Novel Sang Alkemis LANDASAN TEORI
Pada tahun 1973, Paulo dan Raul menjadi bagian dari Alternative Society, sebuah organisasi yang menentang ideologi kapitalis. Mereka membela
hak individu untuk melakukan apa yang disukai, dan pada masa ini mereka juga memprakktekan ilmu hitam. Selama periode ini mereka mulai
mempublikasikan Kring-ha, sebuah komik lembaran berseri yang
mengajak pembacanya untuk memperoleh kebebasan lebih dari yang selama ini mereka peroleh dari pemerintah. Pemimpin-pemimpin yang
ditaktor menyadari tindakan ini sebagai gerakan bawah tanah sehingga memerintahkan penangkapan dan memasukkan Paulo dan Raul ke dalam
penjara. Raul segera dibebaskan, tetapi Paulo ditahan lebih lama karena dia adalah ‘otak’ di balik komik tersebut. Permasalahannya tidak berhenti
sampai di situ. Paulo kembali ditangkap hanya dua hari setelah kebebasannya karena terlihat berada di jalanan, dan mendapat siksaan dari
fihak militer selama beberapa hari. Dia terselamatkan dari kematian dengan mengatakan pernah gila dan masuk RSJ tiga kali. Paulo mulai
menyakiti diri sendiri di hadapan penculiknya, dan pada akhirnya mereka berhenti menyiksanya dan membiarkan Paulo pergi Martin, 2002.
Pengalaman ini memberikan kesan yang mendalam pada dirinya, sehingga pada umur 26 tahun Paulo memutuskan bahwa dia sudah
memiliki cukup pengalaman hidup dan ingin menjalani hidup seperti kebanyakan orang. Dia mendapatkan pekerjaan pada perusahaan rekaman
Polygram dan kemudian menikah. Pada tahun 1977 Paulo dan istrinya pindah ke London. Paulo membeli mesin ketik dan mulai menulis, tanpa
banyak mendapatkan sukses. Tahun berikutnya dia kembali ke Brazil, dimana dia bekerja sebagai eksekutif untuk perusahaan rekaman lain,
CBS. Ini hanya berlangsung tiga bulan, setelah itu dia berpisah dari istrinya dan meninggalkan pekerjaannya. Pernikahan kedua Paulo terjadi
pada tahun 1979 Martin, 2002. Bagi Paulo Coelho, kisah hidup yang berat belum cukup untuk
benar-benar merasakan hidup yang utuh. Paulo Coelho sendiri mengatakan bahwa pada saat itu, meskipun telah mengetahui bahwa menulis adalah
sesuatu yang benar-benar ia inginkan tapi Paulo tidak pernah berani untuk menulis buku. Pada saat ia berumur 38 tahun, ia telah memiliki segalanya,
cinta, uang, rumah dan pekerjaan, tapi itu semua belum mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang penulis. Paulo hanya berani berangan-
angan dengan konsep itu. Dia telah menulis lirik untuk lagu, artikel untuk surat kabar dan skrip untuk televisi, tapi tidak pernah berani untuk menulis
buku. Paulo tidak ingin mengungkapkan dirinya dengan menulis buku. Impian Paulo kembali mengusik dirinya ketika pasangan ini
mengunjungi beberapa negara di Eropa. Berawal di Jerman ketika mereka mengunjungi kamp konsentrasi di Dachau. Di sana Paulo mendapat
penglihatan dimana ada pria menampakkan diri kepadanya. Dua bulan kemudian dia bertemu pria yang sama di cafe di Amsterdam dan
menghabiskan waktu yang panjang berbicara dengannya sehingga mengubah pandangannya. Pria itu, yang identitasnya tidak pernah
diungkapkan oleh Paulo, menyarankan dia harus kembali ke ajaran Katolik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan melakukan perjalanan Road to Santiago yaitu sebuah rute ziarah abad pertengahan antara Perancis dan Spanyol Martin, 2002.
Apa yang
menjadi titik
balik dalam
hidupnya sehingga
memutuskan untuk menulis buku adalah ziarah ini. Pada saat itu dia bergabung dengan persaudaraan RAM singkatan dari Regnus Agnus
Mundi, tetapi di kesempatan lain Paulo juga menyebut RAM sebagai
Rigour, Adoration, Mercy , yaitu sebuah golongan kebatinan dengan akar
Katolik yang didirikan pada tahun 1492. RAM mempelajari bahasa simbol dengan sistem pengajaran secara oral. RAM tidak memiliki pemimpin,
tidak mempunyai pengetahuan gaib dan prinsip dasarnya adalah orang belajar dengan mengambil langkah maju. Pada saat dia bergabung dengan
RAM, Paulo telah mengetahui tentang ziarah tersebut dan teman-temannya di RAM menganjurkan untuk mengikutinya. Pada awalnya Paulo merasa
itu adalah ide yang aneh dan membuang-buang waktu, karena ia harus berjalan kaki sejauh 700 km. Namun, dengan bujukan dari istrinya
akhirnya Paulo memutuskan untuk melakukannya Coelho, ; Martin,
2002. Pengalaman Paulo selama melakukan ziarah Road to Santiago
akan dijabarkan lebih lanjut karena ziarah ini adalah titik balik dalam hidupnya dan sangat mempengaruhi karyanya, termasuk Sang Alkemis.
Ziarah ini adalah perjalanan yang berat dan membutuhkan waktu 56 hari untuk menyelesaikannya. Paulo mengungkapkan bagaimana ia merasa
tanah lapang yang ia lalui terasa seperti gurun, panas, berdebu dan tandus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Makanan yang tersedia juga sangat minim, dan hari-hari terasa panjang dan melelahkan. Ia mendapatkan pelajaran yang dipetik selama melakukan
perjalanan, yaitu ketika dalam perjalanan pengalaman harus dipraktekkan dalam tindakan sebagai wujud dari kelahiran kembali.
Paulo berhadapan dengan situasi yang sama sekali baru, hari berlalu lebih lambat, dan kesulitan bahasa karena ia berada di daerah yang
asing. Dia mengumpamakan situsi ini seperti anak yang baru keluar dari rahim ibunya. Sejak saat itu Paulo merasa semua hal adalah baru dan
melihat keindahan dalam setiap hal yang ia temui sepanjang jalan, dan memiliki perasaan gembira karena telah hidup.
Menurut Paulo, ziarah relijius selalu menjadi satu dari banyak jalan yang obyektif dalam mencapai pengertian dan pemahaman tentang
kehidupan, karena kita jauh dari hari-hari yang penuh konflik dan rutin dalam hidup kita, sehingga kita dapat melihat banyak hal dengan lebih
jelas. Dalam menempuh tujuan hidup kita adalah hal yang vital untuk memberi perhatian pada jalan yang kita lalui. Dengan demikian kita
belajar dari jalan yang kita tempuh dan diperkaya olehnya. Paulo menyarankan untuk melakukan ziarah ini sendiri karena
dengan demikian menjauhkan kita dari sistem support yang biasa kita terima, dan itu adalah salah satu keuntungan yang kita peroleh. Kita diberi
tenaga untuk lebih waspada dan emosi kita lebih terungkap. Selama ziarah yang dilakukannya, semakin jelas kelihatan bahwa
dia tidak bahagia sehingga harus melakukan sesuatu mengenai itu, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berhenti membuat alasan. Tetapi, ketika Paulo pertama kali kembali dari perjalanan terjadi anti klimaks. Paulo menemukan bahwa berat untuk
menyesuaikannya ke kehidupan normalnya dan ia tidak sabar untuk segera mengubah hidupnya. Tetapi perubahan terjadi ketika Paulo sudah siap.
Membutuhkan beberapa bulan untuk menyadari bahwa dia semata-mata harus berkonsentrasi untuk menulis buku, daripada mencoba memenuhi
peraturan-peraturan yang telah dia buat sebelumnya. Mengikuti ziarah menimbulkan kembali kesadaran itu, tetapi
menurut Paulo kita tidak harus mengikuti ziarah Road to Santiago untuk mendapatkan kesadaran itu. Hidup itu sendiri adalah sebuah ziarah. Setiap
hari adalah berbeda, setiap hari memiliki momen ajaib, tapi kita tidak melihat hal itu. Kita masih melihat hidup itu membosankan dan penuh
rutinitas. Sesungguhnya
kita semua
dalam ziarah
meskipun kita
menyukainya atau tidak, dan tujuan akhirnya adalah kematian. Menurut Paulo kita harus mendapatkan sebanyak mungkin yang kita bisa dari
perjalanan, karena pada akhirnya perjalanan itulah yang kita miliki. Tidak masalah apa yang kita kumpulkan, apakah itu harta benda atau materi
lainnya, karena bagaimana pun juga kita akan mati, jadi mengapa tidak hidup. Ketika kita menyadari bahwa kita dapat menjadi berani dan bahwa
hal pertama yang harus diambil dari pencarian spiritual adalah mengambil resiko.
a. Kaitan kehidupan Paulo Coelho dengan novel Sang Alkemis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada kalanya peristiwa-peristiwa dalam karya sastra dianggap mempunyai hubungan dengan peristiwa sejarah yang menyangkut
kehidupan pengarangnya Hardjana, 1981. Apa yang tertulis dalam Sang Alkhemis tentu saja merupakan hasil imajinasi Paulo Coelho
dipadukan dengan pengalaman pribadinya sebagai manusia. Seorang penulis tentu ingin setiap pembacanya menangkap ide yang ingin
disampaikan melalui karyanya, meskipun belum tentu setiap pembaca memiliki pemahaman yang sama dari karya yang ia baca. Dalam situs
resminya paulocoelho.com kita akan menemukan bahwa Paulo, sebagai seorang yang banyak makan asam garam kehidupan, ingin membagi
apa yang ia alami melalui buku-buku yang ditulisnya kepada pembacanya. Setiap kisah yang ia tuangkan menjadi sebuah novel
memuat sebagian dari kisah hidupnya. Paulo Coelho 2004 menyatakan bahwa menulis adalah caranya
berbicara tentang apa yang ingin dia ungkapkan mengenai bagian dari dirinya pada saat itu. Oleh karena itu lebih lanjut kita akan melihat
sejauh mana Paulo melibatkan dirinya dalam karyanya Sang Alkemis, yang merupakan buku keduanya.
Berdasarkan judulnya, Sang Alkemis secara harafiah berarti seorang ahli alkemi. Dalam crystalinks.com, Alkemi adalah ilmu kuno
yang muncul 8 abad sebelum masehi, dengan tujuan utama menemukan rahasia memperpanjang usia dan mengubah logam menjadi emas. Pada
zaman sekarang kita mengenal alkemi sebagai ilmu kimia. Alkemi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah bagian dari tradisi yang berbau misteri dan mistik dari dunia barat yaitu Eropa, dan timur, termasuk Arab, India dan Cina. Alkemi
bekerja pada dua level, keduniaan dan spiritual. Pada level keduniaan, para alkemis mencari proses fisik untuk mengubah logam menjadi
emas. Pada level spiritual, para alkemis bekerja untuk memurnikan diri mereka sendiri dengan menyingkirkan ‘dasar’ materi dari dalam diri
dan meraih ‘emas’ pencerahan. Pada zaman renaissance banyak alkemis yang percaya bahwa pemurnian spiritual penting untuk mampu
merubah logam menjadi emas. Para alkemis sangat percaya pada mimpi, inspirasi dan visi mampu membimbing dalam penyempurnaan
hasil karya mereka. Untuk melindungi rahasia, mereka menyimpan catatan harian yang dipenuhi dengan simbol-simbol misterius daripada
catatan berupa kata-kata Alkemi hanya diketahui oleh beberapa orang saja.
dan memiliki
kekuatan untuk
mengubah kesadaran
dan menghubungkan jiwa manusia pada Tuhan.
Dalam novel ini kita akan menemui tokoh utama yang tampil dalam diri seorang bocah yang menentang keinginan ayahnya. Ia
memutuskan keluar dari seminari,
yaitu sebuah sekolah yang
dikhususkan bagi para calon pastur, memilih menjadi gembala agar dia
dapat melihat dunia di luar desanya. Melihat masa kecil dan remaja Paulo, maka kita akan menemui hal yang sama, yaitu seorang
pemberontak yang tidak pernah menuruti keinginan ayahnya menjadi insinyur. Paulo memiliki jiwa yang bebas. Ide kebebasan ini ia
tuangkan dalam Sang Alkemis. Santiago digambarkan memiliki jiwa yang sangat bebas dan merasa jika ia menghabiskan hidupnya di
seminari maka ia akan kehilangan identitasnya sebagai individu. Kegemaran Paulo membaca dan keinginan menulis dalam dirinya juga
dimiliki oleh Santiago yang gemar membaca dan memiliki keinginan untuk menjadi seorang penulis. Tokoh utama yang juga seorang Katolik
juga merupakan cerminan dari diri Paulo yang juga seorang Katolik. Kekatolikan Paulo juga sangat tampak disaat dia menuangkan ilmu
yang ia dapat di RAM dalam karyanya yang sarat dengan bahasa simbol. Paulo mengajak pembacanya untuk peka terhadap pertanda,
seperti Santiago, untuk dapat terus berjalan mewujudkan mimpinya. Dengan adanya simbol dan pertanda di sekeliling Santiago, Paulo
hendak menyatakan tidak ada sesuatu yang kebetulan, yang ada adalah petunjuk dari Tuhan agar Santiago semakin peka dengan alam dan
mampu berkomunikasi dengan hatinya agar terus berjuang mewujudkan mimpi yang berasal dari hatinya. Paulo juga manggabungkan karyanya
dengan kisah-kisah yang ia kutip dari kitab suci maupun legenda yang terus hidup di antara umat manusia. Dalam Sang Alkemis ia
mengangkat cerita perwira yang kata-katanya masih digunakan dalam perayaan misa umat Katolik sampai sekarang, beberapa ayat dalam
Alkitab yang dinarasikan oleh tokoh dalam novelnya, juga tokoh dalam perjanjian lama yang juga ia masukkan dalam novel ini, yaitu
Mechizedek, yang dikenal sebagai imam agung yang mengikat perjanjian dengan Abraham dalam Perjanjian Lama.
Sama seperti Paulo yang menunaikan sebuah ziarah panjang dan berat baru kemudian berani menulis sebuah buku, demikian pula halnya
dengan Santiago. Setahun bekerja di toko kristal dan melintasi gurun yang luas adalah ziarah yang panjang dan berat bagi dirinya. Santiago
berhadapan dengan hari-hari yang penuh gerutuan dari pemilik toko, Bahasa Arab yang asing, dan penolakan atas ide-idenya meskipun untuk
kebaikan toko itu sendiri. Di gurun ia menhadapi bahaya perang dan belajar berkomunikasi dengan onta bahkan dengan angin. Namun,
Santiago yakin sebagaimana ia mampu menaklukkan toko kristal dengan mengubah toko kecil yang tidak laku menjadi toko kristal yang
besar dan menghasilkan banyak uang, mampu menguasai Bahasa Arab, maka ia pun akan mampu menaklukkan dunia.
Sama seperti Paulo, Santiago bukanlah orang yang akan menjadi miskin dan tidak berguna jika tidak mengejar mimpinya. Paulo Coelho
adalah penulis terkenal, kaya dan punya istri yang mencintainya. Santiago sendiri setelah bekerja di toko kristal punya cukup uang untuk
membeli domba yang lebih banyak, surat izin mendatangkan barang dari Afrika yang memungkinkannya menjadi pedagang yang sukses.
Namun, keduanya tahu pasti akan ada yang kurang dalam hidup mereka. Mereka memutuskan tidak ada salahnya mencoba, berani
menuruti kata hati, mengambil tindakan yang penuh resiko. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam Sang Alkemis dikisahkan Santiago bepergian ke banyak tempat, tidak hanya karena ia memang seorang gembala yang melintasi
berbagai daerah untuk menggiring kawanan dombanya tetapi juga berkelana ke negara lain untuk mengejar mimpinya. Paulo dapat
menampilkan daerah-daerah tersebut dengan detail, baik itu bagaimana gambaran lokasinya, bagunan-bangunan yang ada di sana, tiupan angin
dan aroma udara di sana, gambaran fisik penduduknya, kebiasaannya, bahkan bagaimana jika seorang asing berada di sana. Kemampuan ini
tidak lepas dari bekal pengetahuan yang luas mengenai tempat-tempat yang pernah ia kunjungi, yaitu Meksiko, Eropa, dan Afrika Utara.
Diantara banyak tempat yang ia gunakan sebagai setting, Paulo secara khusus memakai gurun sebagai tempat yang paling banyak
mengambil peran dalam novel ini. Dalam sebuah wawancara Paulo menyatakan saat ia kecil memiliki buku yang sangat berkesan, yaitu
The Arabian Night. Ketertarikannya pada buku ini ia tuangkan kembali
dalam Sang Alkemis, dimana kita menemukan Paulo mengupas kehidupan orang Arab di gurun dengan perang antar suku, adat-
istiadatnya, dan kehidupan di oasis. Pengalaman Paulo tumbuh dalam keluarga yang patrilineal.
Otoritas seorang ayah yang besar dalam hidup Paulo juga sangat mempengaruhi cerita dalam novelnya. Dalam Sang Alkemis, kehidupan
patrilineal juga dianut oleh para suku di gurun, dimana para wanita diposisikan sebagai fihak yang menunggu, dan para pria adalah tulang
punggung keluarga
yang mencari
nafkah, dan
berperang mempertahankan wilayah kekuasaan mereka.
Paulo beberapa kali mengangkat sosok pria yang lebih tua dalam novel ini, yaitu ayah Santiago yang ingin anaknya menjadi biarawan,
raja tua Melchizedek, pemilik toko kristal di Tangier dan Sang Alkemis sendiri yang menuntunnya menuju Piramida. Kehadiran tokoh-tokoh ini
memegang peranan penting, sama seperti banyak pria yang juga memiliki peran penting dalam kehidupan Paulo, termasuk ayahnya
sendiri yang sangat menginginkan ia menjadi seorang insinyur. Melchizedek yang tampil sebagai raja tua misterius yang pada akhirnya
berhasil meyakinkan Santiago untuk terus melanjutkan perjalanannya, merupakan gambaran pria yang menghampirinya, yang hadir dalam
penglihatan yang ia alami di kamp konsentrasi di Dachau, Jerman. b. Kaitan Kehidupan Paulo Coelho dengan Novel-novelnya yang Telah
Diterbitkan di Indonesia. Tentu saja tidak semua sisi kehidupannya sebagai manusia ia
tuangkan dalam Sang Alkemis. Buku lain yang memiliki tema berbeda adalah jalan bagi Paulo untuk mengungkapkan sisi lain dari dirinya.
Oleh karena itu, kita akan melihat tema-tema apa saja yang muncul dalam buku-bukunya dan pengalaman hidup apa saja yang ia
kembangkan dalam hasil karyanya. The Pilgrimage
adalah buku pertamanya yang menjelaskan pengalaman Paulo selama menjalani ziarah Road to Santiago. Paulo
menyadari selama ini ia telah mengabaikan mimpinya menjadi seorang penulis novel, dan ia juga belajar untuk lebih menjalani tiap hari dengan
memanfaatkan waktu yang ada dengan melakukan hal-hal yang berguna. Kehidupannya sebagai orang biasa telah berubah semenjak ia
mengikuti ziarah tersebut. Sebagai seorang Katolik, Paulo juga menampilkan tokoh utama
yang beragama Katolik dalam novel-novelnya, diantaranya The Devil and Miss Prym, By the River Piedra I Sat Down and Wept
, dan The Zahir.
Dalam By the River Piedra I Sat Down and Wept, agama Katolik dikupas lebih dalam. Ini dapat dilihat dari bagaimana Paulo mengupas
keberadaan Katolik Kharismatik, bahasa roh, dan Bunda Maria. Selain menampilkan tokoh utama yang beragama Katolik, Paulo juga secara
berani mengisahkan kehidupan Elia yang dikenal sebagai nabi besar dalam Alkitab di novelnya, The Fifth Mountain.
Tema keluarga yang ingin anaknya menjadi sama dengan orangtuanya, baik itu profesi maupun pemikiran mendapat tempat pada
beberapa tema novel Paulo Coelho. Dalam Veronica Decides to Die, Paulo mengisahkan bagaimana Eduard dimasukkan oleh ayahnya yang
seorang duta besar ke RSJ karena hendak menjadi seniman. Dengan Veronica Decides to Die,
Paulo mendapat banyak perhatian dari publik. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tanggapan dari pembacanya
yang menyatakan memiliki pengalaman yang sama seperti kisah yang ia tuturkan dalam Veronica Decides to Die. Novel ini menggugah
masyrakat sehingga Kongres Brazil menetapkan hukum yang melarang kesewenang-wenangan dalam perawatan di rumah sakit. Seperti yang
telah dijabarkan di atas, Paulo pernah dianggap mengalami gangguan jiwa
oleh orangtuanya
sendiri sehingga
dimasukkan ke
RSJ. Pengalaman Paulo selama menempati RSJ kembali ia tuangkan di novel
ini. Dalam novelnya The Zahir, Paulo mengisahkan kehidupan
seorang pria yang kalut karena ditinggal oleh istrinya. Tentu saja pembaca setianya yang pernah membaca biografi dan wawancara-
wawancara Paulo, akan menyadari bahwa di buku ini Paulo mengungkapkan banyak sekali bagian dari dirinya meskipun buku ini
bukan sebuah otobiografi. Tema-tema yang banyak muncul di buku-bukunya adalah mengenai
orang yang mengejar mimpi, orang yang berani mencoba sesuatu yang baru meskipun tampak mustahil dan tidak semua orang mendukung apa yang ia
lakukan. Tokoh Nabi Elia dalam The Fifth Mountain yang dikejar dan akan dibunuh di negerinya sendiri, yaitu Israel karena menyampaikan pesan dari
Tuhan. Namun, karena isteri Raja Israel pada saat itu adalah seorang penyembah berhala maka keberadaan Elia sebagai perantara Tuhan dianggap
sebagai ancaman. Elia yang hampir pesimis dengan tugas perutusannya sebagai nabi akhirnya mampu menyelesaikan tugasnya meskipun harus
melewati banyak penderitaan. Tokoh Nona Prym dalam The Devil and Miss Prym
adalah gambaran seorang wanita desa yang ingin keluar dari kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
desanya, meskipun penduduk desanya sendiri menganggap kehidupan di desa mereka adalah kehidupan yang sempurna dan tenang, bahkan para pendatang
dari kota ingin menetap di sana karena kota kecil tersebut sangat tenang, jauh dari kebisingan seperti di kota besar. Dalam Veronica Decides to Die,
dikisahkan seorang anak duta besar yang dianggap menderita schizophrenia, yaitu gangguan pada kehidupan emosional dan afektif Chaplin, 2002,
karena sangat menyukai melukis dan mengatakan telah melukis surga. Anak duta besar tersebut tidak begitu saja menyerah dengan keinginan orang tuanya
yang sangat tidak setuju dengan minat seninya. Ia terus melukis meskipun pada akhirnya itu membawanya masuk ke dalam RSJ.
Dari semua tema yang Paulo munculkan dalam hasil karyanya tampak Paulo sangat percaya pada sisi positif manusia, kemampuan untuk
berkembang lebih baik, bahkan mencapai mimpinya, asal mau berjuang, bekerja keras, dan keluar dari area nyaman yang selama ini telah dia tempati.
Paulo juga sangat menekankan pentingnya mendengar suara hati karena suara hati selalu mengatakan yang benar dan membimbing manusia untuk hidup di
dunia sesuai dengan kehendak Tuhan. Paulo juga menekankan tidak perlu takut untuk berjuang karena alam sendiri akan membantu manusia yang
berjuang mencapai mimpinya. c. Karya-karya yang telah dihasilkan oleh Paulo Coelho dalam santjordi-
asociados.com adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 The PilgrimageThe Diary of Magus
1987, ini adalah buku pertama yang merupakan hasil kerja keras Paulo dengan mengambil tema
ziarah yang telah ia lakukan. 2
The Alchemist 1988, sebuah kisah perjuangan seorang anak gembala
untuk mewujudkan mimpinya, meskipun itu terdengar mustahil bagi kebanyakan orang.
3 Brida
1990, cerita nyata tentang seorang wanita yang bernama Brida O’Fern dan perjalanannya melewati tradisi penyembah berhala Wicca.
Buku ini juga membawa pesan bahwa cinta adalah satu-satunya jalan untuk menjembatani jalan menuju dunia spiritual. Cinta membuat kita
menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. 4
The Gift 1991, Paulo menulis tentang bakat yang dibawa oleh setiap
orang dalam dirinya. 5
The Valkyries 1992, buku ini membawa pesan yang sangat kuat
mengenai memaafkan masa lalu kita dan percaya pada masa depan kita. 6
Maktub 1994, merupakan kumpulan cerita bijaksana dari berbagai
budaya. Menurut Paulo Maktub bukan sebuah buku nasihat melainkan buku yang berisi pertukaran pengalaman.
7 By the River Piedra I Sat Down and Wept
1994, di buku ini Paulo mengeksplorasi sisi feminimnya.
8 The Fifth Mountain
1996, kisah perjuangan seorang nabi besar bernama Elia yang ditolak di negerinya sendiri dan berusaha sekuat
tenaga menjalani tugas perutusannya sebagai nabi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 The Manual of the Warrior of Light
1997, sebuah kumpulan pemikiran filosofis yang menolong kita menemukan bahwa dalam diri kita terdapat
keberanian untuk berjuang. Buku ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang membutuhkan peneguhan dalam perjuangan hidup di
dunia. 10 Love Letters From a Prophet 1997, dalam buku ini Paulo
mengungkapkan siapa yang berdiri di belakang Kahlil Gibran, seorang penulis termasyur di dunia yang oleh Paulo disebut The Prophet.
Menurut Paulo, Kahlil Gibran telah membantu banyak orang untuk menemukan diri mereka yang otentik. Dengan meneliti korespondensi
Kahlil Gibran dengan kekasihnya Mary Haskell, Paulo menemukan apa yang menjadi inspirasi The Prophet dalam menghasilkan karya-karyanya
yang indah. 11 Veronica Decides to Die 1998, kisah seorang wanita muda yang
memutuskan untuk bunuh diri dan dimasukkan ke RSJ. Buku ini juga mengungkap bagaimana penghuni RSJ diperlakukan oleh dokter,
perawat, dan keluarganya. 12 The Devil and Miss Prym 2000, buku yang menuturkan kehidupan
seorang wanita muda yang ingin keluar dari desanya dan harus berhadapan dengan setan dan malaikat yang selalu ada di sisinya.
13 Eleven Minutes 2003, sebuah buku yang menuangkan pandangan Paulo Coelho mengenai seks.
14 The Zahir 2005, kisah seorang suami yang ditinggal istrinya yang menemukan dan mempelajari banyak hal dalam usaha menemukan
istrinya. 15 Be Like the River Flow 2006, buku ini merupakan kumpulan dari
tulisan-tulisan Paulo yang telah diterbitkan di surat kabar dan majalah di seluruh dunia. Buku ini berkisah tentang perjalanan hidup Paulo, cerita-
cerita yang pernah ia ungkapkan, refleksi Paulo untuk setiap moment yang ia lalui dalam ‘sungai’ kehidupannya.
Paulo juga menulis buku edisi khusus untuk anak sekolah yaitu: 1 The Alchemist 2003, buku ini dibuat untuk siswa yang berusia 14
sampai 17 tahun. Novel edisi khusus ini disertai buku latihan untuk siswa dan buku panduan untuk guru. Ada latihan dan pertanyaan yang
dibuat berdasarkan novel yang berbeda untuk setiap negara. 2
Veronica Decides to Die 2004, edisi sekolah untuk Veronica Decides
to Die secara khusus dibuat untuk guru dan siswa yang berumur 14
sampai 17 tahun. Novel ini disertai panduan membaca yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan aktivitas dengan tujuan untuk membantu siswa
memahami novel ini. 3
On the Seventh Day 2004, buku ini merangkum tema yang terkandung
dalam trilogi novel yang telah ia terbitkan, yaitu By the River Piedra I Sat Down and Wept, Veronica Decides to Die,
dan The Devil and Miss Prym.
Dengan mengaitkan ketiga cerita ini Paulo percaya bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesempatan datang dalam waktu yang singkat. Novel ini mengajak pembacanya menguji keberanian, dan kemauan beradaptasi.
Buku anak-anak yang ditulis oleh Paulo adalah: 1
The Genie and the Roses 2004, merupakan kumpulan 24 dongeng
popular yang biasa diceritakan oleh orangtua kepada anak-anaknya. 2
Father, Sons and Grandsons 2001, dalam buku ini terdapat
kegembiraan, cerita-cerita yang dramatis dan luar biasa. Cerita yang disajikan berasal dari legenda tradisional dan dongeng dari berbagai
kultur. Termasuk cerita-cerita yang didasari pengalaman pribadi Paulo Coelho.
Paulo juga menulis sebuah buku seni yaitu: 1
Revived Paths 2005, buku ini berisi faksimil dari 40 manuskrip Paulo
Coelho, ilutrasi dengan serigraphies oleh istrinya, Christina Oiticica. Buku biografi Paulo Coelho adalah:
1 The Survivor Provisional Title The Story of Paulo Coelho by
Fernando Morais 2006. Buku ini ditulis oleh Fernando Morais, salah
satu dari penulis biografi Brazil yang paling penting di kawasan America Latin. Morais terkenal dengan bakat dan kepekaannya dan
telah menjadi jurnalis sejak 1961. Morais menggali kehidupan Paulo dengan menemani Paulo dalam turnya dan mewawancarai orang-orang
yang berada di sekitar Paulo dari tahun 50an sampai tahun 2000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mereka termasuk mantan pacar, mantan istri, polisi yang terlibat dalam penahanan politiknya, dan dokter yang memberinya electocompulsive
therapy. 2
Paulo Coelho: The Confession of a Pilgrim 1996. Buku ini ditulis
oleh Paulo Coelho sendiri. Ia menawarkan pembaca kesempatan untuk menemukan cerita tentang kehidupan yang menginspirasi dan dramatik.
