Menyajikan hasil pengkodean. Teknik Penelitian

terhambat ketika ia memasuki seminari. Menurut Maslow 1971 dorongan untuk berkembang dalam diri yang belum diwujudkan akan tetap berada di situ dan akan menuntut untuk diaktualisasikan. Hal ini terjadi pada Santiago, meskipun ia telah masuk seminari dorongan untuk menjadi gembala tetap ada dan membuatnya berani mengutarakan keinginannya tersebut kepada orangtuanya. Keberanian untuk memutuskan menjadi pengembara menentang pendapat orangtuanya menunjukkan Santiago memiliki karakteristik pengaktualisasi diri yang memiliki otonomi dalam mengambil keputusan lepas dari keinginan orangtuanya Maslow dalam Koeswara, 1989. Karakteristik pengaktualisasi diri lain yang muncul pada tahap ini adalah resistensi terhadap inkulturasi. Hal ini dapat dilihat dari keberanian Santiago untuk menjadi pengembara meskipun dalam budayanya yang melakukan perjalanan ke negeri lain adalah orang kaya karena harus memiliki uang yang banyak. Namun, Santiago juga melakukan adaptasi dengan kebudayaannya, ia memutuskan menjadi penggembala domba disesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarganya. Keputusan menjadi gembala didorong oleh B-Needs, yaitu motivasi untuk berkembang bukan motivasi kurang sempurna. Ia ingin mengembangkan diri bukan memenuhi D-needs yaitu memenuhi kebutuhan penghargaan dalam keluarganya. Keputusan menjadi gembala ini sudah mengarah ke aktualisasi diri karena Santiago bertindak untuk melakukan apa yang benar-benar ingin ia lakukan dalam hidupnya. Setelah Santiago menjadi Gembala, ia merasa bahagia. Kebahagiaan yang ia dapatkan setelah menjadi gembala menunjukkan karakteristik pengaktualisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diri yang lain, yaitu apresiasi yang senantiasa segar Maslow, 1984. Kebahagiaan ini terjadi karena setiap hari ia menjalani mimpinya menjadi gembala yang berkelana ke banyak tempat. Dengan menjadi gembala ia menemukan Tuhan yang tidak ia temui di seminari. Seorang wanita juga telah memenuhi fikirannya yaitu putri pedagang kain yang kagum dengan kemampuannya membaca yang jarang dimiliki oleh seorang gembala domba. Kebutuhan akan penghargaan dalam diri Santiago terpenuhi ketika ia bertemu dengan putri pedagang kain itu. Menurut Maslow 1984, motivasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tidak sadar. Mimpi berulang yang dialami Santiago di tempat yang sama merupakan bentuk motivasi yang mendorongnya mencari tahu arti mimpi tersebut. Hasrat untuk mengetahui dan memahami merupakan salah satu kebutuhan yang dimiliki individu yang mencapai B-Needs Maslow, 1987. Keingintahuan ini juga didukung oleh sifat spontan Santiago dalam menanggapi mimpi berulangnya yang merupakan salah satu karakteristik individu yang mengaktualisasikan diri. Santiago mampu mengambil pelajaran dari pengalaman yang telah ia lalui sebagai seorang gembala. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuannya mengamati realitas secara efisien. Hal ini dapat dilihat dari musnahnya keraguan Santiago untuk mencari tahu arti mimpinya ketika ia menyadari bahwa kehidupan gembala lebih beresiko daripada hanya sekadar mencari tahu arti mimpi yang berulang. Berhadapan dengan wanita Gipsi yang ia ragukan kemampuannya menafsirkan mimpi merupakan tantangan tersendiri bagi Santiago. Terlebih ternyata tafsiran mimpinya sederhana, yaitu pergi ke Mesir dan disana Santiago PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI