua sifat dari bagaimana orang-orang lain berfikir dan bereaksi terhadap kita. Untuk menumbuhkan harga diri yang sejati, setiap
orang harus mengenal dirinya dengan baik sehingga mampu menilai dengan obyektif
kelebihan dan kekurangan dirinya Maslow dalam Schultz,1991.
Pemenuhan kebutuhan akan harga diri menumbuhkan percaya diri, kekuatan, kapabilitas, perasaan layak, dan berguna bagi dunia. Akan tetapi
rintangan dalam memenuhi kebutuhan ini menimbulkan perasaan rendah diri, kelemahan dan tidak berdaya Maslow,1987.
c. Kebutuhan-kebutuhan akan Memiliki dan Cinta
Cinta adalah hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, dimana di dalamnya ada sikap saling percaya dan tidak ada rasa
takut. Individu yang menjalaninya akan membuka dirinya sehingga segala bentuk pertahanan diri akan runtuh. Kebutuhan ini berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan manusia akan kasih sayang, dengan membangun suatu hubungan akrab, tulus, dan penuh perhatian dengan orang lain atau
dengan orang-orang pada umumnya, dan dalam hubungan ini memberi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menerima cinta adalah sama penting Maslow dalam Goble,1987; Maslow dalam Schultz,1991.
d. Kebutuhan akan Rasa Aman
Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpenuhi. Kebutuhan ini meliputi jaminan keselamatan dirinya, bebas dari
ketakutan dan kecemasan, kebutuhan akan stabilitas, ketertiban, dan perlindungan. Secara otomatis sedikit banyak manusia akan membutuhkan
keteraturan dan
melakukan tindakan
yang diyakini
tidak akan
membahayakan dirinya. Namun, rasa aman tidak boleh selalu menjadi tuntutan yang harus selalu dipenuhi karena manusia yang sehat juga
menyukai tantangan dan punya keberanian untuk melakukan hal-hal baru Maslow dalam Schultz,1991.
e. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling kuat dari semua kebutuhan manusia karena berhubungan dengan upaya mempertahankan
kelangsungan hidup. Termasuk di dalamnya kebutuhan terhadap makanan dan air. Jika seseorang kekurangan makanan, cinta, rasa aman dan harga
diri dalam waktu yang bersamaan, maka besar sekali kemungkinan motivasi hidupnya untuk saat itu adalah untuk mencari makanan Maslow,
1984. Maslow menambahkan dua jenis kebutuhan pokok yang dimiliki oleh
individu yang sehat, yaitu hasrat untuk mengetahui dan memahami, dan kebutuhan estetis. Dua kebutuhan ini termasuk dalam tahap B-needs bersama
aktualisasi diri. Sama seperti aktualisasi diri, dua kebutuhan ini berkembang memenuhi dorongan dari dalam diri individu. Berikut akan dijabarkan lebih
lanjut dua kebutuhan yang dimiliki individu yang sehat Maslow,1984: a.
Hasrat untuk Mengetahui dan Memahami Kebutuhan ini terkait dengan gerak hati dan ketertarikan pada hal-
hal yang belum dikenal bahkan misterius. Mereka tertarik menantang bahaya demi memuaskan rasa ingin tahu mereka, dan tidak jarang berhasil
menemukan penemuan baru yang didasari oleh rasa ingin tahu tersebut Maslow, 1987.
b. Kebutuhan Estetis
Menurut Maslow setiap orang yang sehat membutuhkan keindahan sama seperti mereka membutuhkan kebutuhan fisiologis. Hal ini didasari
oleh penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan yang buruk menimbulkan kejemuan dan melemahkan semangat dalam melakukan
aktivitas sehari-hari Maslow dalam Goble, 1987. Kebutuhan ini juga terkait dengan gambaran seseorang atas
dirinya. Gambaran diri sebagai orang yang mampu, layak dan pantas memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
gambaran dirinya tersebut. Maslow memberikan contoh bagaimana seseorang merasa tidak nyaman berada di restoran mewah karena merasa
dirinya tidak layak berada di tempat sebagus itu Maslow dalam Goble, 1987.
Dua kebutuhan ini memang tidak termasuk dalam hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Namun, akan tetap digunakan dalam penelitian
ini untuk melihat apakah dua kebutuhan ini juga terdapat dalam diri subyek dan mempengaruhi keberhasilannya mengaktualisasikan diri.