Para kritikus buku di Brazil dalam wikimedia.org, mengatakan karya- karya Paulo berusaha untuk mengerjakan pertanyaan fundamental yang
berkaitan dengan kondisi manusia, seperti kebaikan melawan kejahatan, kegembiraan dan keputusasaan, juga terang dan gelap. Karya-karya Paulo
tidak lepas dari kritik. Para kritikus juga mengatakan Paulo sebagai pengarang yang bekerja terlalu simpel dan menghasilkan buku yang sama
seperti self-help book. Beberapa bahkan menyebut novel-novelnya komersial dan berorientasi pada pasar.
1. Sinopsis
Santiago adalah seorang gembala muda dari Andalusia, sebuah daerah dengan padang rumput yang luas di Spanyol. Pada saat berjalan bersama
domba-dombanya melintasi padang rumput ia mengalami mimpi yang sama. Mimpi itu terjadi setiap kali ia dan domba-dombanya bermalam di sebuah
gereja tua yang hampir rubuh dengan pohon sikamor yang sangat besar tumbuh di sakristinya. Mimpi itu bercerita tentang harta terpendam yang akan
ia temukan di Piramida. Rasa penasaran mendorong Santiago untuk menanyakan arti mimpi tersebut kepada seorang wanita gipsi penafsir mimpi.
Wanita itu mengatakan bahwa Santiago harus mencari harta tersebut ke Piramida di Mesir. Mendengar hal itu Santiago merasa semakin yakin bahwa
itu hanyalah sebuah mimpi tanpa arti. Terlebih karena Mesir terletak di Afrika yang merupakan negeri asing.
Di tengah keraguannya Santiago bertemu dengan Melchizedek, seorang raja tua misterius dengan pakaian bertabur batu mulia yang pada awalnya
sangat mengganggu dirinya. Namun, raja tua ini mampu melakukan hal-hal ajaib dan meyakinkannya bahwa mimpi itu adalah legenda pribadinya, mimpi
yang harus ia wujudkan karena itu akan membuatnya bahagia. Melchizedek sebagai utusan Tuhan yang mengemban tugas meneguhkan
langkah setiap orang yang ingin mencapai legenda pribadinya. Ia membekali Santiago dengan pengetahuan tentang alam, kepekaan terhadap pertanda dan
dua batu yang akan membantunya mengambil keputusan. Dua batu yang diberikan Melchizedek disebut Urim untuk yang berwarna hitam, dan
Thummim untuk yang berwarna putih. Kedua batu ini boleh digunakan oleh Santiago jika ia tidak bisa membaca tanda-tanda. Batu hitam berarti iya,
sedangkan batu putih berarti tidak. Keputusan untuk pergi ke Mesir tidaklah mudah bagi Santiago karena ia
harus meninggalkan pekerjaannya sebagai gembala yang sangat ia cintai. Menjadi gembala adalah pilihannya sendiri, menentang keinginan ayahnya
yang ingin agar ia menjadi pastur. Itu juga berarti dia harus meninggalkan domba-domba
yang telah
mengajarkan banyak
hal dan
melupakan perjumpaan dengan gadis pujaannya yang telah ia nantikan. Pergi ke Mesir
berarti ia akan berada di tempat baru yang asing, dan harus berjuang sendiri untuk menemukan hartanya. Namun, Melchizedek dengan kepiawaiannya
mampu memberikan semangat dan keyakinan kepada Santiago untuk berani melakukan perjalanan panjang untuk mewujudkan Legenda Pribadinya. Ia
juga meyakinkan bahwa dalam mewujudkan mimpinya tersebut Santiago akan dituntun oleh pertanda yang merupakan petunjuk dari Tuhan sehingga ia
tidak akan kehilangan arah. Dalam perjalanannya menuju Piramida Santiago menghadapi beberapa
rintangan. Ketika baru melangkahkan kaki di Afrika, ia ditipu oleh penduduk setempat yang mengambil semua uangnya. Terdampar di negri orang tanpa
uang membuat Santiago pesimis akan tujuan awalnya datang ke Afrika. Ia merasa telah melakukan tindakan bodoh demi sebuah mimpi. Mau tidak mau
ia harus bekerja di toko kristal yang hampir bangkrut selama hampir setahun untuk mengumpulkan uang agar bisa kembali ke negerinya dan menjadi
gembala lagi, karena ia sendiri sudah kehilangan keyakinan mampu menemukan hartanya. Santiago bertambah pesimis setelah tahu bahwa
piramida itu terletak di Mesir yang ternyata terletak ribuan kilometer gurun dari Tangier, tempat ia berada sekarang. Bahkan jika ia ingin ke Mesir ia
harus bekerja keras di toko kristal karena biaya ke sana sangat mahal. Bekerja di toko kristal bukanlah hal yang mudah. Ia harus mengambil hati
pria tua yang memiliki toko tersebut, belajar Bahasa Arab dan berani mengutarakan ide yang nantinya membawa toko itu kembali ke masa jayanya.
Namun, pertanda tidak pernah diam. Meskipun ia telah bertekad akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan uang hasil bekerjanya di toko kristal untuk membeli lebih banyak domba dan kembali menjadi gembala, pertanda membawa dia
kembali untuk terus berjalan menemukan harta karunnya yang merupakan tujuan utama dari perjalanannya ke Mesir.
Dalam perjalanannya melintasi gurun yang penuh bahaya bersama rombongan
karavan, ia
bertemu dengan
seorang ahli
kimia yang
berkebangsaan Inggris. Pria ini bercerita tentang seorang pria di oasis yang mampu mengubah logam menjadi emas dan pria tersebut disebut sang
alkhemis. Pertemuannya dengan orang Inggris, perbincangannya dengan orang-orang Arab di karavan, kesunyian sepanjang perjalanan, bahaya perang
yang selalu mengintai, gurun yang terhampar luas seolah tanpa batas, justru memberi kekuatan baru bagi Santiago untuk meneruskan perjalanannya
mencari harta terpendam. Gurun ternyata mampu memberi banyak pelajaran berharga
bagi Santiago.
Melalui gurun
ia semakin
memperdalam kemampuannya untuk membaca pertanda, mempelajari bahasa gurun dan
bahasa buana. Sang alkemis yang dibicarakan oleh orang Inggris tadi tidak lain adalah pembimbing Santiago yang akan menularkan ilmunya sebelum
akhirnya Santiago sendiri akan berjuang untuk menyelesaikan pencarian harta karunnya.
Ketika rombongan karavan sampai di oasis, Santiago jatuh cinta dengan seorang gadis Arab yang bernama Fatima. Santiago mengetahui bahwa
Fatima adalah pasangan hidupnya begitu bertemu untuk pertama kalinya. Pada saat ia berada di oasis ia juga mengalami saat-saat yang kritis, ketika ia
mendapat tawaran menjadi penasihat oasis dikarenakan kemampuannya membaca pertanda bahaya. Kemampuannya ini membuatnya menyelamatkan
seluruh penduduk oasis. Tawaran untuk menjadi penasihat oasis juga berarti kesempatan untuk dapat segera mempersunting Fatima dan hidup serba
berkecukupan. Hal ini tentu saja dapat menjadi salah satu peristiwa yang mampu menghentikan langkahnya untuk mencapai legenda pribadinya.
Sementara itu pertemuan dan perkenalan dengan sang alkemis, membuatnya semakin memperdalam dan mengetahui banyak hal tentang pertanda, legenda
pribadi dan kapasitas yang sebenarnya dimiliki oleh setiap orang untuk mewujudkannya. Sang alkemis meyakinkan Santiago bahwa cinta tidak
pernah menjadi penghalang bagi seseorang untuk berjuang menggapai mimpinya. Justru cinta akan memberi semangat dan alasan bagi seseorang
untuk berjuang. Jika cinta itu sejati maka ia akan tetap berada di sana untuk menunggu, jika tidak maka cinta itu akan hilang.
Berkuda berdua bersama sang alkemis melintasi gurun merupakan perjuangan tersendiri bagi Santiago yang bergulat dengan hatinya. Santiago
merasa terkadang
hatinya adalah
penghianat, hanya
diam, terus
mengingatkannya pada Fatima dan tidak meneguhkan dirinya untuk mengejar mimpinya. Pergolakkan hatinya membuat Santiago belajar berkomunikasi
lagi dengan hatinya agar mampu mengatur langkahnya menuju mimpinya. Sang alkemis membimbingnya, menempatkan Santiago dalam posisi sulit
yang justru membuatnya mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mampu berbicara dengan Tuhan. Namun, Sang alkemis tidak menemaninya sampai
akhir perjalanan.
Ia membiarkan
Santiago menuntaskan
perjalanan menggapai legenda pribadinya seorang diri.
Pada saat Santiago berhadapan dengan Piramida, ia sangat gembira. Ia langsung menggali pasir berjam-jam berharap menemukan harta karun yang
telah ia cari dengan penuh perjuangan. Penggalian itu tampak sia-sia apalagi setelah ia dipukuli oleh sekelompok perampok. Pemimpin perampok itu
menertawakan Santiago setelah tahu bahwa ia menggali pasir untuk menemukan harta karun yang ia lihat di mimpinya yang berulang. Pria itu
mengatakan bahwa ia juga pernah mengalami mimpi berulang. Mimpi itu menggambarkan jika ia berkelana di ladang-ladang Spanyol mencari sebuah
gereja rusak yang dipakai gembala bermalam bersama domba-dombanya, dengan pohon sikamor yang tumbuh di tengah sakristinya dan menggali akar
pohon itu, maka ia akan menemukan harta terpendam. Pria itu kemudian melanjutkan bahwa ia tidak bodoh dengan menyebrangi gurun demi mimpi
yang berulang. Segera setelah berkata demikian para perampok itu menghilang.
Santiago tersenyum lega, pencariannya tidak sia-sia. Ia tahu dimana menemukan hartanya. Harta yang merupakan perwujudan legenda pribadinya,
yang akan melengkapi hidupnya dan membuatnya bahagia. Harta itu selama ini ada di dekatnya, di sebuah tempat yang tak asing baginya. Harta Santiago
yang sebenarnya adalah hatinya. Dengan mendengarkan hatinya ia mampu melakukan apa saja, bahkan hal yang paling sulit sekalipun. Hatinyalah yang
menuntun Santiago menemukan harta karun yang selama ini dicarinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI