Interpretasi data berdasarkan hasil pengkodean.

diri yang lain, yaitu apresiasi yang senantiasa segar Maslow, 1984. Kebahagiaan ini terjadi karena setiap hari ia menjalani mimpinya menjadi gembala yang berkelana ke banyak tempat. Dengan menjadi gembala ia menemukan Tuhan yang tidak ia temui di seminari. Seorang wanita juga telah memenuhi fikirannya yaitu putri pedagang kain yang kagum dengan kemampuannya membaca yang jarang dimiliki oleh seorang gembala domba. Kebutuhan akan penghargaan dalam diri Santiago terpenuhi ketika ia bertemu dengan putri pedagang kain itu. Menurut Maslow 1984, motivasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan tidak sadar. Mimpi berulang yang dialami Santiago di tempat yang sama merupakan bentuk motivasi yang mendorongnya mencari tahu arti mimpi tersebut. Hasrat untuk mengetahui dan memahami merupakan salah satu kebutuhan yang dimiliki individu yang mencapai B-Needs Maslow, 1987. Keingintahuan ini juga didukung oleh sifat spontan Santiago dalam menanggapi mimpi berulangnya yang merupakan salah satu karakteristik individu yang mengaktualisasikan diri. Santiago mampu mengambil pelajaran dari pengalaman yang telah ia lalui sebagai seorang gembala. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuannya mengamati realitas secara efisien. Hal ini dapat dilihat dari musnahnya keraguan Santiago untuk mencari tahu arti mimpinya ketika ia menyadari bahwa kehidupan gembala lebih beresiko daripada hanya sekadar mencari tahu arti mimpi yang berulang. Berhadapan dengan wanita Gipsi yang ia ragukan kemampuannya menafsirkan mimpi merupakan tantangan tersendiri bagi Santiago. Terlebih ternyata tafsiran mimpinya sederhana, yaitu pergi ke Mesir dan disana Santiago PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan menemukan harta terpendam. Ini membuat Santiago kecewa. Santiago yang tidak tahu cara sampai ke Piramida di Mesir merasa itu hanya mimpi tanpa arti dan membuatnya tidak percaya lagi pada mimpi. Ia merasa ada hal lain yang perlu ia lakukan daripada sekadar percaya pada mimpi. Keputusan Santiago menjadi gembala tidak lepas dari kebutuhan privasi dan independensinya yang tinggi. Ia tidak menyukai hidup bersama orang-orang yang sama kerena menurutnya ia akan kehilangan jati diri dan dituntut berubah sesuai dengan keinginan orang lain. Gembala yang hidup sendiri dan tidak pernah menetap merupakan pilihan yang sangat sesuai dengan kesukaan Santiago terhadap kesunyian. Ia punya banyak teman disetiap tempat yang ia singgahi, tapi tidak harus menghabiskan waktu dengan mereka. Melchizedek yang datang dan mengatakan akan memberi tahu dimana lokasi harta terpendam dalam mimpi Santiago dengan imbalan sepersepuluh kawanan dombanya membuat Santiago curiga. Ia sempat mengira bahwa pria tua ini adalah suami wanita Gipsi yang berusaha mendapatkan uang lebih. Kecurigaan Santiago pada orang lain terkait dengan kebutuhan privasi dan independensi dalam dirinya, yang memungkinkannya menjadi tidak mudah percaya pada orang lain. Namun, kecurigaan ini berakhir ketika Melchizedek mengatakan apa maksud kedatangannya yang ingin membantu Santiago mewujudkan Legenda Pribadinya. Santiago kagum dengan penjelasan Melchizedek mengenai daya misterius yang membuat manusia merasa bahwa mustahil untuk mewujudkan mimpinya, juga bagaimana segenap alam semesta akan membantu manusia untuk mewujudkan mimpi itu. Namun, Santiago yang belum mengerti betul apa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI