Analisis Hasil Penelitian METODE PENELITIAN
berdagang kristal. Pada saat ini Santiago dihadapkan pada pilihan untuk tetap berada pada zona amannya atau menantang dirinya memasuki B-Needs yang
ia tahu akan membuatnya bahagia. Keputusan untuk mengarungi gurun merupakan sebuah penjalanan
panjang yang penuh tantangan karena selain gurun yang penuh bahaya perang yang membahayakan jiwanya, Santiago juga bertemu Fatima cinta dalam
hidupnya. Sampai pada tahap ini Santiago belum mendapatkan cinta yang juga merupakan kebutuhan yang terdapat dalam D-Needs. Kehadiran Fatima
bisa menghentikan langkah Santiago untuk mendapatkan harta terpendamnya di Mesir. Hal ini dapat terjadi karena dengan menikahi Fatima dan dengan
kemampuan Santiago membaca pertanda dan berkomunikasi dengan alam, ia akan diangkat menjadi penasihat oasis. Terlebih dengan kemampuannya itu
Santiago baru saja menyelamatkan oasis dan mendapatkan penghargaan dari para tetua suku. Namun, karena cinta yang dirasakan oleh Santiago dan
Fatima adalah
cinta yang
memampukan pasangannya
untuk terus
mengaktualisasikan diri atau B-Love, maka Fatima mampu meyakinkan Santiago untuk terus mengaktualisasikan dirinya. Santiago pun dimampukan
untuk terus meneruskan perjalanannya ke Mesir dan setelah menemukan hartanya ia akan segera kembali kepada Fatima.
Selama perjalanan melintasi gurun, Santiago belajar untuk mendengarkan hatinya. Mendengarkan hati merupakan bagian penting dalam perjalanan
Santiago mewujudkan Legenda Pribadinya karena pada akhirnya Santiago akan berjuang sendiri dan hatinya yang akan menuntunnya.
Perjalanan Santiago untuk sampai pada hartanya juga beberapa kali menguji jiwanya dan mengancam keselamatan jiwanya. Namun, dengan
keyakinan diri ia tidak menyerah meskipun maut benar-benar sudah ada di depan matanya. Meskipun sudah berada pada tahap B-Needs, Santiago tidak
langsung dengan mudah mengaktualisasikan dirinya bahkan sampai pada titik terakhir penemuan hartanya. Ia tetap menjalani dengan sabar, tidak tergesa-
gesa, sehingga pada akhirnya itu semua mengantarnya pada aktualisasi diri yang telah ia perjuangkan selama ini.
2. Karakteristik pengaktualisasi diri yang terdapat dalam diri Santiago sehingga mempengaruhi dan mendukung pencapaian aktualisasi dirinya
Karakteristik pengaktualisasi diri yang muncul adalah: a.
Mengamati realitas secara efisien Santiago mampu mengambil pelajaran dari pengalamannya sebagai
gembala, sehingga ia menyadari bahwa kehidupan gembala lebih beresiko daripada hanya sekadar mencari tahu arti mimpi yang berulang. Sebagai
gembala yang baik ia mampu melihat kenyataan yang tersembunyi bahwa dombanya yang paling pintar justru dombanya yang pincang.
Kemampuan Santiago untuk mengamati gurun dan perubahan- perubahan yang terjadi di dalamnya dibantu oleh kewaspadaannya
terhadap lingkungan sekitar. Ia berusaha untuk tetap waspada dalam segala situasi yang ia hadapi.
b. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
Pada saat ia mengalami penipuan di Afrika dan kecewa karena merasa Tuhan tidak adil padanya, Santiago sadar ia masih memandang
dunia seperti apa yang ia inginkan bukan yang sesungguhnya terjadi. Namun, kepercayaan diri Santiago muncul saat ia membersihkan etalase
toko kristal, dengan melakukan itu ia yakin akan mendapatkan makanan. Kepercayaan diri ini membuatnya dapat membersihkan etalase toko
dengan baik dan mendapatkan hasil seperti yang ia harapkan. Santiago menyadari ketakutan dirinya saat mencoba melakukan
sesuatu yang baru, yaitu berkelana di gurun yang asing, sementara jika ia memilih menjadi gembala atau berdagang kristal ia akan melakukannya
dengan baik. Namun, keyakinan diri yang muncul kembali dan kemampuannya berbahasa Arab membuatnya percaya diri untuk melintasi
gurun bersama rombongan karavan. Kemampuan Santiago untuk menyatu dengan hatinya membuatnya
mampu melanjutkan perjalanan mencari hartanya. Dengan kemampuan ini Santiago tahu bahwa dengan mendengarkan hatinya, ia akan menemukan
harta yang selama ini ia cari. Sikap pasrah Santiago terhadap keselamatan dirinya muncul pada saat ia sadar harus mempertaruhkan nyawanya demi
pertanda yang ia lihat di gurun, pada saat pedang sang alkemis berada di lehernya, dan pada saat ia dipukuli oleh kawanan perampok di Piramida
Mesir. Sikap ini didorong oleh kesadaran diri bahwa ia telah melakukan yang terbaik dalam hidupnya dan kematiannya tidak akan sia-sia.
c. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran
Spontanitas Santiago muncul pada saat ia mencari tahu arti mimpi berulangnya. Sifat ini juga membantunya saat ia harus mencari cara yang
cepat untuk
mendapatkan makanan
di Afrika,
dengan inisiatif
membersihkan etalase toko kristal. Pada saat bertemu Fatima, dengan spontan Santiago meminta wanita itu menjadi istrinya. Spontanitas ini
didukung oleh keyakinannya bahwa Fatima adalah cinta dalam hidupnya. d.
Fokus pada masalah-masalah di luar diri mereka Santiago fokus pada pencarian hartanya. Meskipun banyak yang ia
hadapi selama perjalanan menuju Mesir, ia tahu bahwa yang akan ia hadapi akan bertambah sulit, namun ia juga yakin pertanda dari Tuhan
akan membimbingnya. e.
Kebutuhan akan privasi dan independensi Menjadi gembala berarti memiliki kehidupan sosial yang terbatas,
namun ini sesuai dengan kegemaran santiago berkelana dan ia tetap memiliki banyak teman namun, tidak harus bertingkah laku sama seperti
mereka juga menghabiskan waktu dengan mereka. Sifat ini juga membuatnya tidak mudah percaya pada orang lain sehingga sempat
mencurigai Melchizedek
yang sebenarnya
ingin menolongnya
mewujudkan Legenda Pribadinya. f.
Berfungsi secara otonom Santiago berani mengambil keputusan menjadi gembala, berbeda
dari keinginan orangtuanya yang ingin ia menjadi pastur. Keputusan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terus mengejar mimpi, meskipun ia telah mendapatkan harta, jabatan di oasis
juga Fatima,
merupakan wujud
otonomi Santiago
dalam memutuskan apa yang penting dalam hidupnya.
g. Apresiasi yang senantiasa segar
Kebahagiaan yang dialami oleh Santiago selama menjadi gembala menunjukkan apresiasinya yang senantiasa segar. Ia juga selalu menyadari
hal-hal baik dalam hidupnya meskipun itu terjadi setiap hari. h.
Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak Santiago mampu memaknai hal-hal kecil dalam hidupnya termasuk
hembusan angin di wajahnya. B-Languange memampukannya mengetahui makna dari setiap pertanda dari alam yang ia dapati. Dengan bahasa ini
pula ia mampu berkomunikasi dengan baik dengan domba-dombanya selama menjadi gembala. Ia mendapat kekuatan dari setiap pertanda yang
ia alami dalam kondisi yang sulit sekalipun, melalui perasaan mengenai terbukanya kemungkinan-kemungkinan pandangan yang tak terbatas,
sehingga membuatnya lebih berdaya. Pada saat ia bekerja di toko kristal, Santiago memiliki kepekaan
yang tinggi
untuk menanggapi
pertanda yang
mengarahkannya menghasilkan ide kreatif yang memajukan toko tersebut.
Pada saat ia memutuskan untuk melakukan perjalanan melintasi gurun ke Mesir, pengalaman mistik muncul sehingga ia merasa diperkuat
dengan pengalaman hidup yang sebelumnya telah ia jalani. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i. Minat sosial
Dalam kondisi kelaparan Santiago masih mau membantu seorang pedagang manisan memasang tenda untuk berjualan. Ia juga peduli
dengan keselamatan para penduduk oasis yang terancam bahaya perang. Kepeduliannya ia wujudkan dengan memberanikan diri menghadap tetua
suku dan menceritakan penglihatannya. j.
Hubungan antar pribadi Cinta yang ia rasakan pada Fatima adalah B-Love sehingga
membuatnya melakukan segala sesuatu lebih baik, termasuk memberi kekuatan lebiih saat akan menghadap para tetua suku untuk memberi tahu
arti mimpinya, juga melanjutkan perjalanan untuk mengaktualisasikan dirinya.
k. Struktur watak demokratis
Santiago mampu menerima pandangan yang sangat berbeda dalam memahami karavan dan gurun dengan teman seperjalanannya. Ia juga
menerima perbedaan pendapat yang muncul di antara Santiago dan pedagang kristal dalam menanggapi mimpi. Santiago tidak pernah
memaksakan pendapatnya terhadap orang lain. l.
Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk Santiago mengetahui bahwa menjadi gembala bekerja di toko
kristal dan melintasi gurun adalah sarana yang harus ia tempuh sebelum mencapai legenda pribadinya.
m. Kreatifitas
Pada saat ia kelaparan, Santiago mampu mencari cara yang memungkinkannya mendapatkan makanan, yaitu membersihkan etalase
toko dengan jaketnya. Kreatifitas Sntiago kembali muncul saat ia melihat pertanda yang memberinya ide untuk membuat lemari pajangan di luar
toko dan menjual teh jahe dalam gelas kristal, yang membuat toko itu berkembang pesat.
n. Resisitensi terhadap inkulturasi
Menjadi pengembara adalah sebuah pilihan yang bertentangan dari kebiasaan masyarakat dimana Santiago tinggal, karena yang menjalani
profesi ini biasanya adalah orang kaya sementara Santiago berasal dari keluarga miskin. Santiago juga tidak ragu melanggar tradisi di gurun,
yaitu berduaan dengan wanita di tengah malam, karena ia ingin bertemu wanita yang ia cintai sebelum berjuang meraih mimpinya.